"oke fine Ara... sudah selesai sport jantung ya!" gumam Ara pada dirinya sendiri setelah keluar dari ruangan Raka.
"oh.. sudah kamu antar Ra?" tanya Gama yang melihat Ara di depan ruangan Raka dengan nampan kosong di tangannya.
"iya kak.. kak Gama darimana aja sih? Ara cari dari tadi!" kataku agak kesal.
"maaf, kakak tadi dari kamar mandi!" jawab Gama.
Ara mendengus kesal lalu meninggalkan Gama yang masih menatapnya dengan bingung.
"ada apa dengannya?" gumam Gama.
💲💲💲💲💲💲
Di kampus Ara bertemu dengan Rama,
"hai Ra.." sapa Rama.
"hai Ram.. tumben jam segini udah datang!" tanyaku.
"hehe.. di rumah lagi ada papi sama mami, aku harus terlihat rajin dengan berangkat ke kampus lebih awal!" jawab Rama sambil terkekeh.
"cieeeh.. dasar carmuk!" sahutku.
"hahaha.. ya iyalah.. kalo ga carmuk, bisa bisa jatah bulanan ku di kurangi!" jawab Rama sambil terbahak.
"anak sultan mah bebas!" kataku bercanda.
"yeee.. ga gitu juga kali!" sahut Rama tak enak hati pada Ara.
"becanda kali Ram!" sahut Ara melihat ekspresi Rama berubah.
"oya, kapan orangtuamu datang?" tanyaku lagi mencoba berbasa basi agar Rama tidak cemberut lagi.
"kemarin lusa!" sahut Rama singkat.
"pantas saja, dari kemarin pak Raka tidak muncul di cafe!" ucapku.
"jelas lah, dia pasti lagi bermanja manja pada mami!" jawab Rama.
"hah?? apa dia anak mami?" tanyaku tidak percaya.
"hahaha.. mulai kecil dia memang manja pada mami!"
"apa kau tidak manja juga?"
"manja juga sih tapi ga selebay kakakku!"
"hahaha... aku baru tahu kalo orang segarang dia, ternyata anak mami!" jawabku lalu terkekeh membayangkan Raka sedang bermanja pada mami nya.
"ssstttt.. jangan katakan pada siapapun tentang hal ini, dia bisa membunuhku kalo dia tahu aku memberitahumu!" bisik Rama.
"hiihi.. tenang saja.. rahasiamu aman!" jawabku sambil tersenyum geli.
💰💰💰💰💰💰
Sore ini, kata Gama, cafe akan kedatangan tamu istimewa,
"jangan bilang kalo tamu istimewanya adalah anak menteri lagi kak!" sahutku malas.
"hehe.. kali ini bukan anak menteri tapi sultan!" jawab Gama sambil terkekeh.
"sultan?" sahut kami hampir bersamaan.
"iya.. kedua orang tua pak Raka akan berkunjung kemari, jadi tolong berikan pelayanan yang terbaik ya!" pesan Gama pada kami semua.
"siap kak" jawab kami dengan kompak.
Setelah meeting singkat tadi, kami langsung bersiap dan menata cafe agar lebih rapi dan nyaman, para chef mulai memasak hidangan istimewa yang akan di sajikan untuk kedua orang tua pak Raka.
Selepas maghrib, tamu istimewa yang di tunggu tunggu akhirnya datang juga, kedua orang tua Raka datang bersama Raka dan Rama serta ada satu lagi, seorang gadis yang usianya kira kira dua tahun dibawah Rama, Rachel namanya.
Usut punya usut, Rachel adalah anak angkat dari keluarga Brahmana karena kedua orang tua Raka sangat menginginkan anak perempuan dalam keluarganya. namun karena suatu hal, Linda Brahmana tidak bisa mengandung lagi setelah melahirkan Rama, sampai pada akhirnya mereka memutuskan untuk mengadopsi seorang anak perempuan.
"selamat malam, selamat datang tuan dan Nyonya Brahmana!" ucap Gama seramah mungkin menyambut kedatangan tamu istimewanya.
"selamat malam.. terimakasih atas sambutannya yang begitu hangat!" jawab Indra Brahmana, ayah dari Raka.
"silahkan duduk tuan dan Nyonya!" kata Gama lagi.
Mereka pun duduk di ruang VIP yang telah di persiapkan sebelumnya,
Raka mengedarkan pandangannya, seolah mencari seseorang,
"kau mencari siapa kak?" tanya Rama kepo.
"ah tidak.. aku tidak mencari siapa siapa!" sahut Raka.
"lalu kenapa kau terlihat seperti sedang mencari seseorang?" tanya Rama lagi.
"aku bukannya sedang mencari seseorang tapi aku sedang memperhatikan dekor ruangan ini, beda dari biasanya!" sahut Raka jengah dengan kekepoan Rama.
"sudah sudah, kenapa kalian malah ribut?" kata Ny Linda menengahi kedua putranya tersebut.
"dekornya memang sengaja di rubah sedikit dan semua ini merupakan hasil tangan terampil Ara!" jawab Gama membanggakan Ara di depan Raka dan orang tuanya.
"benarkah? sungguh kreatif sekali!" jawab Ny Linda, lalu ikut ikutan melihat dekor ruangan di sekitarnya.
"kenapa jadi bahas masalah dekor? padahal aku memang mencari Ara tadi!" gumam Raka dalam hatinya.
"Rachel, kenapa kau diam saja sayang?" tanya Ny Linda pada putrinya.
"gapapa mi, agak gerah aja disini!" sahut Rachel sambil mengibas ngibaskan tangannya seperti kipas.
"gerah? padahal menurut mami sudah cukup nyaman disini!" sahut Ny Linda.
"entahlah mi!" sahut Rachel dengan raut wajah tak senang.
"cafe ini lumayan juga, gimana dengan pendapatannya?"tanya Tuan Indra pada Raka.
"alhamdulillah pi.. pendapatannya luar biasa, apalagi cafe ini terkenal di kalangan atas!" sahut Raka dengan bangga.
"syukurlah, tidak sia sia kau merogoh kocek dalam dalam untuk memiliki cafe ini!" sahut Tuan Indra sambil menepuk bahu putra sulungnya tersebut.
"oya Rachel, apa kau tidak berniat melanjutkan kuliahmu?" tanya Raka pada Rachel.
"aku masih menikmati waktuku bersama papi dan mami kak... aku lebih senang ikut mereka berkeliling dunia!" sahut Rachel.
"tapi sampai kapan kau akan mengekori mereka terus? mereka akan terus berkeliling dunia sampai mereka bosan!"
"nanti lah kak... aku pasti akan melanjutkan kuliahku, tapi kali ini biarkan aku bersama papi dan mami dulu!" jawab Rachel sambil menatap ke arah papi dan maminya.
"biarkan saja dia Raka... kau tidak bisa memaksanya untuk kembali kuliah, nanti ada masanya dia akan merasa harus kembali ke kampus!" sahut Tuan Indra.
"ya sudah.. sebaiknya kita makan dulu!" ucap Raka.
Ara, Lila dan Gea menyajikan makanan makanan yang telah di siapkan, Ara bekerja dengan sigap dan sangat profesional, bahkan dia tidak sadar jika Raka memperhatikannya sejak tadi.
Tapi Rama tahu kalo kakaknya tersebut sedang memperhatikan Ara.
"oiya mi.. ini Ara, temenku di kampus lho!" kata Rama sambil menarik lengan Ara membuat Ara terkesiap dan menunduk malu.
"wah benarkah?" kata Ny Linda merasa takjub.
"iya mi, dia bekerja paruh waktu disini, kalau pagi dia kuliah!" kata Rama lagi.
Raka tidak senang melihat Rama mencekal lengan Ara, hatinya terasa panas, apa mungkin dia cemburu? batinnya bergejolak.
"wah hebat sekali kamu nak.." puji ny Linda.
Rachel nampak tidak senang karena maminya memuji Ara.
"halah.. biasa aja kali mi!" ketus Rachel.
"terimakasih Nyonya atas pujiannya, tapi seperti kata nona Rachel, ini merupakan hal yang biasa saja!" sahut Ara dengan ramah.
"jarang jarang lho, gadis seusia kamu mau bekerja setelah kuliah apalagi bekerja di cafe!" lanjut Ny Linda.
"banyak kok Nyonya yang lebih luar biasa lagi!" sahut Ara merendah.
Ara mendapat tatapan sinis dari Rachel sehingga dia kembali menundukkan kepalanya.
"Ara ini udah pinter dan rajin, dia juga baik loh mi" kata Rama lagi, tak henti hentinya memuji Ara tanpa menghiraukan wajah Rachel yang sudah kusut karena iri pada Ara.
"sepertinya kau banyak tahu tentang Ara, apa kalian dekat?" tanya Ny Linda penuh selidik.
"ehm.. kami memang dekat sebagai teman saat di kampus Nyonya" sahut Ara.
"sudah sudah.. kapan makannya kalau ngobrol terus!" celetuk Raka merasa jengah dengan sikap Rama yang sok dekat dengan Ara.
💱💱💱💱💱💱
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Toshio Inge
Rachel nya tau ga dia ansk pungut ???
2020-11-03
1
Defri Yanti Hermawan17
Astaga anak angkat aja ngesok
2020-10-18
2
Safira Abidah
Rachel,bukan anak kandung aja blagu banget
2020-10-16
4