Di dalam kamar duduk seorang gadis yang termenung dengan segala pikirannya sendiri sambil menatap jendela, tiada hari tanpa melewatkan bayangan suami yang kini telah tiada. Sedih, kecewa, dan marah serta sesal yang selalu hadir dalam benak bila teringat akan sosok yang selalu hadir walau hanya sekejap. 'kenapa takdir seolah-olah tidak memihak padanya, apa salahnya... Hiks...' hanya itu yang terus-menerus diungkapkan oleh hati meski air mata ini sudah mengering. Semuanya telah disimpan oleh kenangan-kenangan terindah dalam hidup.
Kita tidak pernah tau seperti apa takdir yang Allah telah berikan kepada manusia baik itu berupa cinta, bahagia dan duka. Bisa saja kita mendapatkan semuanya hingga kita merasa diatas sampai kita lupa diri, bisa juga kita mendapatkan salah satu diantaranya dan seolah-olah menyalahkan Allah, sebagai manusia kita hanya menjalankan perintahnya dan selalu berusaha walau terkadang kita hanya berpangku tangan saja dan enggan berusaha keras untuk mencapai tujuan.
Pagi mulai menyapa dengan sinar mentari yang malu-malu menampakkan dirinya membuat gadis cantik ini mengerjabkan matanya yang enggan bangun setelah sholat subuh. Lelah hati dan pikiran membuat ia bisa tidur setelah beberapa kali tak bisa tidur nyenyak dengan sekelumit masalah yang dihadapinya.
Matahari telah menampakkan diri dengan sinarnya yang sangat menyilaukan mata bahwa waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Hari dimana ia dan sang laki-laki telah resmi menjadi suami istri.
Dia bangun dari tidurnya dan bersandar di dashboard bed sambil menatap keluar jendela kamar berpikir bahwa ia sendiri di tempat asing yang bukan tempat tinggal nya.
Sesosok pria yang hadir dalam hidup yang membuat hari-hari penuh senyuman kini tak ada lagi. Sesosok pria itu hilang dari pandangan hanya menyisakan senyuman yang dapat membuat hati menjadi berdebar debar serta bayangan nya yang mampu mengusik ketenangan jiwa dan hati karena ialah yang telah menghadirkan cinta dalam hati ini.
Hati yang tadinya menganggap bahwa cinta takkan hadir dalam diri yang biasa biasa saja dan takkan ada juga orang yang dapat mencintai, namun terpatahkan oleh dirinya yang menerima diri ini apa adanya.
Dia pernah bilang "cintai diri mu sendiri karena dirimu yang paling mengerti, kamu itu istimewa dengan cara dan dengan keunikan mu sendiri yang tak di miliki oleh orang lain,, sebab Allah Maha sempurna sebagai pencipta manusia termasuk kamu".
Itulah dia, sesosok pria yang mampu mengusik hati dan perasaan ini. Pria dengan sejuta pesonanya, senyuman manisnya membuat wanita terkesan termasuk diri ini yang bukan siapa-siapa tapi dia dengan sendirinya menerima dan membuat diri ini yang bukan apa-apa jadi istimewa.
Dialah pelengkap diri yang biasa biasa saja ini ibarat sayur tanpa garam dialah garam nya sehingga sayur itu bisa ada rasanya menjadi enak sama seperti diri ini yang hidup nya biasa biasa saja karena nya hidup ini lebih berwarna dan penuh semangat.
Tok... Tok... Tok...
" Yang, apa kamu udah bangun,, ayo kita sarapan bareng..."ucap seseorang dari luar pintu.
Enggan untuk menjawab panggilan itu, wanita itu tak memperdulikan orang yang berada di luar pintu.
"Yang, ayo kita sarapan,, aku sudah masak untuk kita,, kalo kamu sudah bangun aku tunggu dibawah ya... "ucap orang di luar pintu.
Enggan untuk menjawab panggilan itu, wanita itu tak memperdulikan orang yang berada di luar pintu.
Hening dari luar membuat orang di luar pintu itu pergi menuruni tangga menuju ke ruang makan.
'mungkin dia sudah pergi, aku tak peduli' pikir nya.
Jam terus menerus berputar tanpa terasa waktu telah berlalu dan wanita itu tak beranjak dari tempat tidur nya bahkan ia melupakan seseorang yang sedang menunggu nya sedari tadi pagi untuk sarapan bersama.
Tok... Tok... Tok...
" Yang, aku pergi dulu ya jangan lupa sarapannya dimakan, aku gak mau kamu sakit,, kalo ada apa-apa beritahu pada bibi atau telepon aku nomornya ada dalam buku phone di ruang tamu..."ucap orang yang sama dari luar pintu.
Hanya keheningan yang mampu menjawab panggilan, Karena wanita itu tak ada keinginan sama sekali untuk menjawab panggilan itu.
Kesendirian lah mampu membuat wanita itu bisa berlama-lama tak ada niatan untuk keluar dari kamar. Tak peduli orang yang mencintai dirinya sedang berusaha untuk mendapatkan cinta dan hatinya.
' aku kangen mamak di kampung.' batinnya.
Segera ia mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Ia ingin menghubungi keluarga nya di kampung termasuk ibunya yang sangat ia rindukan.
Tut... Tut... Tut...
" Halo, assalamualaikum ayuk apo kabar kangen Yuk,,, mamak ado ayuk nah..."ucap seseorang antusias di seberang sana.
(Halo assalamualaikum mbak apa kabar, kangen mbak? ibu ini mbak...)
" Mano bawak sini..."ucap seorang wanita paruh baya dari arah yang berlawanan.
(Mana sini...)
" Assalamualaikum apo kabar nak..."ucap seorang wanita paruh baya.
(Assalamualaikum apa kabar nak...)
" Wa'alaikum salam Mak, Mamak kangen Mak,,hiks...:"
(Wa'alaikum salam Bu, Ibu kangen Bu,,hiks...)
" Yo Mamak jugo Yuk...hiks, Mamak khawatir samo ayuk di sano katek kabar,,cak mano di sano ayuk baek kan,, cak mano lancar kawinnyo,,, mano laki ayuk mamak nak jingok..."
(Ya ibu juga mbak, Ibu khawatirkan mbak di sana,, gimana mbak baik kan di sana,, apa lancar nikah nya,,, suami mbak mana ibu mau liat...)
" Hiks... Hiks... Mak, dio la dak katek,, dio la ninggal kemaren,,, hiks..."
(Hiks... Hiks... Bu, dia udah tiada,, dia udah meninggal kemarin,,, hiks...)
" Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un Ya Allah, cak mano ceritonyo yuk pacak mak itu,, ayuk ngapo dak enjok tau, ayuk di mano sekarang,, ngapo dak balek ,, buat risau bae kau ni,, balek... balek dengar dak kau..." Dengan nada sedikit marah.
(Gimana bisa seperti itu mbak,, kenapa gak kasih kabar, mbak ada di mana sekarang,, kenapa gak pulang,, kamu bikin khawatir tau gak,, pulang... segeralah pulang...)
" Hiks... Hiks... Dak pacak balek Mak aku, aku la kawin lagi pas calon laki ku ninggal kemaren, kawinnyo dengen lanang laen, lanang itu tu kawan calon laki ku yang ninggal dio yang gantike nyo, jadi aku tinggal di rumah dio sekarang..."
(Aku gak bisa pulang Bu, aku udah nikah lagi pas calon suami ku meninggal kemarin, nikahnya sama laki-laki yang berbeda, laki-laki itu adalah teman dari calon suami ku yang meninggal dia yang menjadi pengganti, jadi aku tinggal di rumahnya sekarang...)
"Kau kawin lagi cak mano itu, cubo tu ngomong biar uwong dak risau nunggu ke kau di sini..."
(Gimana bisa seperti itu, kenapa gak bilang dari awal biar orang gak khawatirkan kamu disini...)
" Maaf Mak, dak sempat lagi nak enjok kabar mamak di sano..."
(Maaf Bu, gak sempat untuk memberi kabar sama ibu di sana...)
" Iyo sudah, ayuk baek baek be di sano,, man ado apo apo tu enjok kabar jadi mamak tu dak khawatir samo ayuk,, jangan lupo jago diri baek baek, ayuk tu jauh mano tempat uwong, jago jugo kesehatan mamak dak pacak nak kesano nyo jauh duet dak katek,, ngomong ke dengen laki ayuk biar tau samo Mamak, tau keluargo ayuk jugo kagek dio dak tau pulok..."
(Ya sudah, mbak di sana baik baik saja,, kalo ada apa apa kasih tau kabar jadi ibu gak khawatir sama mbak,, jangan lupa jaga diri baik-baik, di tempat orang mbak nan jauh, jaga kesehatan juga ibu gak bisa ke sana jauh gak punya uang,, bilang sama suami mbak biar tau ibu, tau keluarga mbak juga agar nantinya dia bisa tau...)
"Iyo Mak... Hiks, ayuk maseh kangen Mamak, katek duet man nak balek, man Ayuk la ado duet kagek Ayuk balek Mak,, Ayuk nak nyari gawe dulu disini biar dapat duet mugo be dapat biar pacak ngenjok duet ke Mamak samo adek di sano,, doa'i Mak ye Mak..." Isakan kecil terdengar dari bibir ini.
