Tap, tap, tap…
Suara langkah kaki seorang pria tinggi menggema dikoridor kantor lantai 8, dia berjalan dengan langkah keren bak model. Tampilannya sangat rapi seperti CEO di drama Korea. Dia terus melangkah sambil menebarkan senyumnya pada setiap karyawan cewek yang ditemuinya.
"Stttoooopppp…" Teriak Rina sambil menghadang Pria itu.
Langkah keren itu berhenti mendadak. Ditatapnya wajah Rina, lalu selangkah demi selangkah dia semakin mendekat. Sedangkan Rina hanya diam saja. Sebenarnya dia terpesona oleh ketampanan pria asing itu.
"Hey girl, you look so cute. I like you." Bisik pria itu di telinga Rina.
Suara pria itu terdengar merdu di telinga Rina, membuatnya semakin terpesona dan melupakan bahwa pria tampan itu telah melangkah jauh melewatinya.
"OMG…" Teriaknya begitu sadar dan melihat pria asing itu telah mendekati pintu ruangan Bos.
"Berhenti… tolong berhenti…" Teriak Rina dengan terus berlari mengejar pria itu.
Pria itu menoleh kearah Rina, lalu tersenyum mengejek Rina yang gagal menghentikannya. Pria itu pun akhirnya membuka pintu ruangan Bos, dan begitu pintu terbuka barulah Rani tiba.
"Hai, sayang…" Sapa pria itu pada Prince dengan melambai centil bak seorang wanita.
Rina yang menyaksikan itu pun merasa geli. 'Keren… tapi kok seperti cewek…' Batinya.
"Maaf Bos, saya terlambat mencegah Pria ini." Sela Rani.
Prince menatap Rina dan Pria itu bergantian.
"It's ok. Saya kenal dia. Kamu boleh keluar."
"Baik Bos."
Rina melangkah keluar, tapi sebelum itu dia menoleh kebelakang dan melihat Pria itu dan Prince berpelukan amat erat layaknya sepasang kekasih yang melepas rindu setelah sekian lama terpisah.
'Gak mungkin, wuaaahhh….' Batinnya.
Lalu Rani pun mengambil langkah cepat dan pergi meninggalkan Prince dengan Pria asing itu.
Begitu Rina menghilang, Prince segera melepas pelukan.
"Long time… I miss you." Ucap Pria itu.
"You miss me? Really?"
"Yeah."
Prince mengalihkan pendangannya, dia menatap jauh keluar menembus tembok kaca ruangan.
"So, kenapa baru muncul sekarang?" Tanya Prince dingin.
"I am sorry. So busy…" Melangkah mendekati Prince.
"I fall in love." Ucap Prince singkat.
Pria pemilik nama Hendra itu tersenyum mendengar pengakuan Prince. Perlahan dia mendekat hingga berdiri berdampingan di sebelah Prince.
"Who is she? Is she beauty?"
"Sangat… I really love her. But…"
Prince menghentikan ucapannya. Dipegangi dadanya yang mendadak terasa sesak. Ada kepedihan dan kerinduan di sana yang membuatnya merasa semakin sakit dan tersiksa.
"But…" Ulang Hendra.
"Hari ini dia menikah dengan pria pilihan orangtuanya."
"So, kenapa loe masih di sini, hah? kejar dia, kalau perlu batalkan pernikahan itu." Ucap Hendra dengan begitu antusiasnya.
"No. Percuma. Lagi pula dia seorang muslim. Dia tidak akan pernah mau menikah dengan laki-laki non muslim."
"Dia juga mencintaimu?"
"I am not really about that. May be… no."
Mendengar ucapan putus asa sahabatnya itu, Hendra merasa prihatin. Di tatapnya mata sahabatnya, dan Hendra tersenyum tipis. Dia dapat melihat binar tulus cinta di mata Prince. Dan baru kali ini Hendra melihat binar mata seperti itu sejak kenal Prince dari dua belas tahun yang lalu.
"Bro…loe nggak boleh diam di sini. Setidaknya kejar dia. Ungkapkan perasaan loe sebelum dia resmi menjadi istri pria lain. Kejar dia sekarang." Saran Hendra.
Mendengar saran itu, membuat Prince berpikir.
'Haruskah aku kejar dia?' Batinnya.
Sejenak Prince terdiam, kemudian dia berlari meninggalkan ruanganya dan juga Hendra.
"Thank you bro. Aku akan mengejarnya. Meski aku tahu akhirnya akan jadi seperti apa." Teriaknya sambil terus berlari meninggalkan ruang kerjanya.
"Go, kejarlah cintamu Prince. Cepatlah kembali dan bawa gadis itu bersamamu." Ucap Hendra melepas kepergian Prince.
Sementara itu di Bandung. Isma duduk di depan meja rias. Penata rias sedang memasangkan hijabnya. Wajah Isma telah disulap menjadi cantik. Di ruang tamu, semua undangan sudah berdatangan. Hiasan dekorasi pelaminan indah tertata.
Mempelai Pria baru saja tiba bersama rombongan keluarganya.
"Fitri, tolong panggil adikmu. Dia masih di kamar, kan?" Pinta Umi pada Fitri.
"Iya Umi. Bentar aku panggilkan."
Dan di kamarnya, Isma terkejut mendapat pesan dari Bos.
*Isma tunggu aku.
Aku akan menjemputmu.
Aku mencintaimu setulus hatiku.
Aku akan menikahimu, percayalah.*
Membaca pesan itu membuat Isma tidak karuan. Memang Isma belum seutuhnya mengetahui tentang hatinya pada Prince. Tapi, Isma cukup takut untuk menikah dengan Randy.
"Ya Allah, bantu aku. Apa yang harus aku lakukan?"
Isma memejamkan matanya, sejenak teringat semua kenangan tentang Prince. Baik itu saat kesal karena Prince sering membuatnya kerja lembur. Atau pun saat Prince sedang memperlakukan dia dengan baik, mengajaknya makan, sedikit bercanda. Semua kenangan itu muncul dalam ingatannya.
Air mata Isma tak terasa menetes begitu saja. Hatinya mendadak merasakan rindu yang teramat pada Prince.
"Perasaan apa ini ya Allah… bantu aku keluar dari situasi ini."
Ccrraaakkk. . .
Suara pintu kamarnya terbuka.
"Dek, sudah siap? Tamu dan mempelainya sudah datang." Ucap Fitri menghampiri Isma.
Betapa terkejutnya Fitri saat melihat Isma menangis.
"Adek kenapa? Apa adek sakit?" Tanya Fitri cemas.
"Teteh panggil Mas Arya…"
Hendak melangkah pergi, tapi dengan cepat Isma menahan tangan Fitri.
"Jangan Teh…" Ucapnya pelan sambil menatap Fitri dengan raut wajah yang sangat sedih.
"Teh, boleh adek menemui seseorang sebentar saja. Adek janji tidak lama. Please Teh…!!"
Isma memohon dengan belas kasih. Berharap Fitri mengizinkannya.
"Dek, kamu bicara apa? sebentar lagi akad akan dimulai. Sebaiknya kita keluar sekarang." Ajak Fitri.
"Please teteh…"
Isma memohon dengan putus asa, hingga berlutut di tanah. Melihat tingkah Isma seperti itu membuat Fitri tidak tega.
"Ok. Tapi ingat, hanya lima menit."
"Terimakasih teteh…"
Isma berdiri, di hapusnya air matanya. Lalu dia melangkah keluar dari jendela kamar. Tanpa sepengethuan siapapun, Isma berlari menggunakan gaun pengantin tanpa sandal. Dia terus berlari sambil sesekali senyum indah penuh kebahagiaan mengembang di bibirnya.
"Inikah yang orang sebut cinta? Jika iya, maka aku mencintai Mr.Arogan, my Prince."
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
coffee vanilla
😭😭😭😭😭😭
2022-02-22
1
Wahyu Beceng
bgus cerita ya
2022-02-16
1
Sri Lestari
Inikah namanya cinta.Oh inikah Cinta....
2021-02-05
1