Mertua baik sedunia.

Orang tua Putri sudah datang, mereka kaget setengah mati melihat anak mereka yang sudah duduk di pelaminan. Putri melambaikan tangannya pada orang tuanya menyuruh mereka mendekat. Mereka pun pergi dengan ragu.

Pak Dewa langsung menjemput mereka sambil mengulurkan tangan ke arah mereka. "Kenalkan saya Dewa Aditama," ucapnya sambil tersenyum.

Orang tua Putri pun menyambut tangan Pak Dewa juga menyebutkan nama mereka masing-masing. Ayah Putri bernama Raden dan ibunya bernama Dayang.

Setelah Pak Dewa berkenalan dan mengobrol sedikit dengan kedua orang tua Putri, acara pun berlangsung dengan lancar.

Dalam waktu sekejap, Putri sudah sah jadi istri Sultan. Putri bersalaman dengan mertuanya dan suaminya tapi Sultan menepis tangan Putri dengan memasang wajah cemberut.

"Dasar suami durhaka...!" cetus Putri kesal.

Ayah dan ibunya jadi saling menatap kenapa sikap menantunya seperti itu.

Hal itu rupanya diketahui oleh Pak Dewa, ia memanggil Sultan dan kembali mengancamnya. Sultan pun akhirnya balik dan menemui orang tua Putri dan bersalaman meminta maaf atas perlakuan yang tidak sopan. Orang tua Putri memaafkannya. Pak Raden menepuk pundak Sultan sambil mengucapkan selamat padanya.

Semua tamu sudah pulang saatnya mereka meninggalkan tempat itu orang tua Putri juga sudah diantar pulang.

Saat menuju mobil pengantin Sultan terlebih dulu masuk tapi Putri masih mematung, ia masih belum percaya kalau dirinya sudah jadi seorang istri.

Mereka sudah sampai di depan rumah mempelai pria. Putri terbelalak melihat rumah di depan matanya sambil berjalan mengikuti Sultan suami dadakannya itu.

"Wah ini benaran rumah kamu?" ucapnya tidak percaya.

"Iya kenapa memangnya gak percaya?"

"Percaya sih tapi apa ini benaran rumah? kayak hotel aja besar banget," ucap Putri kagum.

"Sudah, masuk saja jangan banyak bicara!" cetus Sultan.

Putri pun masuk ia melihat di sekeliling rumah.

Akhirnya Sultan mendahului Putri masuk langsung ke kamarnya. Sedangkan Putri asyik memandangi seluruh penjuru ruangan ia begitu kagum melihat isi dalam rumah itu yang serba mewah.

"Putri mulai saat ini rumah ini rumahmu juga, itu kamar Bapak, di situ kamar Sultan dan kamarmu. ucap Pak Dewa tiba-tiba mendekati Putri sambil menunjuk beberapa ruangan yang ada di sekitar itu.

"Apa! aku satu kamar dengan Sultan Om!" ucap Putri kaget.

"Kenapa tidak, kalian 'kan sudah sah jadi suami istri. Oya satu lagi, mulai sekarang panggil saya Bapak atau Papa jangan panggil Om," ujar Pak Dewa.

"Baiklah Om. Pak, maksudnya," ucap Putri yang masih canggung memanggil orang tua itu dengan sebutan Bapak.

"Maaf ya Om, putri belum terbiasa manggilnya, ucap Putri malu.

"Hem... dibiasakan aja nanti lama-lama terbiasa kok," sahut Pak Dewa terseyum.

"Baiklah Pak."

Om harap kamu bisa jadi istri yang baik buat Sultan semoga kalian bahagia. Ini kartu kredit kamu, kamu boleh gunakan kartu itu berbelanja apapun yang kamu mau," ucap Pak Dewa sambil memberikan kartu card pada Putri.

"Hah yang benar Om! apa di sini sudah ada duitnya?" tanya Putri semangat dengan gayanya yang lugu.

"Ada dong, masa Bapak memberi kartu kosong sih. Kurangnya-kurangnya di situ ada 500 jutaan atau lebih," ujar Pak Dewa.

"500 juta Pak?" ucap Putri melotot seakan tidak percaya.

"Iya, kenapa masih kurang?"

"Gak, bukannya kurang, tapi kebanyakan itu Pak."

"Iya gak apa-apa semuanya untuk kamu."

"Untuk aku, makasih banyak Pak," Putri menyalami mertuanya sambil mencium tangan orang tua itu.

"Kalau mau kemana-mana tinggal bilang supir ya, di rumah ini ada dua supir dan dua Satpam, tiga art dan satu tukang kebun. Kamu tidak perlu berkerja di rumah ini. Tugas kamu hanya melayani Sultan dan menemaninya kemana pun dia pergi," jelas Pak Dewa.

"Satu hal lagi jika Sultan berani macam-macam bilang saja sama Bapak ya. Oke! sekarang kamu istirahat saja," ujar Pak Dewa.

"Baik Pak, makasih banyak," ucap Putri duduk di kursi empuk yang berada di sebelahnya.

"Lho kok istirahat si situ sih?" tanya Pak Dewa yang saat itu masih memperhatikan Putri.

"Emang mau kemana lagi Pak?" tanya Putri mendelik.

"Dikamar Sultan," jawab Pak Dewa.

"Oh iya lupa," Putri cengengesan.

"Kamu masuk saja, jangan sungkan anggap rumah sendiri."

Putri masih duduk di kursi ia ragu mau masuk kamar itu.

"Kamu kenapa lagi?" tanya Pak Dewa menoleh.

"Putri malu Pak," ucapnya cengengesan.

"Malu? kalian kan pengantin baru kenapa harus malu ayo sana istirahat," titah Pak Dewa.

Pak Dewa pun berlalu sedangkan Putri masih ragu untuk masuk di kamar itu ia mengintip dan masuk dengan pelan-pelan.

"Permisi... maaf yah aku ijin masuk!" ujar Putri.

"Wah kamarnya bagus banget, fasilitasnya juga lengkap aku serasa mimpi dapat masuk dikamar ini," ucapnya kagum.

Putri meraba kasurnya halus dan lembut ia mulai menaiki ranjang itu. "Ranjangnya empuk banget bisa lompat-lompat lagi," ujar Putri merasa senang.

Tiba-tiba Sultan keluar dari kamar mandi ia kaget melihat Putri lompat-lompat di ranjangnya, sontak ia kaget akhirnya terpeleset dan jatuh. "AU... sakit!" jeritnya.

"Kamu kenapa lompat-lompat di ranjang ku? turun tidak! turun! sana pergi!" usir Sultan memanas.

"Siapa suruh kamu di kamar ini? kamar di sini banyak kok, kamu boleh pilih yang lebih besar dari ini ada juga," bentak Sultan.

"Aku disini Bapak yang suruh, dia akan marah jika kamu mengusir aku dari kamar ini."

"Terserah aja. Pokoknya aku tidak mau satu ranjang dengan kamu, sana pergi!" usir Sultan.

"Tapi kita kan suami-istri," jawab Putri.

"Aku tidak peduli. Ingat ya cuma di depan Papa saja kita suami istri di luar itu kamu bukan siapa-siapa aku. Malas banget aku satu ranjang dengan perempuan tak jelas kayak kamu!" cetus Sultan.

"Seharusnya Ratu yang seranjang denganku saat ini, bukan kamu. Ratu kemana sih kamu?" lirih Sultan sambil ngambil foto Ratu dan dia memandangi foto itu sambil termenung.

"Kamu dimana Sayang, aku kangen kamu. Kenapa kamu tega banget sama aku di hari pernikahan kita kamu malah tidak datang. Apa yang terjadi dengan dirimu Ratu...?" tanya Sultan merintih.

Putri cuma memandangi Sultan dengan cibiran

Dasar Bucin emang enak di bohongi sepertinya perempuan itu tidak mencintai Sultan deh, kalau ia cinta gak mungkin dia gak datang saat pernikahannya. Kasian banget nasib mu Sultan. Nama aja Sultan nasib tragis hahaha, Putri tertawa sambil mencibir.

Sultan baru sadar ternyata Putri masih ada di belakangnya. "Heh perempuan gak jelas? ngapain lagi kamu di kamar ini?"

"Yah mau istirahat lah, aku kan tadi di suruh istirahat sama Papamu di ranjang ini. Katanya ranjang mu adalah ranjang ku juga," ucap Putri.

"Itu kata Papa tapi bukan kataku, kamu gak boleh tidur satu ranjang dengan ku. Aku gak mau aku minta kamu jangan istirahat disini!" cetus Sultan.

"Lalu dimana?" tanya Putri mulai emosi.

"Tuh di sana!" ucap Sultan.

"Di sofa? Enggak kamu aja di sana biar aku di sini," tolak Putri.

"Heh ini kamar siapa?"

"Kamar aku,"

"Siapa bilang ini kamar kamu?"

Kata Papamu ini kamar aku juga karena aku sudah sah jadi istrimu jadi ranjang ini juga milik ku dong," ucap Putri dengan mimik wajah lucu.

"Enak saja, kamu bukan Istri tapi orang nyasar hahaha... Dasar tidak jelas! siapa juga yang mau jadi suami kamu. Aku tu masih cinta sama Ratu. Cuma dia yang akan jadi istriku dan itu bukan kamu. Ingat kita tidak ada hubungan apa-apa, kamu adalah orang yang gak jelas. Tiba-tiba datang dan merusak semuanya. Sana pergi!" teriak Sultan.

