Dara baru saja sampai di sebuah apartemen mewah milik kekasihnya, Demian. Wanita berusia dua puluh lima tahun itu langsung menekan password kamar teratas di apartemen itu. Dia memang memiliki akses di unit apartemen itu. Hanya dirinya dan Demian saja.
Setelah dibuka, dia tidak melihat kekasihnya di ruang tengah ataupun kamar. Dia segera pergi ke dapur, barangkali sang kekasih ada di sana. Namun sayang, pria itu tak berada di sana.
Dia pun segera mengambil ponselnya dan menelepon Demian. Terdengar ada nada yang menandakan bahwa telepon itu tersambung.
Namun, setelah beberapa menit, panggilannya tak kunjung diangkat. Hingga dia pun mendengar pintu apartemennya dibuka oleh seseorang.
Dia pun menghampiri pintu tersebut dan mendapati bahwa yang datang adalah Demian.
"Hey, baby, sudah lama?" Demian langsung mendaratkan ciuman di kening Dara dan juga rangkulan hangat sambil membimbingnya masuk ke dalam.
"Tidak terlalu lama. Kenapa kau tidak mengangkat teleponku? Dan kau habis darimana?" Dara sedikit kesal karena tak mendapatkan kabar dari Demian sesampainya di apartemen itu.
"Maaf, baby, tadi aku habis mengurus sesuatu di bawah. Aku tidak mendengar teleponmu karena ponselku sedang dalam mode hening. Dan dia ada di dalam laci nakas." Demian menunjuk kamar dan nakas yang ada di sampingnya.
"Aneh, baru kali ini aku melihatmu meninggalkan ponsel. Biasanya benda itu tak pernah lepas dari pengawasanmu." Dara mendudukkan dirinya ke atas sofa sambil mengambil sebuah apel di atas meja dan memakannya.
"Iya, tadi aku terburu-buru sehingga lupa membawa ponsel. Sudahlah, hal seperti itu tidak perlu diperpanjang. Bagaimana harimu? Dari raut wajah cantikmu ini, sepertinya kau sedang kesal?" Demian mendekatkan tubuhnya ke Dara dan merangkulnya dengan mesra. Sesekali dia menerapkan ciuman di kepala gadis itu.
"Kau tahu? Perusahaan Papa hampir bangkrut dan dia menggunakan Shiren sebagai penebusnya." Dara menghembuskan nafas berat.
"Apa? Penebus?" Demian sedikit kaget dengan kalimat tersebut.
"Ya, Papa memiliki hutang yang sangat banyak pada Tuan Abraham. Dan dia pun menggunakan Shiren sebagai penebus dengan menikahkan gadis payah itu dengan Tuan Arthur." Dara menyandarkan tubuhnya ke sofa. Dirinya merasa sangat lelah dengan hari ini.
"Apa? Jadi Shiren akan menikah dengan Arthur? Pengusaha penuh cac*t itu?" Demian mengernyitkan dahinya.
"Ya, dia akan menikah dengan pria itu." Dara mengangguk pelan. Dia sama sekali tidak berselera menceritakan Shiren serta ayahnya yang sangat dibencinya seumur hidupnya.
"Tapi, mengapa dia memilih Shiren? Maksudku, bukankah kau lebih…."
"Hentikan! Tidak perlu mengatakan itu. Mendengar kalimat itu saja aku sudah muak, apalagi jika aku benar-benar mengalaminya? Bersyukurlah karena dia memilih Shiren, bukan aku! Memangnya kau mau kehilangan aku?" Dara mendengkus kesal karena nyatanya, pergi menemui kekasihnya malah membuat perasaannya semakin kacau.
"Maafkan aku, Baby, aku tidak bermaksud mengatakannya." Demian mengusap pipi Dara sambil mendaratkan ciuman di bibirnya.
Dan tak sampai di situ, yang mereka lakukan selanjutnya adalah seperti yang pembaca pikirkan.
Mereka bersenggama di atas sofa itu. Hal yang memang biasa mereka lakukan sebagai pasangan kekasih.
Demian adalah seorang pengusaha juga sama seperti Abraham dan Arthur. Namun, dirinya tak sebesar Arthur yang memiliki perusahaan bahkan sampai di luar negeri. Makanya, saat perusahaan Dara tertimpa masalah, dia tak banyak membantu. Ya, selain dana yang tak cukup, Robby juga tak menyukai Demian yang merupakan anak dari musuhnya saat muda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Ayas Waty
cuma cantik fisik saja bangga
2023-05-26
0
Yuli maelany
perempuan kek gini ini nih yang merasa bangga udah ngasih mahkota nya, sebagai bukti cinta,dan makin yakin kalo si pria adalah pria setia, padahal kalo cowok baik pasti ngejaga sang wanita dan kehormatan nya juga yang paling utama....
2023-05-22
0
Tati st🍒🍒🍒
alesanya hp di sinlet wong dia takut di ganggu,kan lagi nanggung😁
2023-05-22
0