Putri mendekati Sultan dan Papanya tengah berpelukan tak di sangka-sangkanya Pak Dewa juga mengajak Putri berpelukan.
Aduh gimana nih gak mungkin kan aku tolak ajakan Pak Dewa. batin Putri terdiam.
"Putri, ayo kemarilah," ucap Pak Dewa lagi.
Putri pun terpaksa mendekati lebih dekat lagi dari mereka Pak Dewa segera merangkul Putri dan memeluk keduanya. Putri terdiam dan gugup saat tubuhnya bersentuhan dengan Sultan. Begitu juga dengan Sultan ia merasa serba salah ingin menolak takut papanya akhirnya ia pasrah dengan keadaan.
Andai saja Papa tidak ada di sini sudah lama aku dorong kamu Putri, ucap Sultan memanas.
"Papa bahagia, akhirnya Sultan punya seorang istri sudah lama Papa inginkan Sultan menikah. Papa harap kamu bisa kasi Sultan Kado terindah tahun ini Putri," ujar Pak Dewa menatap Putri.
"Kado? kado apa itu Pak?" tanya Putri tidak mengerti dengan ucapan Pak Dewa.
"Papa berharap kalian akan segera memberi Papa cucu."
Sontak Sultan batuk-batuk ia shok mendengar permintaan papanya. Putri menoleh ke arahnya ia juga merasa tidak enak hati. Kalau selama ini sudah membohongi Pak Dewa. "Pak, jangan terlalu berharap sama Putri ya, karna kita kan baru saja menikah." ujarnya.
"Iya Papa tau kok itu, Papa akan bersabar tapi kalian harus berusaha juga jangan asik-asik saja. Pikirkan juga Papa yang beharap pada kalian," ucap Pak Dewa.
Putri semakin gelisah karena takut mengecewakan Pak Dewa. Maafkan Putri Pak, sepertinya Bapak akan kecewa padaku. Raut Putri tiba-tiba berubah murung.
Sultan menatap wajah Putri dari tadi dengan penuh tanda tanya.
"Sekarang kita makan malam ya, Bapak sudah menyiapkan jamuan buat kita malam ini." Pak Dewa mengandeng tangan Putri dan Sultan dan mengajaknya ke dapur.
"Makasih ya Pak," ucap Putri terseyum.
Pak Dewa sungguh mertua baik aku tidak tega harus membohonginya aku harus bicarakan hal ini dengan Sultan. ucap Putri membatin.
"Selain harta warisan, kamu mau kado apa lagi dari Papa Sultan?" tanya Pak Dewa sudah duduk di meja makan di ikuti Sultan dan Putri.
"Hem ... apa boleh reques lagi?" Sultan mendelik.
"Kenapa tidak? itu kan hak mu. Selama ini kamu sudah jadi anak yang baik, penurut dan sayang pada Papa. Jadi Papa akan menuruti semua permintaan mu dengan senang hati Tapi harus yang wajar-wajar saja," sahut Pak Dewa sambil tersenyum.
Sultan ikut terseyum ia tengah memikirkan sesuatu yang ingin di mintanya pada Papanya lagi. Sepertinya kalau meminta berlian boleh juga tuh. Lalu aku akan memberikannya pada Ratu. Ratu pasti senang, ucapnya membatin.
Sultan pun menyatakan pada papanya kalau ia meminta Cincin berlian. Lalu papanya bertanya untuk siapa, ia pun menjawab untuk Putri. Sontak Putri kaget, padahal tidak pernah menginginkan benda itu.
"Jangan Sultan, aku tidak perlu itu. Aku sudah punya cincin kok ini," Putri menunjukan cincin kawin mereka yang masih dengan setia di pakainya. Tetepi punya Sultan sudah di buangnya.
Sultan terseyum pada Putri sambil menatapnya tajam untuk memberinya kode agar Putri mengiyakan saja jangan banyak protes apalagi menolak.
Putri pun paham tentang tatapan Sultan itu ia mengiyakannya walau berat rasanya ia mengucapkan kalau ia memang menginginkan sebuah cincin berlian.
"Sebuah cincin itu sangat mudah untuk Papa mendapatkannya. Tapi, apa kalian sanggup memenuhi keinginan Papa?" tanya Pak Dewa sambil memandangi Sultan dan Putri secara bergantian.
"Sanggup kok Pa, Sultan akan segera memberi Papa cucu secepatnya iya kan Putri?" Sultan menyenggol bahu Putri. Putri kaget setengah mati seketika itu rautnya menjadi pucat. Bagaimana bisa itu terjadi sedangkan, ia tidak pernah berhubungan badan? Apa Sultan sudah gila? Putri di buatnya skot jantung.
