Di kantor laki laki itu tampak sedang sibuk dengan pekerjaannya setelah selesai meeting, ia juga mendatangani dokumen dokumen penting perusahaan mana yang ingin melakukan kerja sama dengannya maupun perusahaannya.
Laki laki tampan yang memiliki segalanya, harta, tahta dan jabatan dalam hidupnya yang membuat siapa saja yang melihatnya takjub dengan nya bahkan tak jarang para ladies merebut untuk memiliki nya.
Fokusnya pada apa yang ada di depan nya membuat ia sibuk dengan pekerjaannya. Tangannya bergerak cepat mengetik tombol yang ada di laptopnya.
Merangkum dan meneliti laporan demi laporan yang ada di setiap divisi kantor agar ia tau mana yang ingin melakukan kecurangan dan mana orang orang yang tak setia padanya juga pada perusahaan nya. Itu ia lakukan demi perusahaan yang nantinya akan maju pesat di masa depan.
Dialah Tyaga Lamuel Radi anak dari pasangan Aziel Lamuel Radi dan Tya Lin Radi satu satunya penerus perusahaan ternama di Asian juga termasuk pasar dunia sekalipun. Nama yang berarti anak yang di berikan berkat oleh Tuhan supaya ia menjadi ORANG BESAR di kemudian hari.
Nama yang di berikan oleh sang ayah agar ia mendapatkan kebaikan baik untuk kehidupannya maupun percintaannya karena orang tua nya berharap dia akan menjadi pemimpin sekaligus orang yang di berkahi di setiap pekerjaan yang ia lakukan.
Seseorang yang akan menjadi pemimpin sekaligus pemilik perusahaan ternama di Asian bahkan juga termasuk salah satu pasar dunia yang akan menjadi tonggak penting untuk kemajuan perusahaan di mana ia akan mengendalikan jalan nya perdagangan internasional dan juga perusahaan cabang.
Satu satu nya pemimpin yang sukses di usia muda nya, ia dapat bersaing dengan pemimpin perusahaan lain nya yang usia nya jauh berbeda dengan dirinya. Membuat nya masuk dalam jajaran orang yang berpengaruh di dunia tak hanya itu ia juga menjadi Top Asian Boys Weimo dengan julukan sebagai pemimpin dengan ketampanan yang paling banyak di cari di mana mana termasuk website resmi weimo situs web yang paling terkenal di Asia.
Tapi dia tak mau orang orang mencari segala hal tentang nya hingga ia mengunci blog pribadinya agar tak ada yang mengusik ketenangan dan kenyamanan hidupnya. Sehingga ia menjadi seorang yang terus di buru oleh wartawan yang ingin meliput kegiatan dan kehidupan nya tak jarang mereka juga penasaran ingin tau tentang percintaan sang CEO.
Dengan kata lain ia adalah seorang anak yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga nya juga orang tua nya karena dialah anak yang di tunggu tunggu kehadirannya.
Tok... Tok... Tok....
"Masuk..." Ucapnya pada yang mengetuk pintu.
"Permisi Tuan, ini dokumen yang anda minta..." Sang asisten masuk dan menyerahkan berkas dokumen.
" Letakkan saja di situ akan saya lihat nanti..."ucapnya sambil melihat siapa yang masuk setelah itu fokus pada benda di depan nya.
" Apa ada yang bisa saya lakukan lagi Tuan..."tambah sang asisten.
"Em,,, tidak ada itu saja..."ucapnya tanpa melihat sang asisten karena ia masih fokus pada benda di depan nya itu.
"Baik Tuan kalau begitu saya permisi dulu..."ucap sang asisten setelah meletakkan berkas dokumen di samping Tuannya lalu memberi hormat dan berlalu keluar dari ruangan.
Laki laki itu tampak serius dengan apa yang ada di depan nya, tetapi sesekali ia melirik ponselnya dan itu membuat ia tak bisa fokus dalam kerjanya. Menggeleng kan kepala nya agar tetap fokus dalam bekerja.
Ia mengambil ponselnya dan mencari kontak orang yang berada di sana, tapi ia urungkan niat nya untuk itu , meletakkan ponselnya kembali dan ia kembali bekerja.
Mencoba untuk fokus pada pekerjaannya tapi tetap saja tak bisa karena ia terus terusan melihat ponselnya kembali. Mengambil nya dan kembali mencari kontak orang yang sama yang berada di sana. Satu nama itu yang ingin ia hubungi.
"Kenapa dia gak menghubungi ku, apa dia lupa atau jangan jangan dia lagi sibuk sama Bibi..."ucapnya sambil melihat ponsel di tangan nya.
