"Enak saja, kamu harus tanggung jawab karena sudah bikin aku malu," sahut pria itu yang masih mencekal pergelangan tangannya.
Aluna tak menghiraukan ucapan pria itu ia malah melirik kearah di mana temannya itu sedang mengejarnya dan sebentar lagi akan sampai padanya. Mau tak mau pun Aluna melakukan itu pada pria itu.
"Aw," pekik pria itu sedang kesakitan karena ia di gigit di bagian tangannya.
Aluna pun memanfaatkan kondisi tersebut dan ia pun segera kabur dari hadapan pria itu untuk menghindari amukan temannya itu.
"Dasar cewek aneh," umpat pria itu sambil memegang tangannya.
Hesti yang baru datang dengan napas yang tersengal karena mengejar temannya itu yang tak punya akhlak itu.
"Ngapain di lepaskan sih, susah tuh dapat dia lagi," omel Hesti yang memandang kearah dengan di mana temannya sudah berlari dengan jauhnya.
Revan pun melihat kearah di mana seorang wanita juga yang ia baru kenal mengomel tak jelas.
"Apa urusanku?" ucap Revan yang menatap cewek itu.
Hesti pun melirik kearah pria itu dan ia begitu kaget dan kagum dengan sosok pria yang baru ia lihat.
"Masya Allah, ganteng banget." puja Hesti yang tak berkedip saat melihat pria tampan yang ada di hadapannya sekarang. Ia pun lupa dengan temannya itu dan fokus pada pria ini.
Revan pun mengernyitkan dahinya lalu meninggal cewek tersebut. Baru pertama kalinya ia menginjakkan kakinya untuk meneruskan studinya di universitas ini. Tapi yang ia dapatkan adalah malu dan wibawa sebagai seorang pria dingin itu harus sirna gara-gara seorang gadis yang ia tak kenal.
Lain dengan Hesti ia masih terdiam dan memandang ciptaan Tuhan yang sempurna itu, ia baru melihatnya dan mungkin dia adalah mahasiswa baru di kampus ini.
Beberapa detik pun ia tersadar saat bayangan pria itu telah hilang dari pandangannya dan baru menyadari jika ia sedang mengejar temannya itu.
"Astaghfirullah, baru ingat kan jika aku lagi mengejar setan kecil." gurutu Hesti yang mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan temannya itu.
.
.
.
Di tempat lain, Aluna mengoptimalkan detak jantungnya yang berdetak dengan cepat. Ia berlari menghindar amukan dari temannya itu membuat ia kehausan.
"Aus banget," ucap Aluna yang menelan ludahnya karena tenggorokan begitu kering.
"Mau minum?" tawar seseorang yang entah itu siapa? Tapi, ia pun mengambil dan meminumnya tanpa melihat seseorang yang telah memberikan.
Minuman rasa jeruk itu pun menyegarkan tenggorokannya dan memberi sensasi yang sejuk saat ini ia sedang kehausan.
"Aus banget ya?" tanya pria itu yang sedang memperhatikan Aluna lagi minum.
"Hem," jawab Aluna dengan berdehem. Ia pun terdiam saat ia mengenal suara tersebut bagai tak asing di telinganya.
Aluna pun menoleh sedikit demi sedikit untuk melihat orang yang telah memberikan minuman tersebut pada dirinya dan betapa kagetnya ia melihat sosok pria yang barusan ia tabrak.
"Astaghfirullah," sahut Aluna yang menjatuhkan minuman itu, rasa kaget yang luar biasa.
"Kenapa?" tanya pria itu.
Aluna pun menggelengkan kepalanya dan tersenyum manis untuk mencari cara agar ia bisa kabur dari hadapan pria itu. Namun idenya yang ingin kabur darinya pun pria itu sudah mengetahuinya dan menarik tas yang sedang gadis itu pakai.
"Mau lari kemana?" tanya pria itu yang tak lain adalah Revan.
"Aku kebelet, pengen pipis." alasan Aluna agar terhindar dari pria itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan banyak alasan, dan jangan lari dari tanggung jawab...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Ros Diana
boleh juga😄😄😄🙏🙏🙏
2023-07-08
0