"Pe£acur! gadis mu®ahan!" pekik Bella sangat marah.
PLAK
Tamparan keras mendarat di pipi mulus Bella. Edward dan Bella saling pandang dengan tatapan bingung dan terluka, Bella dengan segala kesakitan nya dan Edward bingung kenapa dia emosi dan sampai menampar perempuan. Yang Edward tau, Edward tidak suka Exie dikatakan pe£acur.
"Ed! " lirih Bella dengan tatapan penuh luka dan memegang pipi nya yang memerah dengan sudut bibir yang berdarah.
"Bel! " pekik Exie saat melihat darah keluar dan tangan nya meraih Bella, namun segera di tepis oleh Bella dan tatapan nya semakin nyalang dengan dada yang bergemuruh.
"AKU SANGAT MEMBENCI MU EX, SANGAT. AKU AKAN MEMBALAS PENGHINAAN INI. AKU AKAN MEMBALAS MU P E L A C U R! " teriak Bella di depan wajah Exie seakan ingin menelan habis Exie sekali tenggak dengan mata memerah.
"Bel! " lirih Exie.
"URUSI SEMUA TEMAN PESTA MU ITU, URUSI SEMUA BUDAK MU ITU, J A L A N G! " teriak Bella sekali lagi dengan mata merah nya sedikit berkaca kaca.
Edward hanya mampu melihat Bella dan Exie bergantian karena dia juga kaget kenapa bisa menampar wanita. Dan Edward menyesal telah menampar Bella hingga berdarah karena sudut bibir nya pecah.
Semakin tak bisa berkata lagi, ketika kemarahan Bella karena tamparan nya, di lampiaskan pada Exie yang jelas tidak tau apa apa dan hanya diam. Kediaman Exie atas semua tuduhan yang menggebu-gebu Bella lontar kan untuk Exie, membuat pikiran Edward kacau.
Apakah yang Bella ucapkan benar adanya? apakah memang selama ini Exie memiliki para budak *** yang dipelihara? apakah benar memelihara gigo£o untuk memenuhi kebutuhan biologis nya?. Semua pikiran pikiran negatif bermunculan di otak Edward, ditambah lagi Exie diam tanpa membantah berarti Exie membenarkan semua tuduhan itu.
Hati Edward juga bergemuruh, rasa kecewa, sakit hati, benci, jijik dan tidak habis pikir dengan kelakukan gadis yang terlihat baik- baik saja dari luar.
Edward selalu berkata tidak menyukai Exie dan hanya akan mempermainkan Exie saja, nyatanya hari ini semua terlihat jelas jika Edward tertarik pada gadis cantik itu. Semua kegiatan malam dan buruk nya dia tinggalkan untuk selalu ada di samping Exie bukan semata-mata perintah mommy nya, juga rencana membuat Exie jatuh hati, tapi karena Edward telah jatuh terlebih dahulu pada pesona Exie.
Edward menahan kecewa sedemikian rupa, agar tidak nampak di hadapan dua gadis di depan nya ini. Kata orang kecewa adalah level tertinggi rasa sakit, dan itu benar adanya. Edward baru tau jika dikhianati harapan nya sendiri adalah hal yang paling menyesak kan.
Sedangkan Bella yang terbakar kobaran emosi, kini memandang Edward dengan tatapan yang tidak bisa Edward artikan setelah selesai mengumpat Exie tanpa ada sangkalan dari Exie sedikit pun.
"Terima kasih untuk tamparan ini! " kata Bella dengan tatapan yang melunak dan sulit di artikan dengan memegang sebelah pipi nya.
Bella menjeda ucapan nya sambil menelan mudah.
"Aku sudah memaafkan mu Ed untuk tamparan ini, karena kamu terjerat oleh wanita ja£ang itu! " pelan Bella sambil lelehan air mata nya turun.
"Aku pergi! " lanjut Bella kemudian berbalik dan melangkah pergi.
Bella dengan segenap kekuatan yang dimiliki nya keluar dan masuk ke dalam mobil nya. Setelah sampai di mobil nya seringai jahat Bella terbitkan. Bella sangat sakit karena tamparan itu, tidak hanya fisik nya tapi hati nya, orang yang begitu ia damba melakukan kekerasan itu padanya. Terkejut dan sangat sakit hingga mau menangis seketika, namun otak licik Bella bekerja sebagai mana harus nya bekerja, dia memerankan lakon sebagai wanita tersakiti, yang dia jelas tau Exie tidak akan menjawab apapun pernyataan nya, karena Exie tidak akan mau menambah kesakitan nya.
Kepolosan dan rasa iba Exie dimanfaatkan dengan baik oleh Bella untuk mendapat simpati Edward, juga membuat Edward merasa bersalah sekaligus percaya dengan semua tuduhan yang tidak dibantah oleh Exie.
"Wow, god job Bella! " pekik Bella kesenengan di sepanjang mobil berjalan.
Rasa sakit akibat bibir nya berdarah hilang digantikan kebahagiaan karena melihat wajah murung, bersalah dan kecewa Edward. Bella sangat puas dengan hasil akting nya barusan.
Berbeda dengan suasana di privat room Experanza Coffe shop. Edward dan Exie sama sama diam menyelami pikiran masing masing tanpa ada kata saat pelayan datang menghidangkan makanan nya.
Edward yang diliputi awan hitam harus menahan diri karena tak mau Exie kabur setelah semua rasa sakit yang Edward derita. Exie harus benar benar sakit seperti yang dirinya rasakan. Kekecewaan dalam hati Edward seperti belati yang melukai hati nya sendiri dan orang yang memenuhi hati nya yaitu Exie.
"Ternyata memang benar tidak ada wanita yang benar-benar tulus padaku. Percuma saja aku mencoba seperti yang mom dan dad inginkan, nyatanya gadis yang mereka pilihkan menyakiti hati ku tanpa sisa. Lebih baik aku bersama Bella, walau tanpa cinta bisa saling menguntungkan dan memuaskan! " batin Edward.
Exie yang melihat Edward diam saja, mengira Edward membutuhkan waktu untuk menenangkan diri, atau mungkin merasa bersalah karena memukul wanita. Sehingga Exie tidak berkata satu patah kata pun.
Sedangkan Edward melihat ke terdiam an Exie sebagai bentuk pembenaran akan ucapan Bella, nyatanya semakin menancapkan belati itu lebih dalam lagi ke hati Edward. Entah berapa kedalaman nya, tapi kesalahan pahaman ini rupanya akan berkelanjutan panjang karena satu kata yaitu diam.
"Tidak apa, makanlah Ex. Setelah itu kita pulang. istirahat! " perintah Edward setelah Edward sedikit bisa menguasai diri dan mengesampingkan rasa sakit nya, dia masih sadar harus mengembalikan Exie dengan selamat ke rumah nya, karena sekarang belum menjadi istri sah nya.
Setelah makan selesai dengan penuh ke terdiam an, mereka pun pulang dan sepanjang jalan mereka diam tanpa kata hingga sampai di depan mansion Draniel dan Edward pamit untuk pulang.
"Shiittt! BAJINGAN!! " teriak Edward sambil memukul stir nya berulang kali. Sesak di dada nya kini dengan leluasa bisa di salurkan pada stir, tapi Edward cukup waras untuk tidak mengemudi dengan kecepatan tinggi karena terakhir mengemudi dengan emosi dan kecepatan tinggi membuat seseorang merenggang nyawa.
"EXIEEEEE.. BERANI NYA KAU J A L A N G! " teriak Edward memekak kan kepala.
"BISA BISA NYA AKU JATUH PADA PESONA SEORANG J A L A N G! " teriak Edward penuh emosi dan penekanan sambil terus memukul stang mobil nya hingga klakson berbunyi terus menerus.
Edward tidak perduli di klakson oleh pengendara lain, yang Edward tau, Edward ingin melepaskan semua sesak di hati nya, semua gemuruh dan luka di hatinya agar dia tidak menderita seperti ini.
Edward sangat kecewa dan nyatanya kejadian barusan di caffe menanamkan benih kebencian yang berakar kuat di hati Edward.
.
.
.
.
"Luka ini, kamu harus rasakan juga Ex"-----Edward
.
Happy reading semuanya.
semoga suka dengan ceritanya dan terhibur,
jangan pernah tinggalkan Ed dam Ex ya, Bagimana kelanjutan kisah mereka?
stay tune ya😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Yusria Mumba
Edward kame akang menyesal kalau sebernarny,
2023-09-07
2
🅳𝓮𝒜 🄰🅻𝖊乂𝓲𝒶
sabar bel sabar jangan marah marah dong
2023-08-08
1
🅳𝓮𝒜 🄰🅻𝖊乂𝓲𝒶
itu bibir kok sampek berdarah sih hiks pasti perih
2023-07-22
0