"Apa aku aja yang menghubungi nya, tapi kalo dia gak mau ngangkat telpon nya gimana,, Aku harus apa,,,haahh..."lanjut nya frustasi.
Ia meletakkan ponselnya kembali dan kembali lagi dengan pekerjaan nya. {Sungguh membingungkan ck.}
Sekali lagi ia mengambil kembali ponselnya dan mencari kontak orang yang berada di sana. Tapi dia bingung mau berbuat apa. Kirim pesan atau telepon.
"Coba deh gue kirim dia pesan, bentar lagi kan makan siang,, semoga aja dia bales pesan gue..."ucapnya tersenyum antusias.
[ Jangan lupa makan siangnya sayang ]
"Gak, gak terlalu to the point..."lanjut nya sambil menghapus pesan itu.
[ Sudah siang, Jangan lupa makan siang ya sayang ]
"Kenapa gue nulis kata yang hampir sama lagi,, hapus..."ucapnya kembali menghapus pesan.
"Kenapa gue jadi ngeblank gini nih sih, padahal kan tadi semua kata katanya sudah ada di luar kepala kok bisa bisa nya gue lupa gini,,, haaah..."ucapnya frustasi memikirkan kata apa yang cocok untuk sang istri.
[ Met ciang cayangku ❤️ kamyu udah makan belum]
Lagi sedang asik nya menulis pesan itu ia di kaget kan oleh seseorang yang mengetuk pintu ruangannya.
Tok... Tok... Tok...
"Ah ya masuk..."kagetnya dan berusaha bersikap seperti biasa.
"Maaf Tuan, ini sudah siang anda ingin makan sesuatu,, apa anda ingin makanan kantin atau take away akan saya pesan kan..."tawar sang asisten.
"Ahh ya, Kamu pesan kan makanan rumahan saya ingin makan seperti makanan rumahan,, entah kenapa saya rindu makanan rumahan, pesan juga pesanan mu..."ucapnya sambil memikirkan makanan apa.
"Baik Tuan, akan saya pesan kan untuk anda..."jawab nya.
"Apa ada lagi Tuan..."tanya sang asisten lagi.
"Gak ada, itu saja..."ucapnya pada sang asisten.
"Baik Tuan..."jawab sang asisten.
"Anda kenapa Tuan, apa ada yang membuat anda gelisah..."kata sang asisten yang melihat gelagat aneh sang Tuan.
"Ahh itu, bukan apa apa,,kamu lakukan saja apa yang saya minta,,, sudah sana..."ucapnya sambil mengusir sang asisten.
"Baik Tuan kalo begitu saya permisi dulu..."sang asisten sambil berlalu pergi dari ruangan sang Tuan.
Setelah sang asisten keluar ia berniat untuk melihat pesan yang akan ia tulis. Tapi...
"Ya ampun, kenapa pesan nya terkirim,, tadi kan,,, ini pasti gara gara si Remi, dasar si Remi kalo dia gak ngagetin gue tadi pasti gak akan ada tuh ke pencet tombol send segala,, mana kata katanya alay banget lagi..."kesal nya sambil melihat pesan yang sudah terkirim dan sudah tercentang.
[ Met ciang cayangku ❤️ kamyu udah makan belum]
Ya, pesan itu sudah terkirim tanpa ia sadari tangan nya tanpa sengaja menekan tombol send saat sang asisten nya mengetuk pintu ruangan nya dan membuat ia kaget dan gugup seolah olah takut ketahuan. {Ck ck ck....}
Di satu sisi ...
"Kok panas ya nih kuping apa ada yang ngomongin gue..."kata sang asisten sambil mengusap telinga nya yang terasa panas.
Di sisi lain...
"Apa aku hapus aja pesan nya,,, kalo di baca nya gimana,, tapi bagus dong kalo dia baca,,, coba aja gue tungguin dulu siapa tau dia mau baca pesan gue..."monolog nya yang antusias.
"Yes di bacanya, tapi kok di read doang sih,, bales dong Yang,,, aku pengen chattingan sama kamu..."seketika semangat nya memudar dan sendu berharap sang istri mau membalas pesan dari nya.
Tunggu menunggu tetap tak ada balasan dari orang yang di kirim kan pesan. Bahkan pesan itu sudah terbaca dan tercentang biru dua.
Tok... Tok.... Tok...
"Permisi, maaf Tuan ini pesanan anda sudah datang,, apa mau saya siapkan Tuan kalo anda mau saya akan menyuruh OB untuk mengambil kan piring untuk anda makan..."sambil menawarkan pilihan.
"Tuan,,, Tuan ini pesanan anda..."sang asisten memanggil sang Tuan tapi tak di sahuti oleh sang Tuan.
"Tuan,,, ini...."ucapnya terpotong oleh sang Tuan.
"Iya, terserah kamu aja..."tanpa melihat sang asisten yang sedang bertanya pada nya karena dia tetap setia pada ponsel di depan nya.
"Baik Tuan, saya akan menyuruh OB untuk menyiapkan piring untuk anda ..."bingung dengan sikap sang Tuan tapi ia lakukan agar tak di marahi oleh sang Tuan yang sikap nya entah kenapa.
Tanpa ba-bi-bu lagi ia memanggil OB menyuruh nya mengambil piring untuk sang Tuan agar ia tak dapat di hadiahi amarah oleh sang Tuan.
"Tolong ambilkan piring untuk Tuan karena ia akan makan siang, cepat ya..."takut nya sang Tuan menahan rasa laparnya.
"Baik pak akan saya ambilkan..."ucap sang OB.
Tak butuh waktu lama OB untuk mengambil piring dan memberikan pada sang asisten.
"Ini pak piring nya..."kata sang OB.
"Terima kasih..."
"Kalo begitu saya permisi dulu pak..."sambil memberi hormat dan berlalu pergi.
Hanya deheman sebagai jawaban. Ia kembali ke ruangan sang Tuan. Melakukan apa yang sang Tuan nya minta yaitu menyiapkan makanan yang tadi di pesan.
"Tuan,,, ini sudah saya siapkan, sila..."ucapannya itu di potong oleh sang Tuan.
"Kamu aja yang makan saya gak berselera..."ucapnya tak ada semangat sambil ia sender kan kepala nya di meja masih setia menatap ponselnya.
Ia bingung dengan sikap sang Tuan yang tadi biasa saja tapi ini mendadak berubah entah kenapa semenjak tadi ia melihat sang Tuan nya terus melihat ponselnya sang Tuan berubah kadang suka tak fokus, kadang juga gelisah tak menentu bahkan kadang kala nya sang Tuan bicara sendiri. Aneh bukan... {Memang suka aneh si Tuan ck..}
"Ee, Tapi Tuan, bukannya anda ingin makanan rumahan,, ini sudah saya siapkan untuk anda..."sambil mencoba membujuk sang Tuan.
"Saya gak berselera makan, Kamu makan saja semuanya dari pada mubazir ..."masih sama tak bersemangat.
"Tapi Tuan ini banyak sekali saya mana sanggup untuk menghabiskan semua nya..."melihat makanan yang di pesan.
Tak ada jawaban dari sang Tuannya membuat nya bingung sendiri 'bagaimana bisa gue habiskan semua nya, bisa bisa gue kekenyangan ini...' batinnya gumam dengan menelan ludahnya. {Ck ck ck}...
"Ehm, Tuan bagaimana kalau anda ikut makan juga ini kan ee banyak kalau saya makan semua nya bisa bisa saya gak akan habis,, maka dari itu saya menyarankan anda untuk makan walaupun sedikit juga gak papa Tuan..."mohon nya sambil membujuk sang Tuan.
"Anda pasti sudah lapar dari pada di tahan tahan jadi penyakit, lebih baik an..."sambung nya lagi lagi terpotong oleh sang Tuan.
"Jadi kamu nyumpahin saya terkena penyakit karena gak makan gitu..."jawab nya dengan nada dingin dan mata tajam.
Glek...
"Ehm anu itu, maksud saya bukan begitu Tuan,, saya tak ingin anda..."sambil menggaruk dahi nya.
"Iya saya tau, gak perlu di jelasin segala,, mana sini saya makan, cerewet banget sih jadi asisten..."omel nya sambil mengambil bagiannya.
"(' haahh,,, syukur lah,, selamat...') Ini Tuan punya anda..."sambil memberikan bagian sang Tuan.
Mereka pun makan siang dengan tenang setelah adanya drama perkara makan tidak nya atau siapa yang menghabiskan semua makanan tadi. Karena tak ada yang bicara saat makan hanya denting sendok yang berbunyi.
Tapi tidak dengan pikiran mereka yang berbeda, di satu sisi pikiran sang asisten sesekali melihat Tuannya yang tetap sama hanya menatap ponselnya saja. Sedangkan sang Tuan masih tetap menunggu balasan pesan dari sang istri yang hanya di baca tapi tidak ada jawaban sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments