Prince berdiri dengan cemas di luar mobilnya yang parkir di salah satu taman di daerah perumahan Isma. Dia menunggu dengan cemas, takut Isma tidak akan pernah datang untuk menemuinya.
Tapi, dugaannya dan kecemasannya berubah menjadi senyum kebahagiaan begitu matanya menangkap sesosok gadis bergaun pengantin putih berlari kearahnya dengan senyum dan air mata menghiasi wajahnya.
Makeup Isma tidak luntur hanya karena air mata. Tapi, eye liner di bagian bawah matanya mencair, menetes bersmaan dengan air mata. Hingga membuat bagian bawah matanya terlihat hitam.
"Bos… saya mencintai Bos." Ucapnya spontan begitu tiba di hadapan Prince. Isma mengungkapkan perasaanya dengan napas yang masih terengah-engah.
"Bawa saya pergi kemanpun, asal bersama bos saya tidak akan protes ataupun menghindar lagi."
Mendengar perkataan Isma, Prince merasa sangat bahagia. Ingin rasanya dia merangkul tubuh Isma kedalam pelukannya. Namun, Prince sadar Isma bukan perempuan sembarangan yang bisa dia sentuh tanpa ada ikatan yang halal.
Pikiran Prince mendadak berperang, antara membawa Isma pergi dengannya. Atau mengantar Isma kembali ke pernikahnnya.
'Oh my God. I love her so much. Tapi, aku tidak mau membuat Isma buta hanya karena cinta. Dia wanita terhormat, aku tidak boleh menjadikannya wanita yang terobsesi dengan cinta.' Ucapnya dalam hati.
"Bos… kenapa hanya diam?" Tanya Isma heran saat melihat perubahan raut wajah Prince yang tadinya bahagia, mendadak berubah sendu.
"Pulanglah Is. Aku tidak bisa menikahimu."
Ucapan itu seperti bom waktu yang mendadak meledak dan memporak-porandakan hati Isma. Senyum kebahagiaan itu berubah menjadi perasaan emosi, tidak terima, kecewa, sedih dan juga ribuan pertanyaan muncul di kepalanya.
"Kenapa? Apa aku membuat kesalahan?" Tanya Isma gemetar.
"Tidak, Is. Hanya saja aku berubah pikiran. Aku tidak akan pernah pindah agama." Ucap Prince begitu saja.
Sebenarnya Prince sendiri bingung dengan perasaannya. Hatinya terasa sakit terlebih saat melihat air mata jatuh dari pelupuk mata gadis yang amat sngat di cintainya itu.
"Kamu bilang kamu akan menikahiku. Kamu bilang kamu siap pindah agama demi aku. Tapi… apa maksud semua ini. Kenapa kamu berhenti bahkan saat kamu belum mencoba. Apa… apa… hanya sebatas ini pengorbananmu?"
Isma mengatakan semua itu dengan sekuat tenaga yang masih tersisa. Kaki Isma terasa lemas, hingga dia terduduk begitu saja di tanah. Sedangkan Prince hanya diam. Dia menahan segala perasaan sedih dan juga sakit di dadanya. Dia tidak ingin Isma mengetahui semua itu.
"Jika tolak ukurmu mengenai cinta adalah pengorbanan seorang yang rela mati demi cinta. Maka itu bukan cinta, tapi obsesi, nafsu."
Prince mengucapkan kata itu dengan tegas. Dia ingin Isma membuka pikirannya. Dia ingin Isma lebih rasional dalam mengartikan cinta.
"Kamu sendiri yang bilang, kamu sangat mencintaiku. Kamu bahkan mengatakan akan menikahiku." Ucap Isma terisak. Tangisnya masih belum usai.
"Aku belum siap pindah keyakinan Isma. Aku masih sangat percaya pada Tuhanku, sama halnya dengan kamu yang sangat yakin akan Allah Tuhan-mu."