Terpopuler

Comments

Hesty Real

Hesty Real

Seperti anak-anak kamu Put, kan kena marah sultan

2024-02-19

0

Hesty Real

Hesty Real

Mertua yang baik beruntung kamu Put

2024-02-19

0

Serlyoktva

Serlyoktva

Jangan ribut gitu bagaimana pun juga putri sudah jadi istri kamu jadi hargai dia

2024-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 Mendadak menikah
2 Mertua baik sedunia.
3 Saat malam telah tiba
4 Keduanya masih ada rasa
5 Terciduk
6 Terciduk ke dua kalinya
7 Perdebatan
8 Putri pergi dari rumah.
9 Sultan masuk angin
10 Putri merasa hal yang aneh
11 Kejadian di Kafe
12 Saling marah-marahan
13 Saat menginap di rumah Putri
14 Sultan tidak di ijinkan pergi
15 Sultan keluar dari rumah Putri
16 Kejutan buat Sultan
17 Sandiwara di depan sang Ayah
18 Putri merasa panik
19 Sultan tidak mau di rawat oleh Putri
20 Pak Dewa marah besar.
21 Sultan memaksa Putri pulang
22 Drama saat menghadiri acara
23 Sultan merasa iri
24 Putri menyerahkan semua pemberian Pak Dewa pada Sultan
25 Putri dan Sultan tidak berteguran
26 Pak Dewa mengancam Sultan
27 Sultan dan Raja berkelahi
28 Raja memergoki Sultan berduaan dengan wanita lain
29 Raja mengetahui semuanya.
30 Putri berniat akan segera menceraikan Sultan.
31 Setelah mengantar Putri
32 Semua orang mencari Arjuna
33 Arjuna dan Ratu telah berkerjasama
34 Putri menemui Arjuna. (Kehidupan Sultan terancam)
35 Putri di fitnah
36 Mama penasaran dengan sikap Putri.
37 Putri terpaksa memenuhi permintaan Pak Dewa
38 Putri pulang menemui Sultan
39 Putri bertemu Raja
40 Sultan memergoki Raja yang mengikuti Putri
41 Raja tidak suka dengan Arjuna
42 Kejadian yang tidak terduga
43 Putri mengatakan semuanya pada Pak Dewa
44 Putri pergi dari rumah Pak Dewa
45 Putri menyesali tindakannya
46 Penghianatan Ratu
47 Sultan bertemu Arjuna
48 Sultan mengajak Arjuna ke rumah Putri
49 Sultan dan Arjuna mendatangi rumah Putri
50 Sultan menyesali semua perbuatannya.
51 Sultan di usir dari rumah Putri
52 Putri mengikuti Sultan
53 Saat di jalan raya
54 Sultan mendadak pingsan
55 Di cintai dua pria
56 Berdebat
57 Keputusan Mama Dayang
58 Tamu malam yang tak di undang
59 Bermaaf-maafan
60 Putri diam-diam menemui Sultan
61 Putri tidak mau meninggalkan Sultan
62 Putri pasrah dengan kemauan mamanya
63 Pak Dewa dan Sultan menjemput Putri
64 Mama Dayang tidak mengijinkan Putri tinggal ke rumah suaminya
65 Putri menemui Sultan lagi
66 Mama Dayang dan Putri membuat perjanjian
67 Raja dan Sultan
68 Saat di rumah sakit
69 Dulu suka sekarang benci
70 Mama Dayang masih bersikeras untuk memisahkan Putrie dan Sultan.
71 Rencana jahat Mama Dayang
72 Sultan di hadang oleh anak buah Raja
73 Di kantor polisi
74 Bu Dayang menyesali perbuatannya
75 Putri merasa sedih
76 Putri merasa bahagia
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Mendadak menikah
2
Mertua baik sedunia.
3
Saat malam telah tiba
4
Keduanya masih ada rasa
5
Terciduk
6
Terciduk ke dua kalinya
7
Perdebatan
8
Putri pergi dari rumah.
9
Sultan masuk angin
10
Putri merasa hal yang aneh
11
Kejadian di Kafe
12
Saling marah-marahan
13
Saat menginap di rumah Putri
14
Sultan tidak di ijinkan pergi
15
Sultan keluar dari rumah Putri
16
Kejutan buat Sultan
17
Sandiwara di depan sang Ayah
18
Putri merasa panik
19
Sultan tidak mau di rawat oleh Putri
20
Pak Dewa marah besar.
21
Sultan memaksa Putri pulang
22
Drama saat menghadiri acara
23
Sultan merasa iri
24
Putri menyerahkan semua pemberian Pak Dewa pada Sultan
25
Putri dan Sultan tidak berteguran
26
Pak Dewa mengancam Sultan
27
Sultan dan Raja berkelahi
28
Raja memergoki Sultan berduaan dengan wanita lain
29
Raja mengetahui semuanya.
30
Putri berniat akan segera menceraikan Sultan.
31
Setelah mengantar Putri
32
Semua orang mencari Arjuna
33
Arjuna dan Ratu telah berkerjasama
34
Putri menemui Arjuna. (Kehidupan Sultan terancam)
35
Putri di fitnah
36
Mama penasaran dengan sikap Putri.
37
Putri terpaksa memenuhi permintaan Pak Dewa
38
Putri pulang menemui Sultan
39
Putri bertemu Raja
40
Sultan memergoki Raja yang mengikuti Putri
41
Raja tidak suka dengan Arjuna
42
Kejadian yang tidak terduga
43
Putri mengatakan semuanya pada Pak Dewa
44
Putri pergi dari rumah Pak Dewa
45
Putri menyesali tindakannya
46
Penghianatan Ratu
47
Sultan bertemu Arjuna
48
Sultan mengajak Arjuna ke rumah Putri
49
Sultan dan Arjuna mendatangi rumah Putri
50
Sultan menyesali semua perbuatannya.
51
Sultan di usir dari rumah Putri
52
Putri mengikuti Sultan
53
Saat di jalan raya
54
Sultan mendadak pingsan
55
Di cintai dua pria
56
Berdebat
57
Keputusan Mama Dayang
58
Tamu malam yang tak di undang
59
Bermaaf-maafan
60
Putri diam-diam menemui Sultan
61
Putri tidak mau meninggalkan Sultan
62
Putri pasrah dengan kemauan mamanya
63
Pak Dewa dan Sultan menjemput Putri
64
Mama Dayang tidak mengijinkan Putri tinggal ke rumah suaminya
65
Putri menemui Sultan lagi
66
Mama Dayang dan Putri membuat perjanjian
67
Raja dan Sultan
68
Saat di rumah sakit
69
Dulu suka sekarang benci
70
Mama Dayang masih bersikeras untuk memisahkan Putrie dan Sultan.
71
Rencana jahat Mama Dayang
72
Sultan di hadang oleh anak buah Raja
73
Di kantor polisi
74
Bu Dayang menyesali perbuatannya
75
Putri merasa sedih
76
Putri merasa bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!