Rina adalah gadis yang sangat cantik, rambutnya sedikit pirang, dan kulitnya yang putih bersih membuatnya menonjol di antara karyawan lain.
Dia memiliki senyum yang indah dan mata yang cemerlang. Setiap kali dia lewat, semua orang di sekitarnya akan berhenti dan memperhatikannya dengan perasaan kagum.
Meskipun dia cantik dan populer, Rina selalu bersikap ramah dan murah senyum pada siapa saja yang bertemu dengannya.
Rina tinggal bersama ayahnya yang merupakan pengusaha kaya raya di Amerika. Karena itu, ia menjadi lulusan terbaik dari salah satu Universitas yang terkenal di sana.
Namun, ia memilih pergi ke Indonesia untuk bertemu ibunya. Rina menemui ibunya dan memutuskan untuk tinggal dengannya karena tidak ingin dijodohkan oleh ayahnya.
Situasi orang tuanya Rina sudah bercerai sekian lama dan Rina ikut ayahnya tinggal di Amerika.
Setelah tinggal di Indonesia, Rina menerima tawaran kerja dari Dani dan mulai bekerja di perusahaan Jonathan.
Rina sebenarnya adalah sepupu Dani karena ibunya Rina adalah adik ayahnya Dani.
Setelah bekerja dengan Jonathan, bagi Rina bosnya itu adalah orang yang sopan dan ramah terhadapnya, sehingga ia merasa nyaman bekerja bersamanya.
Selain itu, Rina merasa bahwa pekerjaannya sangat menarik dan memuat banyak tantangan.
Seiring bertambahnya waktu Rina bekerja di perusahaan, ia mulai mengenal sosok bosnya, Jonathan, dan menilainya sebagai orang yang sangat baik dan memiliki kepribadian yang menarik.
Rina sering berpikir tentang Jonathan dan hubungan mereka. Namun, karena Rina tidak ingin mengganggu pekerjaannya, ia memutuskan untuk tidak mengungkapkan perasaannya pada Jonathan.
Waktu berjalan, Rina dan Jonathan semakin sering bersama ke mana pun pergi. Mereka sering makan siang bersama, berbincang-bincang, dan menghabiskan waktu bersama.
Meski pun semua itu karena tuntutan pekerjaan, tapi Rina bahagia selama dekat dengan bosnya, Jonathan.
Rina sangat senang bahwa ia memutuskan untuk pergi ke Indonesia dan bertemu ibunya, karena ia menemukan pekerjaan yang sangat menarik dan bahkan mungkin akan menemukan cinta sejati dalam hidupnya.
Rina sedikit berharap apakah ia bisa mendapatkan hati Jonathan dan meminta bantuannya untuk menentang perjodohan yang menjeratnya.
Sebab, ayahnya masih saja menghubungi Rina dan baru-baru ini berkata ingin menjemput Rina untuk membawanya pulang ke Amerika.
“Apakah Anda akan bertemu klien baru?" tanya Rina penasaran ketika Jonathan menanyakan tentang jadwalnya hari ini.
“Tidak. Hari ini saya mungkin akan pergi ke tempat ibu saya. Tadi pagi, adik saya menelepon dan mengatakan agar saya segera mengunjunginya,” jawab Jo.
Belakangan ini Jo memang selalu sibuk dan mulai jarang berkunjung ke tempat ibunya. Sepertinya Melisa dapat menduga hal ini sehingga ia segera menegur kakaknya.Jonathan
"Oh begitu," kata Rina memahami. "Semoga semuanya baik-baik saja."
Jo mengangguk setuju, "Aku juga berharap begitu. Terima kasih, Rina."
Rina tersenyum, "Tidak perlu khawatir. Selamat bertemu dengan ibumu ya, Tuan."
Jo tersenyum dan meninggalkan ruangan, bersiap untuk mengunjungi ibunya. Ia merasa lega karena jadwal kosong hari ini memungkinkannya untuk melakukannya.
Namun, Jonathan sedikit bingung karena rasanya tidak enak kalau berkunjung dengan tangan kosong. Kemudian, Rina muncul dan menghampirinya ketika Jonathan baru saja mau masuk ke dalam lift.
“Ada apa, Rina?” tanya Jonathan heran melihat Rina sedikit tergesa-gesa menyusulnya.
“Apakah saya boleh ikut denganmu?" tanya Rina.
Ia berpikir mungkin sebaiknya mengikuti bosnya tersebut karena dirinya adalah asisten pribadinya.
“Tentu saja saya senang bila kamu memutuskan untuk ikut," jawab Jo tidak keberatan.
Saat keduanya di dalam lift, Jonathan meminta saran kepadanya asistennya tersebut tentang hadiah apa yang mungkin bisa ia berikan kepada ibunya.
“Baiklah, Tuan, saya akan membantumu memilih hadiah yang mungkin cocok untuk ibumu," ucap Rina.
"Terima kasih, Rina. Saya sangat menghargai bantuan darimu," kata Jonathan dengan senyum.
Setelah tiba di lantai satu, Rina pamit untuk mengambil mobilnya di tempat parkir dan meminta Jonathan menunggu sebentar.
“Tuan, apa kau menyukai Rina?" tanya Lucky karena melihat mata Jonathan tidak bisa teralih dari gadis itu. Keduanya mengobrol lewat telepati karena Lucky sekarang tidak ikut ke perusahaan.
“Bicara apa kau ini? Kami hanya rekan kerja!” bantah Jonathan.
“Benarkah?" ucap Lucky masih mencoba menggoda Jonathan.
Jonathan terdiam karena terpikirkan kebersamaannya dengan Rina belakangan ini. Ia sebenarnya merasakan sebuah perasaan yang sulit dijelaskan dalam hatinya.
Rina akhirnya datang untuk mengendarai mobilnya dan berhenti di depan Jonathan yang menunggunya di depan gedung perusahaan.
Jonathan sedikit terkejut karena Rina tidak mengendarai mobil yang disediakan oleh perusahaan, yang biasa mereka gunakan selama ini.
“Apa ini mobil pribadi kamu?" tanya Jonathan penasaran.
“Bukan, Tuan, ini mobil dari Pak Arman,” jawab Rina.
Rina menjelaskan bahwa mobil tersebut adalah hadiah yang diberikan oleh pengacara Arman Faris untuk Jo karena sudah mengurus Agensi J-Entertainment dengan sangat baik.
Walau bagaimanapun, Jo memang hanya menjadi CEO di agensi tersebut dan pemiliknya adalah Pak Arman Faris.
Pak Arman Faris sendiri memang bukan orang sembarangan. Setelah ia sukses menjadi pengacara, ia juga menjadi pengusaha dan berhasil mendirikan beberapa perusahaan besar.
Saat ini saja, beliau sedang fokus berbisnis di bidang real estate. Jadi, memberi hadiah mobil mahal seperti itu bukan masalah baginya.
Mobil yang diberikan pada Jo adalah mobil sport bermerek McLaren P1 yang harganya miliaran rupiah bila ditafsirkan.
“Apa Anda ingin mencoba mengendarainya?" tanya Rina.
“Saya belum pernah belajar mengendarai mobil," jawab Jonathan.
“Oh. Kalau begitu Anda cukup jadi penumpang saja dan biarkan saya yang mengemudi," ujar Rina.
Jo dan Rina kemudian pergi ke sebuah toko hadiah terdekat dan mulai mencari hadiah yang sesuai untuk ibu Jo.
Rina memberikan beberapa saran agar memilih berdasarkan minat dan kesukaan ibunya Jo, mungkin seperti bunga segar, kerajinan tangan, atau perhiasan ringan.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk membeli sebuah keranjang bunga yang indah dengan berbagai macam bunga segar dan harum.
Jo sangat senang dengan pilihan mereka dan berterima kasih kepada Rina atas bantuan dan saran-sarannya.
"Terima kasih banyak, Rina. Kamu memang sangat ahli dalam memilih hadiah. Ini pasti akan membuat ibuku sangat bahagia," ujar Jo sambil memandang keranjang bunga dengan senyum bahagia.
Sebenarnya, Jo juga membeli beberapa makanan seperti kue dan makanan kesukaan ibunya.
Setibanya di rumah ibunya, Ibu Rita Amelia, ibunya malah sedikit salah paham terhadap Rina. Ibu Jonathan yang akrab disapa Ibu Rita, mengira bahwa wanita muda itu adalah kekasih putranya.
Namun, Jonathan segera menjelaskan kebenaran kepada ibunya bahwa Rina hanyalah asisten pribadinya dan tidak ada hubungan romantis di antara mereka.
Setelah mendengar penjelasan itu, Ibu Amelia akhirnya mengerti dan menerima kehadiran Rina di rumah mereka sebagai teman kerja Jo.
Setelah memperkenalkan Rina kepada ibunya dan berbincang-bincang tentang kegiatan serta kehidupan mereka selama di tempat kerja, ibunya merasa senang karena Jonathan memiliki asisten baik seperti Rina.
Ibunya berharap bahwa mereka akan tetap menjaga hubungan baik mereka untuk waktu yang lama.
“Nak, ibu akan merestui kamu jika ingin menikahi Rina,” ucap Ibunya tiba-tiba. Itu membuat suasana antara Jonathan dan Rina menjadi aneh.
“Ibu, mana mungkin gadis secantik seperti Rina mau--” Belum selesai Jonathan bicara, ia terhenti karena melihat Rina yang sedikit tersipu malu.
“Apanya yang tidak mungkin?" tanya ibunya, masih terus menggoda mereka.
“T-tuan, saya izin ingin ke kamar mandi," ucap Rina langsung pergi.JonathanJonathan
“Ibu!” Jo sedikit kesal karena ibunya terus mencomblangkan mereka.
“Apa salahnya punya pasangan sekarang? Kamu juga sudah dewasa sekarang," ujar Ibunya mendesak Jonathan.
“Ibu, usiaku baru dua puluh tahun, ingat?” tegas Jonathan.
“Kalian bisa pacaran dahulu, bukan?” sahut ibunya tetap menekan Jonathan.
Saat ini, Jonathan masih tidak percaya bahwa ibunya memiliki sisi seperti ini.
“Lihat, ibumu saja sudah mendukung," singgung Lucky ketika Ibu Amelia pamit ke dapur.
“Kau tidak usah ikut-ikutan!” tegur Jonathan.
“Apa?" tanya ibunya yang mendengar Jonathan mengeluh pada Lucky.
“Bukan apa-apa," jawab Jonathan yang sedikit panik karena keceplosan saat bicara dengan Lucky.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Ayano
Aku merasa ini diambil dari nama Hotman Paris🤣
Mirip soalnya
2023-11-25
0
Ayano
Gak mau dijadiin calon bini? 😏
2023-11-25
0
polisi kata
boleg itu apa bang?
2023-07-16
0