"Telfon dari siapa?" tanya Aldo dengan tatapan tajam
"idih kepo" jawab Viana
"pasti dari pria bule itu!" tebak Aldo dengan wajah kesal
"kalo ia emang kenapa?" tanya Viana dengan nada menantang
"kamu gak boleh ketemu dia berduaan!" kata Aldo
"emang kalo Viana berduaan dengan pria bule itu kenapa pak?" tanya Ira
"ya gak boleh" jawab Aldo singkat
"gak jelas!!!" kata Viana kesal. Ia langsung bangkit dan melangkah pergi meninggalkan Aldo tanpa mengucapkan terimakasih. Ira langsung menuntun Viana yang berjalan tertatih sambil meringis.
"kaki lo bengkak Vi" kata Ira memberitahu
"besok juga sembuh" sahut Viana enteng. Namun tiba-tiba ia kaget saat seseorang menggendongnya tanpa izin. Ya, siapa lagi kalo bukan pak Aldo. Ia dengan sigap menggendong Viana yang masih kesakitan untuk jalan.
Ira yang melihat kejadian tersebut hanya bisa melongo. Begitupun dengan Viana. Bahkan gadis ini yang biasanya cerewet tidak mampu berkata apa-apa. Beruntung suasana sudah mulai sepi, jadi tidak banyak orang yang tau.
"kalian berdua saya antar pulang" tawar Aldo
"jangan repot-repot pak. Saya bisa pulang sendiri. Bapak antar Viana aja" kata Ira sambil mengedipkan mata kirinya ke arah Viana. Viana yang tahu akal-akalan Ira langsung membalasnya dengan melotot.
"gak usah" tolak Viana
"kalian mau saya antar atau mau saya pecat?" Tanya Aldo tegas
"iya deh iya.... gitu aja ngancem" kata Viana kesal
"emang bapak tau kosan kita dimana?" tanya Ira
"ya gak lah. Makanya kalian kasih tau dimana"
"jauh banget pak" timpal Viana
"udah cepetan masuk mobil" Kata Aldo sambil memasukan tubuh Viana ke mobil. Ira pun langsung menyusul duduk di jok belakang.
"ko saya duduknya di samping bapak sih?" protes Viana
"kamu tinggal duduk aja cerewet banget ya! gak tau terimakasih!" kata Aldo dengan nada tinggi. "kamu fikir saya sopir pribadi kamu duduk di depan sendirian?" sambung Aldo
"pikirannya bapak aja yang negatif" saut Viana menimpali
"udah...udah... kalo bapak sama Viana ribut terus kapan kita pulangnga" kata Ira menengahi perdebatan tak penting mereka.
Setelah bertarung kemacetan dengan pengendara lainnya, akhirnya mereka tiba di kosan. Ira dan Viana segera turun sambil mengucapkan terimakasih pada Aldo. Entah setan apa yang merasuki Viana, kali ini ia menyunggingkan senyum manisnya pada Aldo untuk pertama kalinya.
Melihat senyuman Viana, Aldo hanya bisa terpana. Jantunga berdetak tak karuan. Belum sempat ia balas dengan senyuman, Viana sudah berpaling darinya dengan dituntun oleh Ira.
Di sepanjang perjalanan pulang ke rumahnya, Aldo masih terbayang dengan senyuman manis Viana. Ia hanya bisa tersenyum-senyum sendiri di dalam mobil dengan bayangan Viana yang masih memenuhi otaknya hingga mobilnya masuk ke pekarangan rumah.
"papaaa... sini" teriak mama Nita yang sedang duduk diteras rumahnya dan melihat kedatangan Aldo
"ada apa sih ma" tanya papa Bayu yang segera datang
"liat deh anak kita, dia senyum-senyum sendiri. Apa Aldo udah gak waras ya pah karena terlalu banyak kerjaan di kantor? Coba papa telfon dokter Gibran buat periksa anak kita" kata mama Nita khawatir
"aduuuhhh... mama kaya gak pernah muda aja sih" sahut papa Bayu
"Hi mah, pah" Aldo menyalami tangan kedua orang tuanya.
"nak, kamu gak apa-apa kan?" tanya mamah Nita
"emang Aldo kenapa mah?" tanya Aldo heran
"tadi kamu senyum-senyum sendiri. Mamah kira kamu udah gak waras karena terlalu banyak kerjaan di kantor" Ujar mamah Nita
"oh...itu. Kirain apa" kata Aldo sambil tersenyum dan beranjak pergi ke kamar
"anak kita udah dewasa mah" kata papah Bayu
"siapa bilang anak kita masih kecil pah"
"maksud papah, anak kita sepertinya lagi jatuh cinta mah" kata papah Bayu setengah berbisik
"ah masa sih pah?" tanya mamah Nita tak percaya
"kita liat aja nanti" Kata papah Bayu tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Indri Hapsari
suka ❤
2020-05-25
1