Demian berdiri sambil berjalan menuju ke arah jendela. Dia melihat pemandangan di luar sana yang begitu indah dan mengagumkan.
"Dara, sebelumnya aku ingin bertanya padamu. Apakah kau tahu kenapa aku memilih lantai di apartemen ini? Dan mengapa unit lain di apartemen ini tidak terisi?" tanyanya tanpa menoleh ke arah Dara.
"Kau…tidak suka kebisingan?"
"Tidak kusangka kau mengetahuinya. Lalu, jika aku tidak suka kebisingan, maka apa yang aku butuhkan?" sambungnya sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.
"Kedamaian?"
"Lagi-lagi kau benar, Sayang. Dan jika Aku tidak suka kebisingan karena menyukai kedamaian, lantas, apakah kelahiran anak itu akan membuatku merasa damai?" tanya Demian yang kini langsung menoleh ke arah Dara yang terkejut mendengar pertanyaannya.
"Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu padaku? Jelas-jelas anak ini adalah darah dagingmu. Aku hanya melakukannya denganmu." Dara pun berdiri dan mengepal erat tangannya..
"Aku tahu, Sayang, aku tahu. Memang, sangat sulit ketika kita harus berhadapan dengan hal yang bertolak belakang seperti ini. Tapi, harusnya kau tahu lebih awal seperti apa aku ini. Bisa dibilang, aku bukan tipe pria yang menginginkan anak. Tidak, aku tidak suka anak-anak."
"Demian! Aku memberikan mahkota kepadamu karena aku percaya bahwa kau akan bertanggung jawab padaku. Tapi apa? Sekarang aku malah mendengar penolakan darimu. Apa kau tidak mencintaiku?" tanya Dara dengan tatapan mata berkaca-kaca.
"Tentu saja aku mencintaimu, Sayang. Tapi bukan berarti harus secepat ini kita melangkah ke jenjang yang lebih serius. Aku masih ingin menikmati masa mudaku." Demian melangkah mendekati Dara dan mengusap wajahnya dengan lembut, lalu mendaratkan sebuah kecupan di bibirnya.
"Wangi Strawberry? Apa yang kau lakukan?" Dara mendorong Demian dengan kasar. Dia bisa mencium aroma lipstik strawberry di bibir Demian.
"Aku? Aku tidak melakukan apa-apa. Aku memang baru makan strawberry, Sayang." Demian kembali mendekati Dara dan mencoba meyakinkannya jika dia habis makan buah strawberry.
"Kau bohong! Ini wangi lipstik, bukan buah! Apa yang baru saja kau lakukan? Apa ada wanita di sana!" Dara pun bergegas ke dalam kamar Demian dan mengecek semua isinya. Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat seseorang wanita yang hanya mengenakan handuk bersembunyi di dalam lemari Demian.
Dara tak bisa berkata-kata lagi. Ternyata Demian memang sedang bersama wanita lain. "Apa-apaan ini! Siapa kau!" teriaknya pada wanita yang terlihat santai itu.
Dia pun keluar sambil membenarkan handuknya dan berjalan menuju ke arah Demian. Tak disangka Demian malah menyambutnya dengan pelukan dan ciuman hangat. Tak sampai disitu, mereka bahkan berc*mb* hingga membuat Dara berteriak murka.
"Dasar gila! Kalian gila!" Tangisannya tak terbendung melihat kekasihnya yang sangat dia cintai malah berselingkuh dengan wanita lain ketika dia sedang hamil.
"Sayang, dia mengganggu, usir saja dia, aku tidak mau jika ada di sini."
"Dara, kau dengar apa katanya? Sebaiknya kau keluar saja. Kita urus masalah itu nanti. Aku sedang sibuk dengannya." Demian merebahkan tubuh sang selingkuhan ke atas ranjang dan kembali menc*mb*inya.
"Kau adalah manusia tidak punya malu! Kalian manusia gila!" Dara mengeluarkan ponselnya dan bermaksud merekam mereka.
Namun, tiba-tiba saja Demian mendatanginya dan merebut ponselnya. "Kau mau bermain denganku? Tidak apa-apa, aku punya banyak bukti video saat kita berdua di kamar ini. Silakan kau sebarkan dan kita impas." Senyumannya menyeringai, tak seperti Demian yang selama ini dia kenal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Yuli maelany
nah kan ....nah kan.....kalo udah gini kamu bisa apa, kehormatan udah hilang, rahim juga udah ngisi dan sekarang Damian malah gak mau buat tanggung jawab.....
nikmatilah pilihan yang kamu inginkan....
2023-06-05
0
Tati st🍒🍒🍒
lagian dah di bilangin damian selingkuh ngeyel sih....sukurin deh🤭
2023-06-04
0
Liasitimarlia
waduh kasian juga c dara 🤭🤭🤭
2023-06-03
0