Karena bosan tidak tau harus melakukan apa, Jo teringat dengan gitar yang ia beli tadi.
Jo segera mengambil gitar itu dan juga handphone nya. Jo memilih duduk di sebuah ayunan di samping mansion utama. Ia mulai menyetem gitarnya. Iseng ia menyalakan hape dan mengusap video pada handphone itu. Nyanyi lagu apa ya?? pikir Jo.
"Ha lagu ini aja, lagu yang sesuai Ama nasib miris gue."ujar Jo mulai memetik gitarnya.
Jo menyanyikan sebuah lagu Minang berjudul "Lapuak Mananti Kasih." Yang menceritakan penantian seorang anak yang sangat mengharap kasih sayang dari seorang ayah.
Ketiga kakak Jo yang berada di kamar mereka keluar karena mendengar suara sang adik yang sedang bernyanyi dari arah balkon kamar mereka. Mereka tidak menyangka sang adik memiliki suara yang sangat merdu, hingga mereka pun terlarut mendengarkan nyanyian sang adik. Anehnya walaupun tidak paham dengan arti dari lagu yang adiknya nyanyikan mereka merasakan sesak yang amat sangat di dada mereka. Hingga tanpa sadar air mata mereka jatuh begitu saja. Begitu pula dengan kedua pengawal pribadi dan pengasuh Jo, mereka menitikkan air mata mendengar nyanyian Nona Kecil mereka.
Apalagi menyaksikan sang Nona Kecil yang juga berlinang air mata ketika menyanyikan lagu itu. Bahkan hingga nyanyian itu usai ke enam manusia itu masih saja setia dengan air mata yang terus mengalir.
"Lega rasanya"ucap Jo yang kembali melangkah ke paviliunnya.
Dulu di saat rasa sedih dan kecewa menghampirinya Jo akan melampiaskannya dengan bernyanyi. Hanya itu satu-satunya hal yang ia bisa untuk melepaskan segala rasa yang terpendam di hatinya.
Saat Jo terduduk di ruang tamu paviliunnya, sebuah tangan kekar memeluknya dari belakang. Jo tersentak kaget, seketika ia menoleh ke belakang.
"Uncle Jacob"ucapnya lirih.
"Apakah Nona begitu mengharapkan kasih sayang dari Tuan Kenneth???"tanya Jacob pada Nona Kecilnya.
"Jika itu dulu iya Uncle, tapi jika sekarang tidak lagi. Persetan dengan laki-laki baj*ngan itu. Jo lelah tiap hari kena hukum, kena Omelan dan juga hinaan yang keluar dari mulut mereka tidak di filter sama sekali. Hukuman fisik dan mental yang mereka berikan telah membuat hati Jo mati untuk mereka. Lagian sekarang ada kalian yang selalu ada untuk Jo, jadi lebih baik menjaga kasih sayang yang ada saja Uncle dari pada mencoba meriah sesuatu yang masih fatamorgana. Bagi Jo sekarang Uncle Jacob dan Uncle Dion adalah Papa dan Papi yang selalu ada di setiap kondisi yang Jo alami, begitu pun Bibi Anne sudah seperti sosok Mommy. Jadi buat apa lagi mengharap yang lainnya, jika semua yang ada di sekeliling Jo sudah bisa membuat Jo bahagia."ucap Jo balas memeluk Uncle Jacob.
Dion yang mendengar itu pun merebut Jo dari pelukan Jacob. Matanya sendiri sudah memerah mendengar perkataan Nona Kecilnya. Dion menarik Jo ke dalam pelukannya.
"Terima kasih Nona Kecil"ucap Dion tersenyum tipis.
"Jangan panggil Nona Kecil lagi, panggil saja Jo. Dan Jo akan memanggil kalian dengan Papa dan Papi."ucap Jo dengan wajah ceria. Wajah yang belum pernah sekalipun Jo perlihatkan selama ini.
"Baiklah jika itu bisa membuatmu selalu tersenyum"jawab Jacob.
Namun rasa senang yang ketiga orang itu rasakan tidak sama dengan yang dirasakan ketiga bocah yang saat ini terpaku berdiri di teras paviliun itu. Rasanya begitu sakit ketika adiknya tidak mengharapkan mereka dan Dadynya lagi. Ketiga bocah laki-laki yang ingin menemui adiknya itu, berbalik dan kembali ke mansion utama dengan air mata yang masih menggenang di mata mereka. Sesakit ini kah dulu yang dirasakan adiknya???
"Pa, apa ditato itu menyakitkan??"tanya Jo pada Jacob.
"Untuk seusiamu itu akan terasa sedikit sakit, tapi jika kau ingin mengundurnya boleh saja" jelas Papa Jacob pada Jo. (sekarang kita panggil Uncle Jacob dengan Papa Jacob begitu pula dengan Dion kita panggil Papi Dion)
"Hmmmm tidak usah semakin cepat maka akan semakin baik."ujar Jo yang duduk di pangkuan Jacob.
"Jo ini laptop yang kau minta!!"ujar Dion menyerahkan lapton yang tadi diminta oleh Jo.
"Makasi Papi..."ucap Jo mencium pipi Dion membuat Dion merasakan perasaan hangat di hatinya.
"Sama-sam"sahut Dion mengusap lembut kepala Jo.
Kedua orang itu melihat gerak gerik Jo.
"Kau sedang apa Jo?"tanya Papi Dion penasaran.
"Hmmm membuat Vlog dari rekaman Jo bernyanyi tadi."jelas Jo.
"Untuk apa?"tanya Dion lagi
"Jika banyak yang menontonnya maka ini akan jadi ladang cuan untuk Jo"jawabnya sambil terus mengutak Atik keyboard laptopnya.
"Nah selesai, sekarang kita tunggu aja hasilnya"ujar Jo.
"Sejak kapan kau bisa bermain gitar dan menggunakan laptop Jo???"tanya Papi Dion heran.
"Hmmm kalau bermain gitar Jo sering liat di Internet dan kalau menggunakan laptop itu diajarin teman di sekolah Pi"ujar Jo tersenyum.
"Kau sudah memiliki teman sekarang Jo?"tanya Papa Jacob dengan kening berkerut.
"Sudah Pa, Jo akan berubah tidak ingin introvert lagi dan ternyata berteman itu menyenangkan ada aja yang bikin kita tertawa"celoteh Jo terlihat sumringah.
Ada kelegaan di hati Papa Jacob dan Papi Dion melihat perubahan Jo. Semoga tidak akan ada lagi kesedihan di wajah kesayangan mereka.
Karena keasyikan bercerita, mereka tidak menyadari sang malam sudah menghampiri.
"Jo sudah malam, kau belum mandi kan??"tanya Papa Jacob.
"Belum Pa"jawab Jo menggelengkan kepalanya.
"Sekarang mandi ya, karena sebentar lagi orang yang akan membuat tatomu akan segera datang"jelas Papa Jacob.
"Baik Pa, Pi Jo mandi dulu!!"ucapnya berlari ke kamarnya.
"Semoga dia selalu bahagia"harap Papa Jacob yang terdengar oleh Dion.
"Ya Bang semoga kesayangan kita keluar dari kesuramannya selama ini"tambah Dion dan diiringi anggukan oleh Papa Jacob.
Tak lama setelahnya Jo selesai mandi dan melangkah ke ruang makan. Di sana telah terhidang makan malamnya.
"Bibi Anne!"teriak Jo.
"Ada apa Nona Muda,"tanya Bibi Anne
"Tolong panggilkan Papa Jacob dan Papi Dion"ucap Jo.
Bibi Anne yang merasa aneh dengan panggilan Jo terhadap Papa Jacob dan Papi Dion pun kembali bertanya.
"Papa Jacob maksudnya???"tanya Bibi Anne bingung.
"Aduhhh Bibi Anne, Papa Jacob itu Uncle Jacob dan Papi Dion itu Uncle Dion. Jo memanggil mereka dengan sebutan Papa dan Papi begitu pun dengan Bibi Anne Jo akan panggil Mama ya??"tanya Jo memelas.
Rasa haru menyelimuti hati Bibi Anne. Ia pun mengangguk mengiyakan permintaan Jo.
Mama Anne pun memanggil kedua orang yang dimaksud oleh Jo. Kemudian mereka datang.
"Ada apa Jo??"tanya Papa Jacob.
"Ayo kita makan malam sama-sama"ajak Jo.
Mereka pun menyambut ajakan itu dengan senang hati. Mereka berempat menikmati makan malam itu sambil sesekali diikuti obrolan kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Puch🍒❄
mereka amnesia apa gimn ya🙂 padahal mereka jg ada ikut adil dalam menorehkan luka di jo🥴
2024-10-08
0
Oi Min
ngono ae wes nyerah.....??? cemen.... usaha kek..... nik pancen sayang kro Jo
2024-05-28
0
Oi Min
nek nu..... kalian bertiga mulai lah utk memperhatikan dan mnyayangi adik perempuan kalian satu2nya. jgn sampai kalian mnyesal nnti
2024-05-28
0