Setelah selesai sarapan pagi bersama sang suami ia melanjutkan pekerjaan yang bisa ia lakukan demi mengurangi dan mengusir rasa bosan nya. “ nak ngapo la aku ni, katek gawi nian. Gawian belum dapat panggilan. Apo la yang nak aku gawi ke ini... ” ( aku mau ngapain ini, gak ada kerjaan. Mana kerjaan belum dapat panggilan lagi. Apa yang mau aku kerja kan ini ) bergumam dalam ke bosanan.
Saat ia duduk, berdiri, tiduran di kasur, rebahan serta berguling guling mencari posisi yang nyaman dan juga ke sana kemari tetap saja ia bosan. “ haah, katek gawi nian, mundar mandir,, cak apo be aku ini...” ( benar benar gak ada kerjaan, ke sana kemari,, aku ini kenapa) lama lama ia kesal entah apa yang harus di lakukan untuk mengusir rasa bosan dan jenuh nya ini.
“ Turun be aku di sini jugo katek gawi, mundar mandir cak uwong gilo,,, astagfirullah ngato diri dewek, mulut mulut...” ( aku turun aja di sini aku juga gak ada kerjaan, bolak balik kek orang gila,,, astagfirullah merendah diri sendiri ini, dasar mulut) ucap nya menepuk nepuk mulut nya.
Melangkah kan kaki untuk turun ke bawah. Entah apa yang ingin ia lakukan. Mungkin mencari kegiatan agar bisa ia kerja kan. Sampai di bawah ia mencari cari hal apa yang bisa ia kerja kan.
“ Apo la yang nak aku gawi ke ye, hmmm tanyo Bibi dulu men mak itu. Men ado kan aku yang pacak gawi ke nyo,, betul nian...” ( apa ya yang mau aku kerja kan, hmmm kalo gitu aku tanya Bibi aja lah. Kalo ada aku yang bisa kerja kan,, bener banget) gumam nya sendiri.
“ Mano Bibi ni, aku cari cari dak katek di mano dio. Ai Bibi ni ke mano nian dio...” ( Bibi ke mana ya , aku cari cari gak ketemu. Di mana dia) sambung nya sambil mencari cari sang bibi namun belum kunjung ketemu.
“ Ai dah mano pulok Bibi ni. Rumah pulok besak nian. Giliran aku dak nyari dio ado, metu dewek Dio. Men aku nyari nyo dio dak katek . Dak tau aku lagi apo tau nyo dio ado tula. Ini dak katek ke mano dio...” tambah nya dengan sewot sendiri masih sambil mencari Bibi.
Lama mencari akhir nya ia menemukan sang Bibi yang tengah menyiram tanaman di belakang rumah.
“ Baru jingok aku tempat ni. Bagus nian banyak kembang nyo. Men mak itu aku ke sini bae,, malek jugo di kamar terus...” ( aku baru liat tempat ini. Bagus banget banyak bunga nya. Kalo aku tau lebih ke sini aja,, bosan juga di kamar) hanya itu yang ia kata kan.
“ Eh non Ummi, kenapa ada di sini non. Apa perlu sesuatu...” tanya sang Bibi melihat sang istri majikan di taman.
“ Em Bi, tadi saya nyari in Bibi tapi di cari malah di sini ternyata...” jawab nya.
“Non nyari in Bibi, ada apa non. Non pengen sesuatu. Apa non,,, nanti Bibi buatin untuk non...” kata sang Bibi.
“Bukan Bi, bukan itu. Saya mau nanya pekerjaan yang belum selesai saya mau bantuin Bibi. Biar saya aja yang bereskan gitu maksud nya bi...” terang nya pada sang Bibi.
“Oh gitu. Tapi udah selesai non, jadi non gak perlu lagi melakukan nya...”
“Yaah, padahal kan aku ke pengen banget ada kerjaan ini udah gak ada...” gumam nya lirih sendu tapi masih bisa di dengar oleh sang Bibi.
“Non mau ada kerjaan ya...” tanya sang Bibi mendengar ucapan istri sang Tuan. “Iya Bi, apa ,,, tapi kata Bibi gak ada...”
“ini non...” sambil menunjuk ke selang air. “ kalo non Ummi mau nyiramin tanaman silahkan non...” sang Bibi memberi tawaran.
“Boleh Bi,,,” tanya nya meminta izin.
“Boleh non mah gak perlu sungkan sungkan,,” jawab bibi tau kalau sang istri majikan nya ini tak enak hati. “nih...” tambah nya memberi kan selang air.
“Makasih Bi,,,” ucap nya tersenyum sambil mengambil selang air dari sang Bibi. “oh ya Bi, ini cuma di siram siram doang tanaman nya atau mau di kasih pupuk juga sekalian...” sambung nya bertanya.
“Iya non sekalian di kasih pupuk juga nanti, non tunggu aja di sini sambil nyiram tanaman nya biar Bibi yang ngambil pupuk sekalian sama alat alat nya...” kata sang Bibi.
“Oh ya Bi beres, jangan lama lama Bi saya gak sabar pengen nyoba nanem bunga langsung...” ucap nya antusias.
“Iya non tunggu sebentar ya...” pamit sang Bibi berlalu pergi sambil mengambil alat dan pupuk.
“Jadi lah ado gawi nyo jugo aku, dak mendep bae di goa,,, hhe...” (lumayan biar aku ada kerjaan, gak bosan di kamar terus) monolog nya sendiri.
Tak lama kemudian sang Bibi datang dengan membawa sekarung pupuk beserta alat alat nya.
“Ini non pupuk sama alat alat nya...” sambil meletakkan pupuk dan alat dari tangan nya.
“Wah sip Bi, yang mana dulu yang mau di pupuk Bi...” tanya yang tak sabaran sambil mematikan selang air.
“Mungkin sebelah sana non soal nya ada beberapa bunga yang layu dan kering juga...” jawab Bibi Tuti menjelaskan. “Kita ke sana aja, non duluan biar ini Bibi yang bawa...” Bi Tuti pun berniat mengangkat pupuk sendirian.
“Sini biar saya bantu Bi,,,” mengambil pupuk dari tangan sang Bibi. “Bibi bawa aja alat itu, saya bawa yang ini...” ucap nya sambil membawa pupuk.
Sang Bibi pun menurut dan mereka pergi ke arah tempat di mana mereka akan menanam.
Setelah sampai pun Bibi mengajar kan cara nya. Mulai dari menanam memberi pupuk dan sebagai nya.
“Begini non cara...” kata sang Bibi menjelaskan. “Ini begini non ...” sambil menerangkan step by step nya.
“Ooh gitu...” ucap nya mengerti. “Gini ya Bi...” tanya nya menunjukkan.
Mereka pun tengah asyik berkebun. Sekarang ia tau sedikit demi sedikit tentang tanam menanam, cara memberi pupuk dan sebagai nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments