Pagi menjelang dengan matahari yang sangat menyilaukan mata, berganti nya hari kemarin dengan hari ini di mana semua orang akan melakukan aktivitas nya yaitu bekerja. Sama yang seperti yang akan di lakukan oleh wanita itu, di mana hari ini ia akan pergi ke tempat perusahaan yang telah di lamar nya. Dengan harapan dan semangat agar ia mendapatkan hasil yang memuaskan yaitu bekerja. Ia sudah bersiap siap sedari subuh untuk pergi agar tak terlambat datang untuk interview.
Setelah drama kemarin antara ia dan sang suami entah kenapa sejujur nya ia malas untuk bertemu. Tapi ia harus mengalah kan rasa malas nya untuk pergi melamar pekerjaan di perusahaan ia melamar. 'semangat untuk bekerja, semoga aku bisa melakukan interview dengan baik dan segera di terima, aamiin...' batin nya bergumam terus berpikir positif dan berdo'a agar usaha nya tak sia sia.
"Pagi non Ummi, silahkan non Ummi sarapan dulu,, non Ummi mau ke mana sudah rapi begini..."tanya sang Bibi.
"Pagi Bi, ada urusan sebentar..." kata nya sekena nya.
"Kamu mau ke mana Yang, udah rapi gini..." sejujur nya ia tak bisa memalingkan wajah nya dari sang istri karena ketika melihat sang istri berpakaian rapi hari ini dan juga sang istri menjadi lebih cantik walau pun ia mengakui setiap hari nya sang istri memang cantik.
Tak ingin menjawab pertanyaan dari sang suami rasa mulut nya kelu untuk menjawab pertanyaan itu. { bisu lu neng diem diem bae' hhe}
Laki laki itu pun terdiam setelah pertanyaan nya yang tidak di jawab oleh sang istri. Seolah olah ia berpikir bahwa sang istri masih marah pada nya karena kejadian kemarin. Di mana mereka berdua berselisih paham dan menguak nya masa lalu antara ia dan sang istri.
Mereka berdua sarapan dengan tenang tanpa bicara. Ini adalah sarapan pertama mereka setelah beberapa hari ini sang istri tak mau di ajak sarapan bersama. Rasa senang itu tiba tiba muncul menguap ke dalam hati nya ingin rasa nya ia ungkapkan tapi ia tau sang istri tak akan suka semenjak kejadian kemarin mereka berdua belum sempat mengobrol. Dan pagi ini sang istri seperti tak mau bicara pada nya. Seolah olah sang istri bersikap seperti menjaga jarak satu sama lain.
Sakit nya di sini tapi tak berdarah, karena kejadian kemarin jarak mereka berdua jadi makin merenggang yang tadi nya ia ingin dekat mengikis dinding antara ia dan sang istri malah membuat tembok itu berdiri kokoh mau tak mau ia harus meruntuhkan tembok itu kembali jikalau ia ingin mendekati sang istri.
Tapi sekarang ia harus bersabar menunggu perlahan tapi pasti ia yakin akan tiba masa di mana ia dan sang istri bisa bersatu dengan cinta mereka tanpa di bayangi oleh sang sahabat. Karena sang sahabat pasti tau kalau ia begitu mencintai istri dari sahabat nya yang kini menjadi istri nya juga.
Sungguh rumit dan membingung kan hidup yang baru di jalani nya ini. Rumah tangga yang baru di bangun kini harus mengalami gonjang ganjing perihal sang istri yang belum mau menerima diri nya. Karena sang sahabat saat itu yang meminta mereka berdua menikah kini hidup nya sekarang menjadi tantangan tersendiri bagi nya karena ia harus menakluk kan hati sang istri yang masih terpaku pada masa lalu yang belum usai yaitu sang sahabat.
Tak lama wanita itu sudah menghabis kan sarapan nya dan ia akan segera pergi untuk interview.
"Emm, Bi makasih sarapan nya,, saya mau pergi dulu maaf gak bisa bantuin..." kata nya merasa tak enak hati dan bangun dari duduk nya.
Tak lama sang suami pun menyelesai kan makanan nya juga. Ia takut sang istri akan pergi meninggalkan nya.
"Eh, iya non gak papa,, emang nya non Ummi mau ke mana..." tanya Bi Tuti.
"Emm,,, ngomong gak ya nanti dia tau lagi, males banget,,, ngomong aja lah, emm mau ngelamar kerja Bi siapa tau saya langsung di interview dan di terima kerja, soal nya lagi butuh kerjaan di rumah juga bosen..."jawab nya sambil berpikir sedikit menjelaskan.
"Kamu mau ngelamar kerja Yang, kenapa gak ngasih tau aku..."sang suami yang tadi nya hanya mendengar kini ikut dalam obrolan.
Tak ia sahut ucapan sang suami. Ia hanya diam tanpa menjawab pertanyaan dari sang suami.
" Ngelamar kerja di mana non,,, apa non tau alamat nya,, naik apa non ke sana nya, Bibi takut non tersesat di jalan gimana,,, non kan belum banyak tau jalan di sini non..."kata Bibi Tuti khawatir.
"Semoga aja gak Bi, soal nya kan saya naik ojek online biar lebih aman,, yang pasti driver juga tau alamat nya..."ucap nya sambil menenang kan sang Bibi.
"Kenapa gak berangkat sama aku aja Yang, kan lebih aman dari pada naik ojek online. Aku takut kamu kenapa napa Yang,, lebih baik aku yang anterin kamu,,, ayo kita berangkat bareng..." kata nya yang berdiri dari duduk nya sambil mengajak.
"Ehh iya bener itu non pergi sama Tuan aja kan Tuan sekalian mau berangkat kerja juga jadi non Ummi gak perlu lagi naik ojek jadi non juga gak tersesat ya kan..." timpal sang Bibi.
" ck males nian aku , emm gak usah Bi biar saya pergi sendiri aja soal nya saya udah pesan ojol,, mungkin bentar lagi driver nya sampe..."ucap nya sambil melihat pesanan di ponsel nya.
"Tapi Yang..."sebelum ia lanjut kan ucapan nya di potong sang istri.
"Itu mungkin driver nya sudah nyampe, kalo gitu saya pergi dulu Bi,,, assalamu'alaikum..."
Sambil salam dan berlalu pergi ke luar ketika dengar suara klakson motor.Berjalan cepat sambil menghindari sang suami. Ia malas kalau harus satu mobil dengan sang suami.
"Saya pergi juga Bi..."ucap nya sambil berlalu segera menyusul sang istri agar tak ketinggalan.
Jawab "Ya" hanya itu yang di ucap kan sang Bibi pada sang Tuan nya melihat sang Tuan dan istri nya pergi.
Tanpa di sadari tangan sang suami mencekal lengan sang istri saat sang istri baru akan naik ojek online nya.
"Lepasin gak,, aku mau pergi bisa bisa aku terlambat gara gara kamu..." ucap sang istri yang mencoba melepas genggaman tangan nya dari sang suami.
"Ini uang kompensasi nya..." sambil mengeluarkan uang beberapa lembar warna merah kepada sang driver.
"Terima kasih pak..." sang driver pun pergi setelah di beri uang kompensasi karena pembatalan penumpang.
"Apa apaan sih kamu, kamu sengaja buat aku terlambat datang iya,, hah..." kesal nya.
Ia membuka kan pintu mobil dan menyuruh sang istri untuk masuk dan mereka akan pergi bersama.
"Masuk,,, kamu gak mau telat kan masuk lah,, aku akan mengantar mu untuk melamar kerja..."kata nya dengan nada dingin.
"Aku bilang masuk lah, jangan sampai kita terlambat gara gara kamu yang marah marah..."sambung nya dengan sedikit penekanan.
Mau tak mau sang istri pun masuk ke dalam mobil dan duduk di depan bersama sang suami karena sang suami sudah masuk.
Tak lupa juga ia memakai kan setbelt pada sang istri tapi ternyata sang istri menolak biar ia pakai sendiri.
"Mau ngapain..." ucap nya sambil waspada.
"Kamu lupa pake setbelt, biar aman pake dulu setbelt nya..." ucapan nya berbeda dari tadi ini lebih lembut .
"Aku sendiri aja gak usah di pake in segala,,, bilang aja mau curi kesempatan..." jawab nya ketus .
Klik ....
Mobil pun akhir nya melaju dengan kecepatan sedang membela jalan yang sudah di lewati banyak kendaraan.
Rencana nya ia berniat ingin menghindar dengan pergi sendiri tapi nyata nya rencana tetap rencana karena akhir nya ia malah pergi di antar oleh sang suami. Ia tak menyangka bahwa sang suami akan memaksa nya untuk ikut.
Sikap sang suami ini membuat nya tambah kesal ingin rasa nya ia meluapkan ke kesalan nya itu. ' harus nya gak begini aku kan pengen pergi sendiri kenapa jadi pergi sama dia,,,huh males banget...' batin nya terus saja bergumam meluapkan kekesalan yang ada di hati nya sambil melihat jalan di samping kaca mobil.
Tak ada pembicaraan antara mereka berdua hening yang mereka ciptakan bersama membuat suasana semakin sunyi tanpa suara. Tak ada satu pun dari mereka yang ingin memulai percakapan baik itu ia mau pun sang istri. Rasa nya lidah ini sangat kelu untuk mengeluarkan kata kata saat melihat sang istri tak ada niatan untuk bicara pada nya.
Terasa waktu sangat lama berputar bila tak ada yang mengajak bicara sama sekali. ' cak lamo nian nyampe nyo ini, man telambat mak mano aku...' gumam nya dalam hati sudah cemas.
"Emm, anu itu alamat nya di mana,, aku gak tau..." tanya sang suami sambil menggaruk pelipis mata.
"Ya Allah dari tadi ngapo dak ngomong kau, pacak pacak telambat aku..." kesal nya sambil tepok jidat.{ya lu nya kagak ngomong neng hadeh}
"Eh,, kamu bilang apa Yang..." kata nya bingung dengan ucapan sang istri.
Sambil mengambil ponsel nya di tas yang ia simpan tadi sebelum mereka berangkat. Membuka ponsel nya mencari alamat tempat yang ia tuju kepada sang suami.
"Itu tuh alamat nya, baca sendiri..." memberi kan ponsel nya pada suami bermaksud agar sang suami melihat sendiri tanpa perlu ia memberi tau.
Jujur ia malas harus berdekatan apa lagi sampai menanyakan tentang jalan yang penting sang suami mengantarkan nya sampai ke tempat tujuan dan semoga saja bisa datang tepat waktu walau pun itu tak mungkin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments