Di dalam ruangan, ponsel Viana berdering. Diraihnya ponsel tersebut dan nomor tak dikenal muncul di layar ponselnya. Viana mengangkat panggilan itu dan berbicara dengan seseorang di seberang sana. Terlihat percakapannya sangat serius. Entah telfon dari siapa, tentunya yang pasti tentang kerjaan.
Sementara Aldo yang masih di toilet berusaha membersihkan wajahnya. Ia berniat untuk pulang sebentar sekedar mandi dan mengganti pakaiannya karena tidak mungkin ia bekerja dengan pakaian yang sama seperti kemarin.
Tak lama setelah menerima panggilan, Viana mendapat pesan.
085324******
"kita ketemu jam 5 sore di tempat yang kemarin, ok?"
"ok" Balas Viana
Jam menunjukan pukul 04.55 sore yang artinya 5 menit lagi jam pulang akan segera tiba. Viana langsung mengemasi barang-barangnya dan bergegas untuk segera pulang. Namun sebelum itu, ia tak lupa untuk izin pada Ira hari ini dia tidak bisa pulang bareng Ira karena sudah ada janji dengan seseorang setelah pulang kerja.
Viana berjalan tengan tergopoh-gopoh sambil tangannya merogoh isi tas untuk menemukan ponselnya. Namun benda yang dicari beluk juga ditemukan. Ia memeriksa kembali guna mencari keberadaan benda tersebut sehingga matanya tak bisa fokus ke depan.
Bruuuukkkkkk....
"auuuu.... sakit" erang Viana yang jatuh terduduk karena menabrak seseorang. Tangannya masih mengelus-elus kakinya yang sedikit terkilir.
"lagian punya mata dipake kalo jalan" protes pak Aldo. Bukannya membantu, ia malah mengomeli Viana.
"saya kalo jalan gak pake mata pak tapi pake kaki!" jawab Viana tepat dengan posisi yang masih sama
"apa jangan-jangan kamu sengaja cari perhatian saya ya dengan alibi nabrak saya? masa iya saya segede ini gak keliatan" tebak Aldo asal.
"ih amit-amit. tertarik aja kagak, apalagi cari perhatian" Ucap Viana sambil mencoba bangun
"auuuu....." Viana kembali terduduk tak kuat menahan sakit di kakinya.
"mana yang sakit?" tanya Aldo sambil melepas sepatu Viana
"jangan di lepas pak nanti bisa-bisa bapak pingsan" kata Ira yang sudah berada diantara mereka
"maksud lo?" tanya Viana
"iya pak, jangan lepas sepatu Viana nanti bapak pingsan. Tau gak pak sepatunya dia nih kalo dicuci di sungai, ikan-ikannya pada mati. Ya karena gak nahan bau gitu" celoteh Ira sambil terkekeh
"Sumpah demi apapun malem ini lo gak bakal selamet. Fitnah orang se-enak jidat lo!" tanggap Viana tak terima karena ia merasa dipermalukan di depan manajernya.
Mendengar kegaduhan antara Ira dan Viana, Aldo hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil tangannya tetap terus membuka sepatu Viana.
"ini sakit?" tanya Aldo
"bukan" jawab Viana
"ini?"
"aauuuu.... jangan dipegang, jangan dipegang pak, sakit!" Viana berusaha menghentikan tangan aldo yang sibuk mengurut kakinya. Viana hanya bisa meringis menahan sakit.
Sekilas ia memperhatikan Aldo. "ternyata dia terlihat lebih tampan kalo lagi jinak gini" batin Viana. Ia terus memperhatikan Aldo sambil senyum-senyum sendiri.
Tiba-tiba perhatiannya buyar saat ponselnya bunyi pertanda ada panggilan yang masuk.
"oh shit! gue lupa kalo lagi ditungguin sama seseorang" Viana menepuk jidatnya kemudian mengangkat telfon. Ia rasa pertemuan dengan seseorang tersebut harus dibatalkan karena tidak mungkin ia pergi dengan keadaan seperti ini.
Setelah menjelaskan insiden yang baru saja terjadi. Seseorang di seberang sana mengerti alasan Viana membatalkan niat untuk bertemu. Viana berjanji akan menghubunginya lagi setelah kakinya sembuh.
"telfon dari siapa?" tanya Aldo dengan tatapan tajam.
###bersambung....####
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments