Setelah kejadian minyak urut tersebut, Ara jarang menjumpai Raka berada di cafe, Raka lebih banyak menghabiskan waktu di kantornya sendiri, Ara bertanya tanya dalam hati, kenapa dia harus membeli cafe ini? sedangkan perusahaannya sendiri saja sudah menghasilkan banyak uang yang jika dibuat makan, tidak akan habis tujuh turunan.
"woii, ngelamun ya!" kata Lila mengagetkan Ara.
"ish.. siapa yang melamun, wleee" jawab Ara sambil terkekeh.
"kerja...kerja...kerja.." ucap Gea yang tiba tiba datang.
Kamipun melanjutkan pekerjaan dengan senang hati, bekerja disini bertemu dengan banyak orang baik membuat Ara betah dan merasa nyaman, jadi sayang jika dia berpikir untuk berhenti lagipula bosnya yang jahat itu jarang jarang memantau kesini.
Kali ini cafe kedatangan tamu istimewa, Anak dari salah satu menteri di negeri ini beserta dengan teman temannya yang akan merayakan ulang tahunnya di cafe ini,
Gama memberitahukan agar memberikan pelayanan yang terbaik agar citra cafe mewah ini semakin baik. mengingat tamu kali ini adalah anak seorang menteri yang tentunya selalu jadi sorotan media.
Mereka berpesta sampai hampir tengah malam, membuat semua pelayan kewalahan, Ara pun begitu, tadi pagi kuliah dengan jadwal yang berat dan sekarang bekerja keras sampai larut membuat kondisinya kelelahan.
"woiii pelayan..." panggil sang anak menteri yang sudah nampak sempoyongan akibat minuman alkohol yang dibawanya sendiri.
Ara yang melihat teman temannya terduduk lemas, akhirnya mengalah dan menghampiri sang anak menteri,
"iya Nona.. ada yang bisa saya bantu?" tanya Ara dengan kekuatan yang sudah tersisa beberapa watt saja.
"tolong bawakan sup hangat untuk teman temanku" ucapnya.
"baik Nona.. ada lagi?"
"tidak ada... cepaaat sana!!"
20 menit Ara dan teman temannya menyiapkan sup yang di pesan oleh anak sang menteri,
"woiiiii lama sekali!!!" teriak Martha, nama anak sang menteri tersebut dengan brutalnya.
Ara menghampirinya,
"maaf Nona.. kami sedang membuatnya" ucap Ara berusaha sabar.
"lamban sekali!!! apa kau lupa siapa aku?" racau Martha.
"tidak Nona.. kami tidak lupa jika kau adalah anak seorang menteri"
"lalu kenapa kalian lama sekali? apa kalian mau cafe ini aku tutup untuk selamanya hah?" lagi lagi Martha meracau sambil mengancam.
"tidak Nona.. maaf, supnya sudah hampir selesai!"
"cepat bawakan untuk kami!!!" perintahnya.
"baik Nona.." jawab Ara dan segera berlalu dari hadapan Martha.
Ara dan Lila membawa beberapa nampan sup anti pengar untuk Martha dan teman temannya,
Martha yang terburu buru meraih mangkoknya, tidak sengaja menumpahkan sup tersebut dan mengenai tangan Ara,
"auuuwww..." pekik Ara merasakan panas ditangannya.
Martha tidak peduli dan terus saja membagikan sup kepada teman temannya, Lila segera membantu Ara dan memapahnya ke dapur,
Ara menangis karena tangannya melepuh, Lila mencoba memberi pertolongan pertama, tapi tak lama kemudian terdengar suara ribut ribut diluar, Ara dan Lila beserta yang lain bergegas keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Ara dan yang lainnya tercengang melihat bosnya, Raka, mengusir Martha dan teman temannya dengan tidak sopan.
Ara mencoba menghentikan Raka, namun rupanya Raka sudah tersulut emosi sehingga dia tidak mempedulikan ucapan Ara,
"pergi kalian dari sini, jangan mentang mentang anak menteri, kau bisa memperlakukan orang lain seenak jidatmu!!!" teriak Raka.
"hei kau.. apa kau tidak tahu siapa yang kau usir hah???" jawan Martha dengan angkuhnya.
"aku tahu tapi kau tidak ada bedanya dengan pengunjung lain dan ini sudah lebih dari jadwal operasional cafe, sebaiknya kalian pergi sekarang juga!!"
Martha tampak emosi namun karena kondisinya yang mabuk, dia memilih untuk meninggalkan cafe beserta dengan teman temannya.
"lihat saja apa yang akan terjadi dengan cafe ini besok!!" ucap Martha dengan nada mengancam sambil menunjuk wajah Raka, Raka tak gentar dengan ancaman Martha.
Raka sudah mengantongi rekaman CCTV cafe yang memperlihatkan sang anak menteri yang sedang mabuk mabukan sampai tengah malam bahkan membuat kericuhan dengan para pelayan cafe.
Setelah Marta dan teman temannya pergi, Raka segera menghampiri Ara dan melihat tangan Ara yang melepuh karena ulah Martha.
Tanpa basa basi, Raka menarik lengan Ara menuju ke mobilnya dan membawanya kerumah sakit.
"kau mau membawaku kemana?" tanya Ara.
"rumah sakit!" sahut Raka.
"tidak perlu!" jawab Ara.
Raka tidak menanggapi tolakan Ara, dia terus saja melajukan mobilnya dan membelah jalanan kota yang mulai sepi karena sekarang sudah lebih dari tengah malam.
Sampai di rumah sakit, Ara tidak mau keluar dari mobil, Raka terpaksa menggendongnya sampai ke ruang UGD, Ara sempat memberontak tapi tak mampu menandingi kekuatan Raka, dan akhirnya Ara pasrah.
Setelah tangannya di obati, Raka mengantar Ara pulang,
"antarkan aku ke cafe, sepedaku masih disana" ujarnya.
"sepedamu tidak akan hilang!"
"bukan itu maksudku, aku besok ada kuliah pagi, aku tidak bisa pergi tanpa sepedaku!" sahut Ara.
"aku akan menjemputmu besok"
"apaaaa?"
"padahal yang terluka tanganmu, kenapa malah telingamu yang bermasalah!" sungut Raka.
"aku harus mengambil sepedaku!"
"jika aku bilang tidak ya tidak!!" sentaknya membuat nyali Ara menciut dan menuruti perintah bosnya tersebut.
Raka mengantar Ara sampai depan pintu rumahnya,
"istirahatlah.. jika masih sakit sebaiknya kau tidak usah kuliah dulu" ucap Raka melembut.
Ara hanya menganggukkan kepala dan masuk kedalam rumah tanpa berkata sepatah katapun.
Raka langsung pulang setelah mengantar Ara, dia harus istirahat dengan cukup untuk menghadapi hari esok yang lebih berat tentunya karena besok
Martha pasti akan membuat masalah lagi dengannya.
⛳⛳⛳⛳⛳⛳
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Mala Mala Sdj
jangankan anak menteri, anak2 mantan bupati di t4 ku aja ada yg psikopath, free sex dan ada juga jagoan narkoba...salah didik atau salah gaul tu sih
2021-02-20
1
Jea Yuliana
😆😆😆😆dah bucin j tu Raka😆😆
2020-11-28
1
ema sukmawaty
sepeda atau motor thor
2020-11-28
1