"Kalau begitu, aku saja yang…" Ucapan Isma terhenti. Prince menghempaskan HP-nya tepat di hadapan Isma. Bahkan hampir mengenai Isma.
"Pergilah, menikahlah dengan pria sholeh pilihan orangtuamu. Aku tidak mau menikahi perempuan yang mudah goyah dengan keyakinannya." Bentak Prince dengan amarah yang menggebu namun masih ditahannya.
Dan tanpa mempedulikan tangis Isma, Prince pun pergi meninggalkan Isma yang masih menangis.
Isma terus menangis terisak. Dia terus beristighfar memohon ampun atas apa yang hampir di ucapkannya beberapa menit yang lalu.
"Astaghfirullah hal'azim. . . Ampuni aku ya Allah." Air matanya bercucuran semakin deras.
Dengan sekuat yang dia bisa, perlahan Isma mulai bangkit. Kakinya mulai melangkah perlahan. Dia memutuskan untuk kembali ke pernikahan. Mungkin memang beginilah takdirnya. Apapun yang terjadi nantinya, Ia akan menerima segala konsekuwensinya.
Sementara Isma melangkah menuju rumahnya. Di rumahnya, semua tamu undangan, keluarga dan juga Randy dikagetkan dengan kedatagan seorang wanita cantik berwajah arab. Wanita itu memakai pakaian serba tertutup namun, pakaian itu tidak lagi bisa nenyembunyikan bentuk perutnya yang menonjol besar.
Wanita itu berdiri di depan pintu rumah Isma. Matanya menatap tajam wajah Randy. Tangannya terus mengelus perut besarnya yang sepertinya sudah berusia tujuh sampai delapan bulanan.
"Bilqis…??" Ucap Randy bingung.
Dengan langkah cepat Randy menghampiri wanita bernama Bilqis itu. Sebentar di tatapnya wajah wanita itu, lalu beralih pada perutnya. Dan air mata Randy menetes, rangkulan hangatpun diberikannya untuk wanita itu.
"Maafkan aku... maafkan aku… maafkan aku…" Ucapnya sambil menangis dan mencium kening wanita itu.
Semua mata tertuju pada mereka. Abi dan Umi menyaksikan itu serasa tengah dipermainkan oleh keluarga besar Kiai. Kenapa mereka ingin menikahkan Randy dengan Isma, saat Randy sendiri sudah menikah.
"Nak Randy… apa maksud semua ini?" Tanya Abi
Randy terdiam. Digenggamnya erat tangan Bilqis. Sebentar Randy menatap wajah kedua orangtuanya.
"Ini Bilqis. Dia istri sah saya yang saya nikahi di Mesir. Kami telah menikah selama du tahun." Jawab Randy tegas tanpa ragu ataupun takut.
Pengakuan Randy membuat semua orang terdiam. Abah merasa sangat emosi dan seakan tidak kuat lagi menapakkan kakinya di bumi. Sedangkan Umi hanya terdiam. Dia diam, tapi matanya menatap jauh ke depan. Tatapan itu tertuju pada Isma.
Isma sudah berdiri di depan rumahnya sejak Randy mengakui siapa wanita dalam dekapannya itu. Air mata Isma yang tadinya sudah tumpah, kini kembali tumpah. Isma menatap raut wajah Abi dan Umi yang terlihat sangat kecewa.
"Ternyata hari ini adalah hari yang penuh dengan air mata" Ucapnya sangat pelan.
Kemudian, tubuh Isma tumbang. Dia jatuh tergeletak di tanah. Kesadarannya menghilang. Isma pingsan di hadapan semua tamu undangan yang datang.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
coffee vanilla
serasa lemes lunglai thor baca nya😭😭😭🥺🥺🤣🤣😩😩😩
2022-02-22
2
ferisa baroatin
dia aduk aduk perasaan..sedih bahagia kdng pen ikut nangis kdng ketawa sampe skit perut
2021-03-22
2
Afseen
waah randy berniat poligami diam2, dasar brngsk
2021-02-25
2