Bararti setelah ini Sultan bakal lakukan itu? Tidak aku tidak sudi memberikan tubuhku pada orang yang tidak aku cintai. Itu tidak akan pernah terjadi, aku tidak iklas lahir batin. Tidak pokoknya tidak...! Batin Putri bertekad.
Sultan keheranan melihat reaksi Putri yang aneh.
Pasti dia sudah berpikir yang macam-macam terhadapku. Dasar gadis bodoh! siapa juga yang ingin menidurimu. Kalau pun aku ingin punya anak ku pastikan itu bukan dari rahimmu. Tapi, dari Ratu kekasihku yang sesungguhnya. Sebentar lagi, harta warisan akan jatuh ke tanganku, itu artinya tidak lama lagi aku akan mencampakkan mu Putri. Sultan membatin ia terus terseyum sendiri.
Putri yang memperhatikan gerak-gerik Sultan dari tadi ketakutan dengan pikirannya.
Setelah mereka selesai makan, Pak Dewa menyuruh keduanya untuk istirahat.
"Sebaiknya kalian istirahat saja, Papa juga akan istirahat. Masalah hadiah, masalah cincin, akan Papa urus semuanya di hari esok. Okey?" ujar Pak Dewa sudah menyelesaikan makannya.
"Baik Pa, makasih banyak sudah jadi Papa yang terbaik buatku," ujar Sultan memuji karna ada maunya.
Sultan pun meraih tangan Putri dan memegang pinggulnya dan mengajaknya ke kamar, agar tampak mesra di hadapan Papanya. Mengetahui hal itu Pak Dewa pun terseyum.
Setelah sampai di kamar dengan sengajanya Sultan mendorong Putri. Sontak Putri kaget melihat sikap Sultan yang tiba-tiba berubah kasar.
"Sultan...! kenapa mendorong ku. Hampir saja aku terjatuh lho!" Putri melototi Sultan memanas.
"Ohh maaf, kaget ya? masih hampir kan? belum terjatuh? jadi jangan berlaga sok manja di depanku!"
Putri ingin membuka suara tapi Sultan menutup mulut Putri dengan jari telunjuknya. "Jangan banyak protes. Tidur dan jangan banyak bicara. Cukup sudah sandiwara kita hari ini!" Sultan mendorong kembali tubuh Putri. Untung Putri bukan gadis yang lemah ia masih berdiri dengan kokohnya sambil memasang wajah sinisnya kearah Sultan dengan penuh amarah.
Putri menghela nafas panjang mencoba untuk bersabar ia pun segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Sambil terus menyirami tubuhnya dengan shower Putri terus memaki-maki Sultan.
"Dasar kurang ajar seenak saja, mempermainkan perasaanku! Tunggu pembalasanku, kamu akan menerima semua ganjarannya Sultan!" Putri meremas sabun di tangannya hingga hancur dan mencabik-cabik kain penggosok badan hingga terkoyak bertebaran kemana-mana. Setelah puas ia pun membasuh dirinya dan mengelap seluruh tubuhnya. Dari luar terdengar Sultan menggedor pintu kamar mandi, seperti ia akan mandi juga. Putri pun keluar tanpa suara.
"Mandinya lama amat sih! gak tau apa orang sudah kepanasan," cetusnya sambil masuk, saat Sultan masuk ia melihat sekeliling tempat itu tampak berantakan. Ia pun membuka ingin kembali membuka pintu. Tetapi sudah tidak bisa di buka lagi Putri sudah menguncinya dari luar.
Suara teriakan Sultan terdengar nyaring tapi Putri tidak menghiraukannya ia berganti baju dan segera tidur di sofa. Sedangkan Sultan masih di kamar mandi.
"Rasain kamu nginap di kamar mandi malam ini hahahaha. Enak saja kamu berbuat kasar padaku kamu kira aku gadis bodoh yang akan diam ketika kau sakiti? kamu salah besar Sultan. Ini Putri bukan gadis bodoh seperti yang kau kira," ucap Putri membanggakan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Serlyoktva
Wah harus tunaikan tuh permintaan pak dewa put
2024-02-25
0
@Kristin
Makasih banyak semuanya selalu mampir Arthur sibuk gak bisa balas komentar ya
2024-02-23
0
Bella
Kunci saja Sultan biar dia kapok Wkwkwk
2024-02-23
1