Lama sudah Sultan menunggu Putri buka pintu kamarnya sampai air minumnya habis tidak juga keluar. Sampai mertua laki-lakinya ajak ngobrol pun, Putri juga belum keluar Lupanya orang yang di tunggu sudah lama ngorok di kamarnya tanpa memikirkan Sultan yang menunggunya.
Setelah mengobrol banyak dengan mertuanya Sultan pun tertidur di kursi. Ia tampak lelah dan sedih karena Putri belum juga membuka pintu untuknya.
Menjelang tengah malam udara semakin lama semakin dingin Sultan merasa kedinginan ia pun jadi Flu. Sultan tersadar dari tidurnya ia merasakan dingin yang begitu hebat dari semalam.
Semua orang sudah tertidur, ia pun bangun pelan-pelan ia mengetuk pintu Putri lagi karna ingin menumpang tidur di kamarnya. Ia sudah tidak mampu lagi badannya meriang.
"Putri ... Put, bangun ... bukain aku pintu dong ...!" ucap Sultan melirih.
Putri yang masih enak-enakan tidur terbangun mendengar ada suara orang yang mengetuk pintu.
Ia pun bangun dan mengecek siapa yang orangnya.
Ia kaget mendengar suara itu suara Sultan padahal ia mengira kalau Sultan sudah pulang, ternyata ia salah Sultan masih ada di rumahnya.
Jadi Sultan belum pulang? nekat banget sih dia. Berati dari sore itu dia berada di luar, batin Putri
Putri mendengar Sultan sedang bersin-bersin, ia pun tidak tega mendengarnya. Akhirnya ia membuka pintu. Saat pintu di buka Putri kaget melihat Sultan pucat dan menggigil kedinginan. "Kamu kenapa?"
"Aku kedinginan Put," ucap Sultan berkata lemah ia hampir saja tumbang, Putri pun segera merangkulnya membawanya masuk dan meletakkan nya di ranjangnya.
"Kamu kenapa tidak pulang sih?"
"Aku menunggu kamu buat minta maaf sama kamu Put," ujar Sultan lemah.
Putri diam saja ia mengambil alat kompres nya semalam. Sepertinya kondisinya lebih parah daripada sebelumnya. Putri jadi panik secepatnya ia bergegas kembali lagi menemui Sultan dan segra mengompresnya.
"Kamu demam lagi, besok kamu harus pulang aku gak mau kamu sakit gara-gara nginap di rumahku."
"Aku gak akan sakit kalau tidurnya di ranjang begini."
"Iya tidak apa-apalah malam ini kamu tidur di sini biar aku yang di kursi, tapi malam besok kamu harus sudah angkat kaki di rumah ini," cetus Putri sambil
mengompres. Setelah selesai Putri pun mengambil bantal dan akan tidur di kursi.
"Jangan pergi tetap di sini temani aku plis ...," pinta Sultan. Walaupun sudah di marahin ia tetap biasa saja malah ngelunjak meminta temani segala Putri pun jadi jengkel.
Astaga Sultan kok mendadak manja gini? mana badannya panas banget lagi. Sepertinya aku tidak akan tenang menyambung tidur lagi, batin Putri merasa serba salah.
Hah...! Putri menarik napas dalam dan menghembuskan nya secara kasar ia tidak tega membiarkan Sultan akhirnya ia duduk kembali di ranjang di samping Sultan sambil memperhatikan wajah Sultan yang tampak pucat.
"Aku bikin kan air jahe mau?" tawar Putri.
"Air jahe? Nggak mau, pasti gak enak."
"Walau gak enak itu obat herbal buat masuk angin mau ya? biar kamu bisa sehat kembali," ujar Putri.
"Nggak mau," tolak Sultan yang anti pada semua obat.
"Ya sudah kalau nggak mau terserah kamu saja," Putri jengkel dengan sikap Sultan.
Tidak lama kemudian Sultan terlelap tanpa di sadarinya Putri juga terlelap ia merebahkan tubuhnya di samping Sultan.
.
.
.
Keesokan harinya tanpa mereka sadari
Mereka telah tidur berdua dalam satu ranjang, mana saling berhadapan muka lagi. Sultan tersadar dari tidur nya ia melihat ada seseorang di depan matanya dia pun jadi kaget Putri langsung berteriak.
"Kamu kenapa teriak?" tanya Sultan terkejut langsung menutup mulut Putri takut di dengar oleh papa dan mama Putri.
"Kenapa aku bisa tertidur semalam di sini? Aku lupa pindah di kursi, ini tidak boleh tejadi lagi," ucap Putri.
"Alaa bilang aja sengaja, aku juga gak akan apa-apakan kamu kok. Jadi, jangan GR gitu! aku gak napsu sama kamu."
"Bagus deh kalau begitu," Putri menimpali memandang sinis pada Sultan.
"Bagiamana badan mu apa masing meriang? Sini aku periksa suhunya," Putri pun menempelkan telapak tangan nya di jidat Sultan. Sultan menatap Putri dengan pandangan beda membuat Putri jadi aneh dan salah tingkah ia segera melepaskan tangannya.
"Kamu kenapa aneh gitu? jangan baper ya aku cuma gak mau ambil resiko aja. Ntar aku di marahin sama Papamu gara-gara nginap di rumahku jadi demam gini, aku tidak mau itu terjadi lagi. Inilah hari terakhir kamu nginap di sini!" ujar Putri dengan tegas.
"Kamu kenapa usir aku begitu, terserah aku dong mau nginap disini sesuka hatiku. Ini kan rumah mertua aku jadi wajar-wajar saja. Bapak dan ibu juga gak sewot kamu aja yang sewot gitu!" cibir Sultan.
"Pokoknya aku gak mau lihat kamu di sini lagi. Titik! pagi ini kamu harus angkat kaki dari sini!" cetus Putri.
"Ya sudah kalau gitu. Aku juga gak sudi satu ranjang dengan mu!" timpal Sultan ikut memanas.
Keduanya jadi perang mulut. Akhirnya Putri keluar menghindari pertengkaran semakin hebat satu pun tidak mau kalah.
Sultan mengemasi bajunya dan pergi dari kamar Putri. Saat ia keluar ia berpapasan dengan papa mertuanya yang kebetulan juga sudah bangun. Ia menyuruh Sultan duduk menemaninya ngobrol.
Sultan beralasan ada meeting tapi papa Putri menahannya terus akhirnya Sultan duduk menemaninya. Papa memanggil Putri untuk membuat minuman hangat untuk mereka.
Di depan Papa Putri Sultan bersin-bersin dan tampak tidak tenang. Papa Putri pun mengetahui kalau Sultan lagi tidak enak badan ia memijit pundak Sultan. "Sepertinya kamu masuk angin, kamu gak boleh keluar dulu hari ini badan kamu lagi gak Fit," ucap Papa Putri.
Sultan mengiyakan ucapan nya kalau ia memang benaran sakit.
Putri pun datang membawa minuman ia kaget melihat papanya sedang memijit Pundak Sultan. Sultan bersendawa dengan keras dan sering.
"Dasar manja gitu aja udah masuk angin, laki-laki seperti apa gitu," cibir Putri.
"Put, Suami kamu lagi masuk angin kamu bikinkan jamu deh, sana!" pinta Papa.
"Hah, Jamu...!" Sultan terpejam.
"Iya Pa," jawab Putri datar. Ia tertawa dalam hati saat menemukan ide agar Sultan jera.
Kali ini aku yakin kamu kapok nginap di sini lagi, batin Putri sambil tersenyum.
Putri pergi ke dapur membuat jamu masuk angin yang pernah di ajarkan neneknya. Ia sengaja tidak menambah gula pada jamu yang di ramu nya itu. Setelah selesai ia memberikan nya pada Sultan.
"Nih, jamunya sudah siap minum ya!" Putri memberikan nya pada Sultan. Sultan pun menerimanya karna tidak enak dengan papa mertuanya.
Putri pun pergi, ia sengaja mengintip dari balik pintu untuk melihat reaksi Sultan saat meminum jamu itu.
Papa Putri menyuruh Sultan segera meminum jamu tersebut.
"Ayo di minum jamunya, itu bagus lho buat kamu yang masuk angin begini. Jamu turun temurun keluarga Nenek Putri," ucap Papa Putri.
Sultan terpaksa meminumnya karna tidak enak untuk menolak.
Putri tertawa saat ia melihat raut wajah Sultan saat meminumnya. Sultan terpejam sambil menutup hidung dan meminumnya.
"Enak kan jamu ya?" ucap Papa.
"Hem iy-iya enak," Sultan terpaksa berbohong karna takut mengecewakan Papa mertuanya.
"Minum lagi sampai habis!" ujar Papa.
Sultan menahan rasa mual nya ingin muntah seketika ia ijin pergi ke toilet karna sudah tidak mampu meminum jamu yang di buat Putri sangat pahit dan pedas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Serlyoktva
hahaha pasti sultan jera nginap di rumah putri lucu juga mereka Thor
2024-02-20
0
Rrobi
lucu banget sultan di jasi jamu tanpa gula pasti pahit banget kan
2023-10-07
0
Rrobi
kasian deh kamu tidur di luar emng enek
2023-10-07
0