"Saya juga akan meminta anak saya untuk mengurus kerja sama kita selanjut nya. Anda juga bisa berbincang bincang santai sambil lebih mengenal anak saya Tuan..."kata pak Danes merayu.
"Biar itu yang akan menjadi tanggung jawab asisten saya..."jawab nya yang tak terlalu menanggapi.
"Kalau begitu saya permisi dulu pak Danes, masih banyak urusan pekerjaan yang belum saya selesai kan..."ia pun berdiri dari tempat duduk nya untuk pergi tak lupa juga ia menjabat tangan nya sebagai perpisahan.
"Ahh ya, terima kasih Tuan Tyaga atas kerja sama nya. Semoga kelak kerja sama ini mempererat hubungan dua perusahaan..."kata pak Danes menjabat tangan nya berharap.
Ia pun berlalu keluar meninggalkan pak Danes dan anak nya yang masih berada di dalam. Tanpa basa basi atau pun sekedar bicara yang panjang kali lebar sama dengan tinggi. Untuk membahas selain perusahaan nya itu saja ia tak ingin karena menurut nya itu sangat tidak penting. Membuang buang waktu.
Setelah sampai ruangan nya itu ia segera duduk di kursi kebesaran nya. Kursi sang CEO sekaligus pemilik perusahaan. Tempat di mana ia saat ini bekerja. Dengan papan nama yang tertera di sana.
"Menyebalkan, jadi dari kerja sama ini ada maksud yang tersembunyi begitu. Haah,,, sangat mudah sekali untuk di tebak..."ucap nya sambil menyenderkan punggung ke kursi nya.
Sang asisten hanya diam melihat sang Tuan. Ia tau kalau sang Tuan tak ingin membicarakan sesuatu mengenai hal pribadi dan itu sangat sensitif bagi nya karena sang Tuan tak ingin membahas tentang kehidupan nya selain perusahaan.
‘ ada apa dengan si Tuan, muka nya masam begitu,, perasaan gue mesam mesem aja dari tadi. Ini kenapa dah...’ gumam nya dalam hati heran.
Bahkan ia juga bingung atas sikap sang Tuan. Sebelum meeting tadi sang tuan selalu menampakkan senyuman yang menghiasi wajah nya. Senyuman yang tak ingin sang Tuan tunjukkan pada orang lain. Tapi ini sang tuan menunjukkan nya.
Bahkan membuat semua karyawan sibuk membicarakan nya. Entah apa yang membuat nya tersenyum seperti itu. Dan ini setelah selesai meeting senyum itu memudar seiring berjalan nya meeting tadi. Membuat nya tampak seperti ia tak menerima balasan pesan dari sang istri.
‘ hmm,,, ini gara gara pak Danes pasti ujung ujung nya si Tuan akan di jodoh kan, mana bawa bawa anak segala lagi. Udah tau itu,, udah basi. Awal nya kerja sama tau tau nya pasti akan ke sana juga. Gak tau apa si Tuan udah punya bini. Udah pakaian nya tertutup, enak di pandang, sholeha lagi. Apalagi di tambah si Tuan bucin banget sama istri nya yang lain mah bukan tandingan nya,,hhe...’ sang asisten berucap dalam hati.
Gumam nya dalam hati membuat ia tak sadar bahwa sang Tuan tengah berbicara dengan nya untuk menyuruh nya mengambil laporan.
“Bisa kamu tolong kumpul kan laporan setiap divisi kantor saya akan mengecek nya tanpa terkecuali...”ucap nya saat menyuruh sang asisten.
"Ah ya Tuan..."tersadar saat terus bergumam dalam hati.
“Kamu gak dengar apa kata saya tadi, tolong kamu kumpul kan semua laporan setiap divisi kantor karena saya akan mengecek nya tanpa terkecuali,, paham.” jawab nya dengan penekanan.
“Oh ya maaf Tuan. baik akan saya bawakan laporan nya untuk anda,, saya permisi...” ucap nya hormat sambil berlalu pergi.
Berusaha untuk bersikap tetap profesional meskipun ia sempat tak fokus karena terus membatin.
“ Astaga, Punya asisten kok gini amat ya ampun...” ucap nya sedikit kesal melihat sang asisten tak fokus.
“ haahh,,, suasana hati gue jadi buruk gara gara meeting tadi. Dia kira aku akan tertarik sama anak nya. hhh,, gak liat apa gue pake cincin berarti sudah ada yang miliki bukan masih lajang. Seenak nya aja mau modus in gue. Biar gue dekat sama anak nya gitu,, hhh istri gue lebih baik dari pada anak nya itu. Hahh...” sambung monolog nya kesal.
“ ini lah kenapa gue gak suka berlama lama meeting pasti ujung ujung nya itu juga. Gue harus bawa Sayang Ku ke kantor biar semua orang tau kalo gue udah ada yang punya. Tapi kalo semua orang tau bisa bisa Sayang Ku gak nyaman dan orang orang pasti nyari tau tentang Sayang Ku lagi. Hah, gak gak gak aku gak mau orang orang nanti tau tentang Sayang Ku, apalagi cowok cowok. Gak gak gak, Sayang Ku tetap milik aku, milik nya Tyaga Lamuel Radi seorang bukan milik yang lain titik....” tambah nya setelah panjang kali lebar sama dengan tinggi ia bermonolog sendiri yang over thinking, over protective dan over bucin nya pada sang istri. { haha Tuan Tuan}
Kata kata nya sama seperti yang di ucap kan sang asisten. Mereka seperti memiliki pemikiran yang sama. Seolah olah mereka bisa menebak apa yang di maksud oleh klien nya itu. Seperti sudah mengerti dan tak perlu untuk di ungkap kan dengan kata kata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments