Suasana antara Jonathan dan Rina menjadi canggung setelah kembali dari rumah ibunya Jo. Hal itu karena ibunya Jonathan mengira bahwa putranya memiliki hubungan spesial dengan Rina.
Tidak hanya itu, ibunya malah sengaja agar Jo mendekati Rina dan menjadikannya sebagai kekasih.
Jo merasa kesal dan malu akibat perlakuan ibunya yang terlalu intervensi dalam kehidupan pribadinya.
Dia merasa tidak nyaman dengan perasaan Rina yang mungkin salah paham dengan kejadian tersebut.
Sepulangnya dari tempat ibunya, Jonathan mencoba untuk menjelaskan kembali kepada Rina bahwa perlakuan ibunya tidak benar dan dia tidak memiliki perasaan khusus terhadap Rina.
Namun, Rina tetap merasa canggung dan tampak enggan berbicara dengan Jo.
“Apa kamu marah gara-gara ucapan ibuku?" tanya Jo tidak paham.
Jonathan mengira Rina sedang marah karena ucapan ibunya yang menjodohkannya.
Namun, ternyata bukan itu masalahnya.
Sepertinya Rina memendam sesuatu dalam benaknya dan berharap Jonathan dapat menyadarinya sendiri.
“Lupakan saja, Tuan Jo. Sebaiknya Anda fokus saja pada urusan pekerjaan kita,” jawab Rina.
Jonathan akhirnya merasa harus meminta maaf kepada Rina karena telah membuatnya merasa tidak nyaman.
Jonathan juga menjanjikan untuk fokus pada pekerjaannya dan tidak akan membahas topik yang tidak relevan lagi di tempat kerja.
Rina pun merasa lega karena masalah tersebut diselesaikan dengan baik dan hubungan kerja mereka tidak akan terganggu.
Namun, jauh dalam hatinya Jonathan, ia sebenarnya merasakan perasaan yang rumit.
Ada sedikit keinginan kalau saja ia benar-benar bisa memiliki hubungan dengan Rina.
Jonathan hanya kurang percaya diri meski pun telah mendapat beberapa dorongan dan sedikit kode dari Rina.
Dia takut akan ditolak atau dipandang rendah oleh Rina karena kesalahan atau kekurangan yang dimilikinya.
Namun, pada saat yang sama, dia merasa tertarik dan terpesona oleh kelembutan dan keramahan Rina.
Selama ini, Jonathan belum pernah dekat dengan gadis mana pun. Jadi ketika ia bertemu dengan Rina dan jantungnya berdebar, ia sedikit kebingungan.
Jonathan merasa campur aduk dengan perasaannya sendiri. Dia tidak yakin apa yang sedang terjadi dan mengapa dia merasakan sesuatu yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Setiap kali dia melihat Rina, ada getaran aneh yang mengalir melalui tubuhnya dan hatinya berdetak lebih cepat.
Jonathan berusaha untuk mengabaikan perasaan aneh ini pada awalnya. Dia berpikir mungkin itu hanya fase atau hanya kecintaan biasa yang akan cepat berlalu.
Tapi semakin lama dia mengenal Rina, semakin kuat perasaan itu tumbuh.
Mereka mulai menghabiskan waktu bersama tidak hanya sebagai rekan kerja, tetapi mereka juga menjadi lebih dekat satu sama lain.
Mereka berbicara tentang segala hal, tertawa bersama, dan mendukung satu sama lain dalam situasi sulit. Jonathan merasa nyaman dan bahagia di sekitar Rina.
Dia mulai membuka diri dan berbagi kehidupannya dengan dia.
Namun, ketika Jonathan akhirnya menyadari bahwa dia sedang jatuh cinta pada Rina, dia merasa takut.
Satu-satunya pengalaman yang dia miliki dalam hal percintaan hanyalah dari film dan buku.
Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan atau bagaimana dia harus mengungkapkan perasaannya.
Jonathan memutuskan untuk berbicara dengan sahabatnya Dani tentang perasaannya. Dani yang merupakan orang yang lebih berpengalaman dalam hal cinta memberikan beberapa nasihat kepada Jonathan.
Dia mengatakan agar Jonathan tetap jujur pada dirinya sendiri dan mencoba untuk mengungkapkan perasaannya kepada Rina. Namun, Jonathan masih saja bimbang dan ragu.
“Tuan, saya pikir Anda setidaknya harus mencoba seperti apa yang dikatakan oleh Dani," ucap Lucky ikut memberi saran.
“Bagaimana jika saya ditolak?" tanya Jo.
“Bagaimana Anda bisa mengetahuinya sebelum mencobanya terlebih dahulu?" kata Lucky.
Karena saran Lucky, Jonathan akhirnya memutuskan untuk mengambil risiko dan mengajak Rina untuk berkencan dengan harapan dapat mengetahui perasaan Rina terhadapnya.
Jonathan ingat bahwa status Lucky adalah pembawa keberuntungan untuknya.
“Rina, hari sabtu nanti apakah kamu ada acara?" tanya Jo memberanikan diri saat bersama Rina di kantornya.
Rina diam sesaat, lalu beberapa detik kemudian mengatakan bahwa ia mungkin memiliki waktu cukup luang hari sabtu nanti.
“Apakah saya bisa mengajakmu keluar sabtu nanti?” tanya Jo.
Rina merasa terkejut mendengar pertanyaan tersebut. Mereka telah bersama selama beberapa bulan, tetapi Jonathan tidak pernah mengajaknya keluar secara khusus.
Rina merasa sedikit gugup tapi juga antusias dengan ajakan tersebut.
"Wah pasti! Aku senang bisa keluar bersamamu. Ada rencana apa?" Jawab Rina dengan senyum mengembang.
Jonathan juga tersenyum lega mendengar jawaban Rina. "Bagus! Aku ingin mengajakmu makan malam di restoran baru yang baru-baru ini dibuka. Aku dengar makanannya enak sekali."
Rina merasa senang dengan rencana itu. Restoran baru ini selalu menjadi pembicaraan hangat di antara teman-temannya dan dia ingin sekali mencobanya. "Itu tempat yang bagus! Aku sangat penasaran dengan restoran itu. Aku sudah mendengar banyak pujian tentang makanan mereka."
Jonathan melanjutkan "Setelah itu mungkin kita bisa pergi ke kafe yang ada di sebelahnya. Mereka memiliki suasana yang menyenangkan dan minuman yang lezat. Kita bisa duduk dan mengobrol lebih lama di sana."
Rina mengangguk setuju. "Suena menarik! Aku senang dengan rencananya. Terima kasih sudah mengajakku. Aku tidak sabar untuk menghabiskan waktu bersamamu."
Jonathan tersenyum lebih lebar mendengar semangat Rina. "Sama-sama aku juga tidak sabar. Ayo kita atur jadwalnya! Sabtu nanti jam berapa kamu bisa?"
Setelah beberapa pertimbangan Rina menjawab "Aku bisa pada pukul tujuh malam. Bagaimana denganmu?"
Jonathan tersenyum. "Baiklah pukul tujuh malam suara bagus. Aku akan menjemputmu di rumahmu ya? Berikan alamat lengkapnya."
Rina memberikan alamat rumahnya pada Jonathan dan mereka melanjutkan dengan merencanakan detail lainnya. Keduanya merasa semakin bersemangat dengan rencana ini dan berharap bisa memiliki waktu yang menyenangkan bersama.
“Lihat. Bukankah itu tidak terlalu sulit?" singgung Lucky saat Rina sudah keluar dari ruangan kantor Jonathan.
“Kamu benar. Tapi, ini belum bisa memastikan tentang bagaimana perasaannya,” jawab Jo kembali pesimis.
“Tuan, ini bukan masalah tentang bagaimana perasaan dia. Namun, ini adalah tentang dirimu apakah bisa membuatnya tertarik kepadamu," tegas Lucky.
“Wow! Kamu terdengar seperti seorang yang sangat ahli dalam hal ini," singgung Jo.
“Itu sudah pasti karena saya bukan kucing biasa!" jawab Lucky membanggakan dirinya sendiri.
“Baiklah, kalau begitu, saya akan terus meminta bantuan kamu," ucap Jonathan mengakhiri percakapan mereka.
Saat ini Lucky berada di rumah dan berkomunikasi lewat telepati atau pun panggilan video lewat layar sistem.
Akhirnya, hari sabtu tiba dengan cepat dan Jonathan segera menjemput Rina mengendarai motor barunya.
Ketika telah bertemu dan siap berangkat, keduanya tampak sama-sama bersemangat untuk menjalani malam yang menyenangkan.
“Baiklah, Tuan Jo, saya siap!" kata Rina sudah naik dan mengenakan helmnya.
“Panggil Joe saja. Kamu tidak perlu bicara formal karena kita bukan sedang di tempat kerja," ucap Jonathan.
“Ba-baiklah," jawab Rina mulai gugup karena baru sadar posisinya saat ini begitu dekat dengan Jonathan.
Saat motor mulai melaju, hati Rina kian tak karuan karena ia dapat memeluk Jonathan dengan erat dalam posisi tersebut.
Malam itu, ketika Rina dibonceng oleh pria yang disukainya, hatinya benar-benar berdebar kencang. Dia tak bisa menyembunyikan perasaan gembiranya karena Jonathan mengajaknya keluar.
Tampak kecepatan motor mulai meningkat dan angin malam menghembus lembut ke wajah Rina. Lalu, semakin dekat dengan tujuan semakin cepat juga berdebar jantungnya Rina.
“Bukankah ini sebenarnya adalah kencan?" gumam hari Rina, mulai membayangkan beberapa momen romantis yang mungkin akan terjadi nanti.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Ayano
Iya iya kencan itu
2023-11-25
0
Ayano
Fix fall in love
2023-11-25
0
Ayano
Kurang greget pendekatannya. Harus gercep kalau emang seneng.
2023-11-25
0