(Ya Bu... mbak masih kangen Ibu, mau pulang gak punya uang, kalo mbak ada uang mbak pasti pulang,, Mbak ingin cari kerja di sini biar bisa dapat uang, semoga dapat uang biar bisa kasih ibu dan adek uang di sana,, doain ya Bu...)
" Iyo Aaamiiin Ya Allah, ehh denger ke omongan Mamak jadi bini yang nurut dengen laki jangan bebala baek baek denger dak Ayuk tu uji Mamak..."nasihat seorang ibu untuk anaknya.
" Iyo Mak, Insya Allah Mak,, Ayuk denger kato Mamak...hiks..."
" Yo sudah matike la hp nyo, baek baek ayuk tu,, assalamualaikum..."
(Ya sudah tutup aja telepon nya, mbak baik baik ya,, assalamualaikum..."
"Iyo Mak, wa'alaikum salam,, sayang Mamak,,,hiks..."sambil memutuskan panggilan.
(Iya Bu, wa'alaikum salam,, sayang ibu...)
Click...
Setelah menghubungi keluarga di kampung dia beranjak dari tempat tidur untuk melakukan sesuatu, ya dia ingin membuat lamaran kerja agar dia bisa membantu ibu juga adiknya. Dia berpikir untuk mencari uang agar tak berpangku tangan dengan laki-laki yang kini menjadi suaminya itu walau hanya pengganti.
Mengambil berkas berkas untuk melamar pekerjaan. Dia menulis CV atau surat lamaran kerja sambil menscroll hpnya untuk mencari berbagai lowongan kerja secara online melalui situs website.
Fokusnya pada apa yang ada di hadapannya itu membuatnya lupa dengan keadaan di sekitarnya hingga seorang memanggilnya dari balik pintu.
Tok... Tok... Tok ...
"Non udah siang, ayo makan dulu tadi pagi non belum makan,, nanti Tuan nanya in non udah makan atau belum ..." Sang bibi mencoba membujuk istri sang majikan agar mau keluar.
Hah...
Helaan nafasnya membuatnya terhenti, ia lupa bahwa ia sekarang bukan lagi di rumahnya tapi di rumah suami penggantinya.
Dengan langkah sedikit gontai ia membuka pintu kamarnya.
Klek...
" Ehh Bibi, ada apa Bi..."ucapnya.
" Non ini udah siang, apa non gak mau makan Bibi sudah masak,, non dari pagi tadi belum sarapan, Bibi takutnya nanti Tuan marah in Bibi karena sudah lalai dalam tugas melayani nona..." Ucap sang bibi sambil membujuk dengan rasa takut.
" Oh ya maaf Bi, nanti saya akan makan tapi saya mau sholat dulu soalnya udah Zhuhur,, Bibi duluan aja nanti saya akan nyusul ke bawah..." Ucapnya membujuk sang Bibi.
" Oh ya udah kalo gitu non, tapi non harus ke bawah ya untuk makan nanti nona sakit soalnya semalam non belum makan apa apa,, Tuan juga khawatir sama non nya karena belum makan apapun..." Ucap sang bibi khawatir.
" Iya Bi, nanti saya akan makan Bibi duluan aja ya..."
" Ya udah Bibi ke bawah lagi ya non, jangan lupa ya non..." ucap sang bibi sambil berlalu menuruni anak tangga.
Senyuman paksa ia berikan pada sang bibi sambil menutup pintu kamarnya. Ia bingung harus bagaimana bersikap juga bicara dengan orang yang lebih tua darinya tapi dengan posisi yang berbeda dengannya. Ia belum terbiasa dengan hal tersebut termasuk keadaan yang sedang ia alami sekarang.
Kehidupan yang dulunya hanya biasa biasa menganggap orang yang lebih tua dengan sikap segan, sebaliknya orang yang lebih tua itu kini ialah yang harus di berlakukan layaknya bak seorang Ratu. Semua harus di layani dengan baik, apa apa harus di perhatikan ' bukan apa, hanya aja aku belum terbiasa dan itu membuat ku sangat risih...' batinnya gumam.
Adzan pun berkumandang menandakan waktu zhuhur sudah tiba. Ia masuk kamar mandi untuk mengambil wudhu dan segera melaksanakan sholat sebagai umat Islam.
Selesai sholat ia berniat untuk turun ke bawah merasa tak enak hati jikalau ia tetap berdiam diri di dalam kamar.
