Aldo menatap meja Viana yang sudah tak berpenghuni. Viana sendiri sudah pulang 10 menit yang lalu tanpa sepatah katapun pada Aldo.
"ya Tuhan, kenapa perasaan gue jadi gini? kenapa wajahnya selalu hadir dalam mimpi gue? kenapa hati ini teras hampa kalo sedetik gak liat dia? ah... mungkin karena akhir-akhir ini gue sering marah dan bentak-bentak dia kali ya jadi gue ngerasa bersalah gini" Batinnya.
Aldo memegang pergelangan tangannya, ia bisa merasakan denyut nadinya berdetak tak normal. Kali ini ia betah memandangi kursi yang biasa di duduki Viana.
Jam menunjukan pukul 7 petang, namun belum ada tanda-tanda Aldo akan pulang. Ia masih betah duduk di kursi Viana. Hari ini perasaan berkecamuk yang mendera hatinya belum kunjung hilang. Aldo merasa badannya begitu penat. Ia memejamkan matanya di tengah kesunyian. Berharap sebentar lagi rasa penatnya akan hilang.
"pak...pak... pak Aldo?" Viana mengguncang pundak Aldo. Sayup-sayup dilihatnya wajah gadis yang selalu mengganggu di otaknya.
"kamu ngapain di kamar saya?!" Tanya Aldo terkejut
"bapak mimpi? ini kantor pak, bukan kamar"
"apa?? kantor? jadi saya semalam tidur di kantor?" Tanya Aldo sambil menyilakan matanya dan melihat di sekelilingnya.
"ia. Lebih tepatnya bapak tidur di kursi saya! Tuh kan bapak ngiler" tunjuk Viana pada pulau yang terlukis di meja kerjanya sambil bergidik karena jijik.
"masih untuk saya kasih iler, coba kalo saya kasih ciuman lagi, saya pastikan kamu gak akan bisa tidur sebulan" Jawab Aldo sedikit bercanda.
Mendengar perkataan manajernya, Viana spontan menutup mulutnya. Ia merasa ngeri jika harus membayangkan kejadian kemarin.
"lagian ngapain sih bapak tidur di kursi saya? kalo bapak suka silahkan bapak yang duduk disini dan saya yang duduk disana" Ucap Viana sambil menunjuk ke kursi Aldo.
"kamu ini...." Aldo mencoba menangkap Viana seakan ia adalah seorang pemangsa yang siap menerkam buruannya. Viana pun Lari sampai ke luar ruangan agar tak tertangkap oleh pak Aldo.
Tingkah merekapun menjadi sorotan karyawan lainnya. Bahkan Ira yang melihat kejadian tersebut hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum. Tingkah mereka berdua sama seperti anak berumur 5 tahun yang hobi kejar-kejaran.
"ya ampun calon laki gue sama perempuan itu lagi apa sih?"
"dasar cewe centil"
"sini neng sama abang"
"pak Aldo kejar aku aja pak"
Begitulah cuitan karyawan dan karyawati yang melihat aksi kejar-kejaran mereka. Tidak dipungkiri, Aldo yang berwajah manis dan memang tampan memiliki banyak penggemar dari para karyawatinya. Sedangkan Viana pun sama. Banyak para karyawan yang berlomba mengambil hatinya.
Aldo berhasil menangkap Viana. Ia memepetkan tubuh Viana ke tembok lalu mendekatkan mukanya ke muka Viana. Viana refleks menutup matanya. Aldo lebih mendekatkan wajahnya dan ia kemudian masuk ke toilet.
Viana yang masih menutup matanya rapat tidak merasakan apa-apa. Ia kemudian membuka matanya pelan dan tidak didapatinya sosok Aldo. Ia malahan mendapati banyak orang yang melihat ke arahnya. Ia heran kemana perginya si manajernya tersebut. Ia pun berbalik ke belakang dan membaca tulisan toilet pria.
Rupanya Viana berdiri di depan toilet pria. Ia langsung bisa menebak kalau Aldo pasti masuk ke toilet. "Kampret! Bikin gue malu aja tuh manusia satu ini" gerutu Viana pelan sambil berlalu menuju ke ruangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Lestari Lestari
nggak nyambung thor
2020-03-06
1
Nana
hahaha
2020-02-22
1
Buuunta Huer
ceritanya sama dgn saya dl waktu muda wkwkww.. dkt dgn bawahan..kd keingat masa lalu hahahaa
2019-11-29
3