"Iya, kamu akan menjadi putri kecil Papah selamanya kalau ada seorang pangeran berkuda pun Papah akan selalu menjadi yang pertama untukmu," balas ucapan Papah Reyhan yang menyambut dekapan tubuh sang putri, ia begitu menyayangi dan mencintai cinta keduanya setelah sang istri
"Sekarang kamu tidur besok ada jadwal kuliah pagi kan?" tanya Papah Reyhan yang tahu kegiatan sehari-hari putrinya termasuk nongkrong dan balapan yang sedang putrinya lakukan, ia membiarkan itu semua tapi ia menyewa seseorang untuk memantau apa saja yang di lakukan oleh putrinya.
Aluna pun mengangguk dan tersenyum manis pada Papahnya, ia yang selalu dekat membuat Aluna senang karena tak ada larangan melainkan hanya sebuah pesan dan ketegasan jika Aluna melangkah lebih jauh dalam kebebasan yang ia berikan. Tapi Aluna selalu mengingat semua pesan dan larangan untuknya jika Papahnya sudah turun tangan.
Papah Reyhan pun menguraikan pelukannya dan mencium kening putrinya itu sebelum ia keluar dari kamarnya. Ia begitu lelah dan ingin segera beristirahat karena besok ada meeting dengan rekan kerjanya di luar kota.
Ceklek...
Papah Reyhan membuka pintu dengan pelan, ia tak ingin mengganggu belahan jiwanya yang pasti sudah terbuai mimpi. Tapi dugaannya salah, ia melihat istrinya itu sedang duduk menunggunya.
"Belum tidur, Mah?" tanya Papah Reyhan yang menghampiri istrinya itu.
Mamah Mentari menggelengkan kepalanya, ia ingin bertanya dan ingin tahu tentang putrinya itu. Aluna lebih terbuka dengan suaminya di bandingkan dengannya, mungkin karena sang suami tak pernah melarang di bandingkan dengannya. Aluna tak pernah membenci atau pun tidak suka dengan sikap Mamahnya ia hanya lebih dekat dengan Papahnya sejak kecil.
"Gimana, Pah?" tanya Mamah Mentari yang penasaran, ia lebih memilih mencari tahu dari suaminya dari pada bertanya langsung pada putrinya tersebut. Karena Aluna akan beralasan apapun dari pada terbuka dengannya.
"Gak usah khawatir ya, Mah. Papah selalu memantau keseharian Aluna jadi Mamah tak perlu cemas ya," jawab Papah Reyhan yang tahu jika sang istri begitu khawatir dengan kelakuan putrinya itu yang terlalu berlebihan dan itu membuat seorang ibu cemas dengan keadaan putrinya itu.
Mamah Mentari pun membuang napasnya dengan perlahan, ia hanya bisa lakukan itu untuk mengurangi kecemasan jadi seorang ibu untuk anaknya. Ia ingin seperti anak gadis pada umumnya dan menjadi kebanggaannya.
Papah Reyhan pun memeluk istrinya dari samping dan mengecup pipinya, ia tenangkan pikiran istrinya yang sedang khawatir pada putrinya itu.
"Papah juga tak akan membiarkan putri kita terluka sedikitpun dan tak akan ada yang bisa menyentuhnya. Aluna adalah putri kecil kita yang berharga, Mah. Jadi, Mamah tak usah cemas ya," ucap Papah Reyhan lagi, ia selalu menenangkan istrinya dari kegelisahan yang istrinya rasakan.
Mamah Mentari pun mengangguk dan mempercayakan itu semua pada suaminya, dan ia percaya jika suaminya itu tak mungkin terjadi pada putri satu-satunya hasil buah cintanya itu.
.
.
.
Di dalam kamar, Aluna merebahkan tubuhnya lagi dan melihat ponselnya lagi yang ia sempat tertunda dengan kedatangan Papahnya itu. Ia membuka lagi pesan dari temannya itu yang tak lain adalah Hesti.
[Lun, gimana? Doni ngajak kamu balapan lagi besok malam, gantikan yang kemarin, gimana?]. pesan dari Hesti membuat Aluna merasa bingung, ia tak tahu harus berbuat keputusan apa untuk ajakan dari seorang pria yang selalu terobsesi dengannya. Lagi lagi Aluna selalu mengalahkan pria itu dalam balapan yang ia itu tantang.
Pria yang bernama Doni tersebut yang terobsesi padanya karena penolakan yang Luna berikan padanya.
[Gimana besok saja,] balas Aluna, ia pun menyimpan ponselnya di atas nakas dan mulai memejamkan matanya.
.
.
.
"Mamih serius mau jodohkan Revan sama gadis itu?" tanya Tuan Raditya yang penasaran dengan apa yang di katakan oleh istrinya itu di rumah rekan kerjanya itu.
"Iya, emang kenapa?" jawab Mamih Rembulan dan bertanya lagi pada suaminya itu.
"Gak ada apa-apa, Mih. Tapi Revan mau gak? Kelihatan Revan tak suka sama gadis itu, Mih." jawab Tuan Raditya pada istrinya itu. Ia tak ingin memaksakan kehendak putranya jika tak suka pada gadis tersebut.
.
.
.
.
.
.
.
Mana mungkin, Pih. Gadis itu cantik, sopan, baik dari keluarga terpandang juga. Terus kurangnya apa coba dari gadis itu???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Azzura 🌸
Wkwkwk gk tahu aja bar bar nya kaya apa
2023-10-01
0
Ros Diana
biarkan mereka saling mencintai🙏🙏
2023-07-09
0