episode 07

Jonathan dan Melissa mengobrol dan menikmati sarapan bersama Dani. “Jo, kamu tahu, tiket grup Slash akhirnya terjual habis untuk seluruh konser di tanah air,” kata Dani.

Jo tersenyum bahagia mendengar kabar baik itu. Kesuksesan Slash menjadi bukti bahwa cheat-nya sangat berpengaruh banyak.

“Kak, apa kau akan terus menyembunyikannya dari ibu?" tanya Melissa.

“Aku pikir ibu nantinya juga akan tahu cepat atau lambat,” pikir Jo.

“Sebaiknya kamu beri tahu saja Jo, sisanya biar aku membantumu,” kata Dani.

Ada alasan mengapa Jonathan belum bisa menceritakan rahasianya kepada ibunya. Jonathan baru saja mendapatkan kekuatan aneh dan menjadikannya kaya raya. Sebab itu, ia bingung untuk menceritakan semuanya pada keluarganya.

Ada beberapa alasan mengapa Jonathan belum bisa menceritakan rahasianya kepada ibunya:

Rasa takut dan khawatir: Jonathan mungkin takut bahwa ibunya tidak akan memahami atau menerima kekuatan barunya.

Ia khawatir bahwa ibunya mungkin akan merasakan ketakutan atau cemas tentang apa yang bisa terjadi dan mungkin tidak mampu memberikan dukungan yang dibutuhkan.

Rasa takut dianggap aneh: Jonathan mungkin takut bahwa ibunya akan menganggapnya aneh atau gila jika ia menceritakan kekuatan barunya.

Ia mungkin khawatir bahwa ibunya akan memperlakukan dirinya secara berbeda atau bahkan menjauhinya.

Perlindungan orang-orang terdekat: Jonathan mungkin merasa bahwa dengan menjaga rahasia ini, ia dapat melindungi ibunya dan keluarganya dari kemungkinan bahaya atau perhatian yang tidak diinginkan.

Ia ingin memastikan bahwa mereka tetap aman dan tidak terlibat dalam situasi yang bersifat misterius atau berbahaya.

Kekhawatiran tentang pengaruh kekuatannya: Jonathan mungkin masih mencoba memahami kekuatan barunya dan mencari tahu cara terbaik untuk menggunakannya.

Ia mungkin merasa bahwa menceritakan rahasianya kepada ibunya sebelum ia sepenuhnya menguasai kekuatannya dapat menyebabkan masalah atau konsekuensi yang tidak diinginkan.

Pertimbangan waktu yang tepat: Jonathan mungkin sedang mencari waktu yang tepat dan kondisi yang baik untuk menceritakan rahasianya kepada ibunya.

Ia mungkin ingin memastikan bahwa ia memiliki cukup penjelasan dan pemahaman tentang kekuatannya sehingga ia dapat menjelaskan secara jelas dan meyakinkan kepada ibunya.

Jonathan mengalami konflik emosional yang rumit dan membutuhkan waktu untuk mempertimbangkan aspek tersebut sebelum ia siap untuk mengungkapkan rahasianya kepada ibunya.

Namun, Jonathan akhirnya memutuskan untuk memberitahukan ibunya setelah berbicara dengan Melissa dan Dani.

Kemudian, ia mengundang ibunya ke rumah untuk makan malam bersama dan mulai bercerita tentang perjalanannya mengurus perusahaan. Namun, Jonathan tetap menyembunyikan soal cheat-nya dan mengatakan semua hal itu karena dukungan Pak Arman Faris dan Dani.

“Ya, saya melihat anak ibu cukup berpotensi dan membantunya," kata Pak Arman.

“Terima kasih, Pak Arman, karena telah membantu anak saya," ucap ibunya senang.

Setelah mengobrol cukup panjang, ibunya bisa memahami dan sangat senang dengan keberhasilan putranya.

“Kamu benar-benar menunjukkan dirimu sudah banyak berubah. Saya sangat bangga padamu, nak,” kata ibunya.

Ibunya juga mengatakan bahwa mendiang ayahnya pun pasti turut bangga jika ia masih hidup.

“Terima kasih, Bu. maaf kalau sebelumnya aku selalu membuat masalah yang merepotkan,” ucap Jo.

Seperti yang kita tahu bahwa Jonathan sebelumnya dianggap anak yang nakal setelah dikeluarkan dari sekolahnya. Ibunya sampai tak bisa berhenti cemas memikirkan masa depannya.

“Tidak masalah. Sebagai orang tua, ibu akan selalu mendukungmu,” ucap ibunya penuh kasih.

Setelah makan malam, Pak Arman Faris langsung pamit karena masih banyak urusan lain. Sementara, Jo, Dani, dan ibu serta adik Jo duduk bersama di ruang tamu. Mereka mengobrol dan tertawa bersama, menikmati kehangatan keluarga.

Sekarang, Jonathan merasa sangat bahagia dan merindukan momen seperti ini bersama keluarganya.

Jonathan merasa semuanya terbayar dengan kebahagiaan yang ia rasakan saat ini.

Begitu pun Dani, yang saat ini sangat jarang sekali berkumpul dengan keluarganya.

Kedua orangnya jarang pulang ke rumah dan ia menjadi satu-satunya anak di keluarganya setelah saudara kembarnya meninggal.

Esok harinya, setelah mengantarkan ibunya pulang, Jonathan mulai kepikiran tentang permintaan adiknya.

Meskipun ia sangat mencintai adiknya dan senang bisa bersama dengannya, dia tahu bahwa menjaga adiknya akan mengambil banyak waktu dan usaha.

“Kamu yakin ingin ikut dengan kakak?" tanya Jo saat di mobil.

Saat ini, Melissa sudah membawa barang-barangnya untuk pindah ke tempat Jonathan.

“Kak, kalau bukan untuk menjaga rumah kita yang penuh kenangan tentang ayah, mungkin ibu juga ingin tinggal bersama kamu,” ungkap Melissa.

“Terus, apa tidak masalah meninggalkan ibu sendirian?" tanya Jo.

“Kita bisa sering menjenguknya bukan?" ucap Melissa.

“Yeah, kamu benar juga,” jawab Jo.

Setelah berpikir dengan matang, Jo pikir tidak masalah untuk menyetujui permintaan adiknya.

Ia merasa bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk menghabiskan waktu bersama dan mempererat hubungan keluarga mereka.

Selama ini, Jo memang belum bisa menjadi sosok kakak yang baik untuk Melissa. Jadi, Jo juga menyadari bahwa kesempatan seperti ini mungkin tidak akan datang lagi.

“Selama kamu tidak masalah dengan kehadiran Dani, kakak tidak masalah sih," ucap Jo.

“Tidak usah khawatir. Aku bukan orang aneh yang akan mengganggu adikmu," ucap Dani yang sedang menyetir.

“Siapa yang tahu bukan? Adikku sangat manis dan cantik, aku khawatir kau mendekatinya,” singgung Jo.

“Terus, kalau aku lakukan, memangnya kenapa?” tanya Dani.

“K-kau, jangan harap!” ucap Jo seraya menepuk kepala Dani dari belakang.

“Astaga, aku hanya bercanda saja!” ucap Dani berharap Jo berhenti.

Mobil pun tiba-tiba membelok ke pinggir jalan karena Dani tidak bisa fokus mengemudi. Untungnya Dani bisa kembali mengendalikannya dan menghentikan mobilnya sebentar.

“Nyetir yang benar dong!” ujar Jo.

“Dek Meli,” ucap Dani mengisyaratkan sesuatu.

“Kak, itu salah kakak yang mengganggunya menyetir,” ucap Melissa.

“Kamu ini adik siapa sih?” tanya Jo merajuk.

“Haha,” Dani tiba-tiba tertawa melihat Jo dimarahi adiknya.

“Kenapa kau tertawa?” tanya Jo.

“Yah, aku lihat kau masih rukun dengan adikmu seperti dulu,” ucap Dani.

“Sudahlah. Cepat kemudikan mobilnya!" ucap Jo.

Singkat cerita, akhirnya Jo mulai membantu Melissa mengurus kepindahan sekolah dan keperluan lainnya.

Meskipun itu memakan waktu dan energi tambahan, Jo merasa senang bisa membantu adiknya. Jo juga membantu Melissa menyesuaikan diri dengan sekolah dan lingkungan barunya.

“Bagaimana tentang sekolah barumu?" tanya Jo yang menjemput bersama Dani.

“Anak-anak di sekolah sangat penasaran dengan kakak,” jawab Melissa ketika sudah masuk ke dalam mobil.

“Oh, pasti karena kakak adalah pemilik agensi grup idol yang saat ini sedang viral,” tebak Jo.

“Itu tidak salah. Tapi, ada yang lainnya!" ucap adiknya tersebut bermain tebak-tebakan.

“Apa itu?” tanya Jo penasaran.

“Saat ini, para anak laki-laki di sekolah sedang ramai memperbincangkan soal game mobile online dari perusahaan MB Gaming,” jawab Melisa.

Jo pun akhirnya mulai teringat dengan perusahaan developer game tersebut, yang saat ini pengurusannya diurus oleh Dani dan Soni.

“Dan, apa gamenya sudah rilis?” tanya Jo.

“Kau ini ... benar-benar tidak menyimak saat rapat tadi pagi?” singgung Dani.

“Hehe, maaf. Aku cukup kelelahan karena menjalankan misi-misi aneh dari sistem, ” jawab Jo beralasan.

“Ya sudah. Nanti aku jelaskan setelah kita tiba di rumah. Sekalian, kita juga harus mencoba gamenya," ucap Dani.

Bersambung.