Mama Dayang terus meledek Putri ia pun tersipu malu.
"Itu hal biasa aja mama maklum kok pengantin baru udah biasa ya Pa," ujar mama sambil melirik suaminya yang baru saja datang dari dapur.
Pak Raden terseyum mendengar ucapan istrinya mengerti maksud pembicaraannya.
"Sepertinya sebentar lagi kita akan menimang cucu deh Bu," sambung Pak Raden.
"Iya Yah, mudah-mudahan aja Putri secepatnya hamil," Mama Dayang berharap.
"Amin ...," ucap keduanya.
Raut wajah Putri seketika berubah mendengar ucapan Mama dan Papanya. Putri terdiam sejenak sibuk dengan pikirannya.
Gimana mau hamil selama ini kan kita gak ngapa-ngapain. Mama dan Ayah ada-ada aja. Kalau di pikir-pikir kasian juga sih mereka terlalu berharap aku punya anak dari Sultan. Tapi tau sendiri kan aku sama Sultan gak ada ikatan apa-apa. Pernikahan kita cuma di atas kertas tapi di hati kita gak ada rasa suka apalagi cinta, batin Putri.
"Ayo Yah, kita ke pasar kayaknya mantu kita perlu makan makanan enak hari ini, dia kan baru pertama kali di sini. Sekalian beli lauk pauk buat dia."
"Yah hari ini Mantu kita sedang deman karna begadang mungkin," ledek Mama sambil melirik Putri.
Hahaha... biasa itu Buk, mereka kan pengantin baru," Pak Raden tertawa. Mereka pun bergegas pergi ke pasar.
"Putri membiarkan orang tuanya pergi sementara ia pergi ke kamar melihat keadaan Sultan, ia tidak tega membangunkannya. Putri duduk di tepi ranjang memperhtikan raut wajah Sultan sambil tersenyum ia membetulkan posisi tidur Sultan.
Sultan terbangun merasakan ada yang mengangkat kepalanya.
"Putri kamu sudah bangun?" tanya Sultan sambil mengusap matanya.
"Iya dong, emang kayak kamu kesiangan kalah dengan ayam tetangga," cibir Putri.
"Hah, yang benar saja, kamu samain aku sama ayam. Emang aku bapak ayam apa," gerutu Sultan tidak suka.
"Udah jangan banyak bicara, ayo bangun! kita sarapan habis itu aku antar kamu berobat," ujar Putri.
"Enggak, aku gak sakit kok," ucap Sultan menolak.
"Eh jangan membantah ya! kamu lagi demam panas coba aku periksa suhu tubuhnya lagi."
Putri menempelkan telapak tangannya ke jidat Sultan. Sultan pun terdiam sambil menatap tajam raut wajah Putri. Putri jadi malu ia pun segera mengalihkan pandangan Sultan.
"Tuh kan masih panas kamu harus berobat yah!" pinta Putri ia tampak panik.
"Udahlah gak usah sok perhatian gitu, aku gak sakit kok, lagian aku tuh paling gak suka berurusan dengan Dokter."
"Lho kenapa begitu? biar aku yang temani yah."
"Nggak mau, aku tetep tidak mau! ih maksa amat sih, gak suka," tolak Sultan.
Sultan lari ke dapur. Putri pun menyusul Sultan.
"Ya sudah kalau gak mau, kamu makan aja." Putri tampak ngos-ngosan mengejar Sultan.
Saat itu juga Putri terjatuh dan Sultan menertawai Putri hingga Putri merasa jengkel. Sultan tidak tega melihat Putri akhirnya ia merangkulnya dan membantunya berdiri Sultan terseyum saat melihat wajah manyun Putri. Tiba-tiba suara ponsel Sultan mengejutkan keduanya.
"Siapa?" tanya Putri.
Sultan tidak menjawab ia mengangkat ponselnya menjauh dari Putri.
Sejak kapan aku kepo terserah dong siapa yang ingin menelpon Sultan kok aku malah kepo begini. batin Putri sambil memandang ke arah Sultan yang tengah menelpon. Putri terdiam dengan raut yang berbeda dari biasanya.
Setelah Sultan selesai bicara dengan penelpon ia pergi ke kamar dan mengemasi pakaian.
"Kamu mau kemana?" tanya Putri mendekati Sultan.
"Aku mau ke tempat kerjaku sekarang," Sultan bergegas.
"Kamu kan lagi sakit, kok kerja sih?"
"Aku cuma sebentar kok, sore aku jemput kamu lagi ya ...," ucap Sultan bergegas pergi.
Putri tidak dapat menahan sedihnya ia cuma bisa memandangi kepergian Sultan. Putri merasa ada rasa tidak iklas untuk melepas kepergian Sultan. Ia juga merasa penasaran siapa yang mengajak Sultan ketemuan saat di telpon tadi. Secepatnya Sultan menghilang di pandangan Putri ia merasa ada kesedihan.
"Putri mana Sultan?" tanya Mama Dayang tiba-tiba mengejutkan Putri datang dari pasar.
"Dia sudah pergi Ma ...." lirih Putri memasang wajah sedih.
"Lho kok pergi sih! kan dia lagi sakit, kenapa di biarin pergi sih suaminya Put? harusnya kamu larang dia pergi, karna dia kan lagi sakit gimana sih kamu. Emang sepenting apa sih pekerjaan dari kesehatan? Kesehatan itu lebih penting dari segala lho," ujar Bu Ajeng.
"Gak tau Ma, orang ya gak mau dicegah biarin aja. Toh bukan kita yang merasa sakitnya!" Putri pergi ke
kamar merasa jengkel pada Sultan.
Tiba-tiba di depan ada yang memanggilnya dan itu suara Tia.
"Tia kok datang ke sini sih?" Putri menghentikan langkah nya tidak jadi pergi ke kamarnya.
"Putri, Put ...!" teriak Tia lagi.
"Sepertinya itu Tia Put," ucap mamanya.
"Iya Ma, ada apa ya ...?" tanya Putri pada mamanya.
"Mana Mama tau, sudah samperin saja sana," ujar Mama Dayang.
Putri pun pergi ke depan ia melihat Tia sudah duduk di teras rumahnya dengan pakaian rapi.
"Tia ada apa menyusul kesini?" tanya Putri langsung.
"Kita ke kafe yuk!" ajak Tia.
"Ngapain ke sana?"
"Antarin aku ketemu seseorang."
"Seseorang? siapa?" Putri heran.
"Ada deh ... ntar juga kamu tau."
"Emang kamu gak kerja hari ini?"
"Aku sudah ijin sama Raja."
"Aku sih mau aja, suntuk juga di rumah tapi aku belum mandi kamu tungguin ya ...!"
"Iya deh, cepetan!" pinta Tia.
Putri pun segera beranjak di hadapan Tia untuk mandi setelah selesai ia menemui Tia kembali.
"Lho mau kemana kalian?" tanya Mama Dayang menemui mereka.
"Mau jalan boleh kan Tante? aku ajakin Putri jalan mumpung libur," ucap Tia berbohong.
"Oh kalian libur?"
"Iya meliburkan diri sejenak Tante."
"Hem ... dasar anak bandel, kamu."
Tia tertawa. "Sedang ada urusan pribadi yang harus di selesaikan Tan," ucapnya.
"Oh begitu ya sudah gak apa-apa. Perginya jangan sampai malam ya!" pesan Mama pada mereka.
"Oke deh Tante. Kita pamit ya," ucap Tia.
"Iya hati-hati."
"Ma, Putri pergi dulu ya ...," Putri bersalaman dengan mamanya di ikuti Tia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Bella
Putri sudah mulai jatuh cinta sama Sultan
2024-02-19
0
Teteh Lia
aq udah subscribe kak.
2023-12-07
0
Rrobi
Tia kok tiba-tiba ajak Putri pasti ada apa-apa ya
2023-10-06
0