Sultan di tahan Pak Raden papanya Putri, ia tidak boleh pulang bahkan kemana-mana pun tidak boleh karna ia masih sakit. Terpaksa Sultan menurut tapi Putri tidak setuju ia tetap menyuruh Sultan pulang dan merayu papanya agar mau mengijinkan Sultan pulang.
"Papa yang baik hati, hari ini Sultan ada shooting film jadi dia harus pergi iya kan Sultan? Lagian aku juga harus masuk kerja hari ini. Siapa yang mau temani dia di rumah ini, kita semua kan semua ada tugas," ujar Putri yang tidak suka Sultan berlama-lama di rumahnya.
"Papa yang akan temani dia Put, kamu pergi saja karja," sahut Pak Raden.
"Tapi Pak," ujar Sultan akan menolak tapi di sergah oleh papa mertuanya hingga ia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan ucapannya.
"Sudahlah Sultan, gak apa-apa tinggal sama Papa saja di rumah kita main catur sepuasnya kamu bisa kan temani Papa main?" tanya pak Raden.
"Hem, Sultan gak bisa Pak," sahutnya.
"Tenang saja, ntar Bapak ajarin yah. Asal mau belajar pasti bisa kok permainannya mudah. Oke mari kita mulai," ajak pak Raden.
"Putri, sebaliknya kamu segera berangkat kerja ntar telat," ujar papanya pada Putri.
"Ya Pa, ... Putri pergi dulu," ujarnya sambil bersalaman tapi ia tidak mau bersalaman dengan Sultan saat Sultan mengulurkan tangannya.
"Putri, itu suaminya mau salaman kenapa gak mau?" tanya pak Raden.
"Tadi sudah kok Pa, di kamar iya kan Sultan?"
"Eh Putri kok panggil nama sih sama suaminya sendiri itu tidak sopan Putri!"
"Jadi aku harus panggil apa dong?"
Putri menatap Sultan begitu sebaliknya.
"Panggil Sayang aja atau Honey atau apalah."
"Yah sudah, aku panggil dia apalah saja ya ...!"
"Yah Putri meledek aja. Bandel kamu!," ujar papanya.
"Putri berangkat dulu Pa ...," pamit Putri tidak mau membahas soal itu.
"Makan tuh catur!" ujar Putri berbisik pada Sultan Sultan jadi kesal
"Putri ...!" panggil Sultan.
"Da-da.... sampai jumpa nanti malam ...!" Putri tertawa melihat raut Sultan yang cemberut. Ia mulai menemani Papa mertuanya main catur.
Ibu pun datang ikut nimbrung mereka bertiga bermain sambil mengobrol. Sepertinya Sultan terpaksa tapi ia tidak bisa lari kemana-mana selain ikut main dan mengobrol.
Saat di perjalanan Putri tertawa sendiri mengingat kejadian tadi di rumahnya.
"Hari ini benar-benar hari yang lucu, aku tidak habis pikir dengan nasib Sultan. Aku yakin habis ini dia pasti kapok nginap di rumahku. Rasain kamu Sultan, hahahaha," ucap Putri sambil tertawa. Selama perjalanan ia tidak berhenti tertawa hingga sampai tempat kerjanya.
Sesampainya di tempat kerja, Putri di sambut sang mantan yang bernama Raja itu. "Hay Putri?" sapa nya.
Putri tampak sinis memandang ke arahnya. Sudah punya istri, masih ganjen aja sama gadis lain. Untung saja, sudah jadi mantan jadi aku tidak perlu kuatir lagi, Tapi masalahnya aku belum bisa mood on dari nya."
"Hey kok sombong sih, gak mau jawab! Kamu masih marah ya sama aku. Maaf deh ya?" ujar Raja dengan wajah tanpa dosa.
"Gampang banget ya kamu bilang maaf. Kamu kira hati aku batu apa? sesuka hatimu mempermainkan nya!" Putri pergi meninggalkan Raja yang masih ingin bicara dengannya,
"Putri tunggu ...!" ujar Raja pun menyusul. Putri sudah pergi tanpa menghiraukan dirinya yang memanggilnya.
Tiba-tiba Tia datang mengejek, membuat Raja menghentikan langkahnya.
"Kayak nya ada yang mulai PHP nih, heh Raja sadar tidak kamu itu sudah laki orang. Jadi, berhenti berharap pada Putri. Lagian yah, Putri itu sudah punya suami juga. Sebaiknya kamu jangan mengejar-ngejar Putri lagi deh. Paham?" ucap Tia sinis.
"Heh! Tia, mau di pecat ya kamu? berani bicara tidak sopan seperti itu pada atasan," cetus Raja.
"Pecat aja kalau bisa. Week ...!" Tia menjulurkan lidah pada Raja dia pun berlalu mengejar Putri.
Tia mencari Putri ternyata ia masih asik melamun di pojokan dapur.
"Ada apa Put? wajah kok kusut begitu?" tanya Tia memperhtikan gerak-geriknya.
"Nggak ada apa-apa kok," jawab Putri datar.
"Hey Putri, mulut kamu bisa saja bilang tidak ada apa-apa. Tapi, itu matamu tidak bisa berkata bohong. Kamu lagi ada masalah kan? ayo bicara saja. Nggak usah pake tutup-tutupi begitu, kita kan temenen," ujar Tia sambil merangkul pundak Putri.
"Si Raja nyebelin itu, pura-pura minta maaf dengan wajah tanpa dosa lagi. Sudah tau aku sakit hati masih saja ia berani menampakan muka di hadapanku, bukannya malah segan, malah dengan seenaknya saja bilang maaf. Aku tidak akan pernah memaafkannya," ucap Putri kesal.
Tia terseyum, "Ternyata cuma itu masalahny kenapa sih Put kamu masih aja bucin sama Raja. Apa kamu gak mikirin itu hati suami kamu Sultan. Aku melihat sepertinya Sultan itu anak baik lho," ujar Tia.
"Ngapain mikirin dia, dia juga gak mikirin perasaanku."
"Dia masa depanmu Put, dan Raja adalah masa lalu mu yang harus segera kamu lupakan. Buat apalagi di kenang orang seperti dia?"
"Tidak tau Tia, yang pasti aku belum bisa menerima kenyataan ini. Bagiku ini adalah mimpi terburuk dalam hidupku tau nggak? dan aku benar-benar tidak menyangka kalau ini nyata."
"Yah dah, kalau kamu lagi mimpi? bangunlah dari tidurmu panjangmu itu," ujar Tia meledek.
Putri memukul pundak Tia. "Kamu kok becanda Tia aku serius sedih nih."
"Oh masa cih ...? tidak ....!" Tia semakin meledek.
Keduanya saling memukul.
"Udah kerja-kerja! jangan kau pikirkan Raja yang tidak tau diri itu, karna itu hanya akan membuatmu sakit hati dan lemah melakukan apapun." Tia tidak habis pikir apa sebenarnya yang di sukai Putri sama Raja, gantengan juga Sultan apalagi kekayaan jauh beda. Tia enggan bicara lagi dengan Putri, ia meninggalkan Putri yang masih termenung.
Putri jadi kesal dan serba salah sebanarnya siapa yang di sukainya ia masih terus membungkam dan termenung di tempat itu masih enggan beranjak.
Arjuna pun mendatangi Putri karna ingin mengajaknya sarapan. "Ternyata kamu di sini? dicariin kemana-mana juga, kita sarapan yuk," ajak Arjuna.
Putri yang masih enggan beranjak akhirnya di tarik Arjuna karna ia tau kalau Putri tidak pernah menolak kalau di ajak makan.
"Kak Juna, kok pake tarik-tarik tangan segala sih, aku bisa jalan sendiri kok," ujar Putri yang tepaksa harus jalan lagi dengan Arjuna. Padahal udah di peringatkan oleh papa mertuanya waktu itu.
Sepertinya Putri tidak bisa menolak ajakan Arjuna yang selalu membuatnya menjadi lebih semangat itu. Arjuna selalu bisa menghibur Putri saat hatinya sedang sedih beda banget dengan Raja yang selalu buatnya sakit hati. Saat itu mereka sudah duduk di kantin sebelah restoran mereka. Sepertinya lebih asyik makan di kantin dari pasa lestoran itu menurut mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Serlyoktva
hadiah buat mu Thor
2024-02-23
0
Bella
Nampak benget kamu belum bisa move on dari Raja Put
2024-02-22
0
Bella
Wkwkwkwk lucu juga si Putri
2024-02-22
0