"Aku turun ke bawah aja gak enak sama Bibi, ini kan rumahnya dia dan aku tinggal disini,, apa kata dia nanti kalo aku hanya numpang hidup aja,,,hah...'batinnya berucap.
Langkahnya menuruni tangga menuju dapur. Di sana ada sang Bibi sudah lama menunggunya dari tadi.
" Ehh non, silahkan makan non mau makan apa biar Bibi ambilin..." Sudah siap untuk mengambil lauk. Tapi....
" Eh gak usah Bi, biar saya aja Bibi gak perlu repot-repot, saya bisa ambil sendiri, Bibi makan juga sini temani saya, saya merasa gak enak makan sendiri..." Ucapnya dengan canggung.
" Tapi non Bibi gak bisa, nona Ummi kan istri Tuan berarti majikan saya, Bibi rasanya gak sopan untuk makan berdampingan dengan majikan sendiri..." Ucap sang bibi merasa sungkan.
" Gak Bi gak papa, duduk aja Bibi jangan sungkan-sungkan anggap aja saya ini seperti anak Bibi sendiri..." sambil tersenyum ia mencoba menghilangkan kecanggungan.
Sambil menuruti perintah majikannya sang Bibi pun ikut makan bersama layaknya seperti ibu dan anak. Sambil menikmati makan siang mereka dengan tenang tanpa mereka sadari ada suatu benda terselip di bunga mawar yang tak jauh dari tempatnya duduk.
Bahkan sang Bibi tak memberi tau tentang siapa yang masak karena Bibi lupa dengan apa yang sudah di lakukan oleh Tuannya tadi pagi termasuk pesan note untuk sang istri Tuannya.
Tak butuh waktu lama mereka berdua selesai makan. Ia berniat untuk membersihkan bekas makan tadi demi membantu sang Bibi agar tak enak hati jikalau ia hanya diam saja tanpa melakukan sesuatu apapun setidaknya ia berikan sedikit bantuan agar tak terlalu merepotkan orang lain.
" Sini Bi piringnya biar saya aja yang bereskan, Bibi istirahat aja dari tadi kan Bibi yang kerja..." Ucapnya menawarkan bantuan.
" Ehh non jangan, biar Bibi aja yang bereskan itu kan udah tugas Bibi non duduk aja ya, Bibi takut Tuan akan memarahi Bibi jika membiarkan non nya bekerja..."sang Bibi merasa tak enak hati jikalau istri majikannya bekerja.
" Gak papa Bibi, saya juga pengen bantuin biar cepat selesai, ya Bi..."dengan nada sedikit memohon.
" Ya udah kalo gitu, tapi Bibi bantuin juga biar lebih mudah ya non..."
Ia membantu membereskan bekas makan tadi dan membawanya untuk dicuci. Ia juga sudah tau caranya menggunakan wastafel itung-itung agar tak norak bila di lihat...hhe.
Ia juga tak lupa membereskan meja makan serta mengelapnya agar terlihat lebih rapi tapi ia mendadak berhenti ketika tak sengaja menjatuhkan dan melihat sesuatu terselip bunga mawar yang jatuh tepat di bawah kakinya.
" Eh apa nih..." Sambil mengambil bunga mawar dan secarik kertas.
"Sayang, jangan lupa makan sarapannya karena dari semalam kamu gak makan ,, aku harap kamu mau makan walau hanya sedikit..."
love u more ❤️
(orang yang mencintaimu)
Ia membaca pesan note dan menyimpannya di saku gamis nya, ia juga meletakkan bunga mawar yang jatuh ke tempatnya semula dan melanjutkan pekerjaannya tadi.
" Beres..."
" Udah non biar Bibi aja yang bereskan selanjutnya, non istirahat aja mungkin non nya masih capek habis acara pernikahan kemarin..."
" Ya udah Bi, saya mau ke atas dulu masih ada yang mau di kerjain..."
" Iya non..."
Sambil berlalu langkahnya menaiki tangga menuju ke kamarnya, ia akan melanjutkan membuat lamaran kerja yang sempat tertunda.
Tiba-tiba ia mengambil kertas pesan note yang ia temukan di meja makan tadi sambil membacanya ulang.
"Sayang, jangan lupa makan sarapannya karena dari semalam kamu gak makan,, aku harap kamu mau makan walau hanya sedikit..."
Love u more ❤️
(orang yang mencintaimu).
Hah...
' Aku gak tau harus bersikap seperti apa padanya...' batinnya teringat akan kejadian kemarin.
Kata yang mewakili perasaan wanita yang kini telah di tinggal oleh sang mantan terindah.
Karena wanita yang susah move on dari mantan kekasih hatinya sulit untuk melupakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments