Hari ini Isma benar-benar sibuk. Dia baru saja keluar dari ruang rapat bersama Bimo dan tim-nya.
"Kita langsung berangkat ke lokasi sekarang?" Tanya Isma pada Bimo yang tengah memasukkan semua berkas penting kedalam tas.
"Iya, Is. Kita langsung berangkat. Agar bisa istirahat, sholat dan makan siang sebelum melanjutkan perjalanan menuju lokasi." Jelasnya.
Isma mengangguk paham. Lalu dia membantu Bimo membawa barang menuju mobil.
Drriittt…
Ponsel Isma bergetar tepat sebelum pintu lift terbuka.
"Bentar, Bim."
Bimo hanya mengangguk.
"Halo, Mbak Amanda. Ada yang bisa saya bantu."
"Siapa perempuan yang membuat Prince berani meninggalkan aku?" Bentak Amanda sambil terisak.
Isma bingung. Padahal dua hari yang lalu Prince baru saja membelikan cincin special untuk Amanda. Sekarang, Amanda malah marah-marah tak menentu.
"Kamu kenal perempuan murahan itu, kan? Bilang sama dia, aku tidak akan pernah menyerahkan Prince padanya. Aku akan melakukan apapun agar Prince tidak meninggalkan aku." Ujarnya dengan suara melengking membuat telinga Isma sakit mendengarnya.
"Mbak Amanda tenang dulu, sepertinya salah paham. Bos tidak punya perempuan lain selain mbak Amanda…"
"Bohong. Kamu pembohong. Kamu dibayar berapa oleh Prince, hah? aku bisa bayar lima kali lipat. Jadi, cepat kasih tahu aku siapa perempuan sialan itu."
"Saya benaran tidak tahu, mbak. Setahu saya Bos hanya selalu meminta bantuan saya untuk membelikan hadiah untuk mbak Amanda saja."
"Pembohong…" Teriaknya, lalu memutuskan sambungan komunikasi mereka.
Isma menggelengkan kepala, heran, bingung dan kesal. Saat harus bekerja extra, pergi ke luar daerah, eh malah memdapat cacian, dibentak, dibilang pembohong dan lengkaplah sudah kekesalan Isma hari ini.
"Astaghfirullah…" Ucapnya mencoba menahan emosi yang meronta-ronta ingin mencari pelanpiasan. Rasanya Isma ingin menonjok dinding tembok dan menendang pintu lift.
Terdengar lebay bukan? Tapi itu lah Isma. Terlihat lembut dan calm, tapi aslinya dia perempuan strong. Isma seorang atlit karate tingkat Nasional sejak SMA.
"Apa lagi kali ini, Is?" Tanya Bimo penasaran.
"Biasa, Amanda ngamuk. Katanya Bos selingkuh." Jelas Isma sambil melangkah menuju lift yang pintunya sudah terbuka. Bimo pun mengekor di belakangnya.
Kini keduanya berada didalam lift. Isma hanya diam, banyak hal yang mengganggu pikirannya. Sedangkan Bimo sedikit demi sedikit menggeser langkahnya semakin mendekat pada Isma. Dan Isma tidak menyadari hal itu, dia terseret dalam dunia lamunan.
Ting…
Pintu lift terbuka di lantai enam. Rupanya ada penumpang baru yang hendak naik. Dia adalah Prince.
Matanya menatap tajam kearah kaki Bimo yang terus bergeser mendekat pada Isma. "Eehhmm…" Memaksakan diri untuk batuk. Tanpa memperdulikan apapun, Prince melangkah dan berdiri tepat diantara Isma dan Bimo.
Isma yang menyadari bahunya disenggol oleh seseorang, langsung bergeser hingga tubuhnya menyentuh dinding lift. Bimo hanya diam menahan kesal. Dia bingung, lift begitu luas. Kenapa tiba-tiba Bos nya itu memilih berdiri di sana. Seakan sengaja memisahkan dia dan Isma.
"Kalian berangkat sekarang?" Ujarnya dengan suara tegas nan manly nya itu.
"Iya, Bos." Jawab Bimo lesu.
Menyadari Isma bahkan tidak merespon, Prince akhirnya memukul puncak kepala Isma menggunakan kertas digulung-gulung yang sejak tadi memang di pegangnya.
"Aduh..." Rengek Isma terkejut dan langsung megang kepalanya.
"Apa yang kamu Pikirkan?"
"Bos?" Melirik sekeliling. "Kenfrapa... Bos disini?"
"Terserah saya. Ini perusahaan saya. Apa kamu lupa?" Jawabnya dengan sedikit mendekatkan wajahnya pada Isma.
Isma menjauhkan diri dari posisi yang tidak nyaman itu. "Bos selingkuh?" Tanya Isma langsung tanpa aba-aba.
Mendengar pertanyaan itu, Prince bingung. Raut wajahnya berubah, keningnya sampai berkerut membuat alisnya seakan menyatu.
"Amanda menelpon saya. Dia marah dan meminta saya mencari tahu perempuan selingkuhan Bos." Sambung Isma.
Bukannya menjawab, Prince malah tersenyum sinis menatap kearah Isma, lalu memalingkan pandangannya ke depan.
Ting…
Pintu lift terbuka. Mereka tiba di loby. Bimo turun lebih dulu. Dia merasa seperti hantu saja di dalam lift. Tak terlihat.
"Tunggu…" menarik ujung jilbab Isma, hingga membuat Isma tertarik kebelakang.
"Bos selalu menarik jilbab saya. Bagaimana kalau jilbab saya tiba-tiba lepas? Kan nggak lucu." Rutuk Isma kesal.
"Nih..." Menyodorkan paperbag kecil dengan motif perhiasan pada Isma.
"Untuk Amanda?" Mengambilnya dari tangan Prince.
"Buat kamu. My future wife." Ucapnya berbisik di dekat telinga Isma.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Lina Emilyanti_
uwu🥰 sejauh ini aku syuka
2021-07-16
1
Riana Rinanda
Visualnya donk thooorrrrr
2021-04-25
0
ferisa baroatin
keceehhhhhh
2021-03-22
1