Gama menyusul Ara ke pantry, karena dia melihat Ara berlari sambil menangis,
"Ara.. kau kenapa?" tanya Gama.
"Ara tidak apa apa kak" sahutnya masih dalam keadaan menangis.
"tapi kenapa kau menangis? apa Pak Raka menyakitimu?"
"tidak kak.. Ara tidak sengaja menjatuhkan nampan di depan ruangan pak Raka"
"lalu apa kau baik baik saja?apa pak Raka memarahimu?"
"tidak kak, Ara baik baik saja.. " Ara berusaha menyembunyikan jarinya yang tergores pecahan gelas.
"syukurlah jika kau tak apa.. biar Lila yang mengantar gantinya, kau istirahat saja dulu"
"terimakasih kak" sahut Ara tanpa menoleh pada Gama.
Gama bergegas menuju ruangan Raka,
"kenapa Ara sampai menangis? apa yang kalian lakukan padanya?" tanya Gama dengan gusarnya.
"heiii come on dude, ini baru permulaan" sahut Dista.
"apa tidak terlalu menyakitkan untuknya?" tanya Gama yang tampak khawatir.
"tenang saja.. semakin sakit akan semakin cepat dia menyadari perasaannya pada Raka" sahut Dista lagi.
"Gama, tolong lihat luka di jarinya dan obati, tadi jari Ara sempat tergores pecahan gelas" ucap Raka.
"apa karena luka itu dia menangis seperti itu?" berkata sambil menerawang.
"entah lah.. maybe yes or maybe no!" sahut Dista.
Gama kembali lagi ke pantry dengan membawa kotak P3K,
"mana jarimu?" kata Gama.
Ara terkejut dan menatap Gama, darimana Gama tahu jika jarinya terluka? padahal Ara sudah menyembunyikan jarinya sedari tadi, bahkan Lila dan Gea saja tidak menyadarinya sejak tadi.
"darimana kakak tahu kalau jariku terluka?" tanya Ara penasaran.
"oh.. ehmm... itu, tadi ketika melihat Lila membereskan pecahan gelas, sekilas aku melihat ada darah, aku pikir itu darahmu!" jawab Gama tergagap namun berhasil mencari alasan yang tepat dan tidak membuat Ara curiga.
"benarkah?" Ara masih meragukan ucapan Gama.
"iyaaa..mana sinikan jarimu, biar aku obati"
Ara hanya manggut manggut berusaha mempercayai jawaban Gama dan menyodorkan jarinya yang terluka.
Gama dengan telaten mengobati luka Ara, tanpa mereka sadari, Raka melihat Gama yang sedang mengobati luka Ara, hati Raka bagai teriris sembilu melihat kedekatan mereka.
Tak tahan dengan apa yang dilihatnya, Raka bergegas keruangan nya dan menenangkan emosinya. dan di sana masih ada Dista yang sedang menikmati minumannya,
"kau darimana? dan kenapa wajahmu terlihat marah seperti itu?" tanya Dista.
"aku melihat Gama mengobati luka Ara"
"hahaha.. jangan bilang kau cemburu dude!!" ucap Dista terbahak.
"apanya yang lucu? kenapa kau malah menertawai ku hah?" ujar Gama.
"sebegitu cintanya kah kau padanya sampai kau harus cemburu pada Gama yang ikut membantumu untuk mendapatkan Ara?" ucap Dista.
Raka menjambak rambutnya sendiri, frustasi karena harus menahan perasaannya kepada Ara.
🌞🌞🌞🌞🌞🌞
Pagi ini Ara duduk di taman kampus sambil menunggu kelasnya, sedang asyik memandang kolam yang penuh ikan, tiba tiba dia melihat mobil Raka berhenti di depan gerbang kampus, Ara berpikir Raka datang untuk menemuinya,
Ara tidak ingin kehebohan seperti tempo hari terjadi lagi, dia bergegas menghampiri Raka,
Dengan nafas terengah-engah Ara menghampiri Raka, Raka nampak kebingungan melihat Ara berlari lari kearahnya,
"apa yang kau lakukan disini?" tanya Ara menarik lengan Raka dengan paksa.
"apa apaan kau?" tanya Raka bingung
"jangan membuat kehebohan seperti tempo hari lagi, aku malu!" ucap Ara berusaha menutupi wajah mereka dengan buku yang dipegang Ara.
"apa yang kau lakukan?" Raka berusaha menepis buku buku yang menghalangi pandangannya.
"mereka akan histeris lagi jika melihatmu disini" Ara masih sibuk menutupi wajah mereka.
"siapa yang kau maksud?? aku kesini bukan...." belum selesai bicara, Ara membungkam mulut Raka dengan tangannya dan hendak menarik Raka menjauh dari kampus.
"ayo ikut aku!! aku tahu kau datang kesini karena aku" ucap Ara.
"apaaa??? seperti kau sudah salah sangka nona!!" sahut Raka berusaha melepaskan tangan Ara.
"ayo kita bicara ditempat lain jangan disini!" ucap Ara lagi tak menghiraukan perkataan Raka.
Raka semakin bingung dengan sikap Ara,
"kaak..." panggil seseorang yang baru saja keluar dari mobil mewah milik Raka.
"Ram, tolong jelaskan padanya!" ucap Raka sambil menpis tangan Ara.
Ara terbengong mendengar Rama memanggil Raka dengan sebutan kak,
"kau bilang apa Ram?" tanya Ara masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan.
"kakak, Raka adalah kakakku, dan dia sedang mengantarku kesini! kau mengenalnya?" ujar Rama dengan santainya.
Raka hampir saja tertawa melihat ekspresi wajah Ara yang menahan malu padanya, tapi Raka berusaha menahannya agar Ara tidak bertambah malu.
"ja.. jadi.. di.. dia kemari?" Ara mulai terbata karena malu, wajahnya pun sudah bersemu merah menahan malu.
"iyaa.. aku kemari karena mengantar Rama, ADIKKU!" jawab Raka dengan penuh penekanan di akhir kalimatnya.
"kau kenapa Ara? kenapa wajahmu merah sekali? apa kau demam?" tanya Rama penuh kebingungan.
Ara rasanya ingin menghilang dari muka bumi ini, saat ini juga, dia tidak bisa menahan malu lagi, bisa bisanya dia berpikir Raka datang untuk mencarinya, aargghhh,,,, teriaknya dalam batin.
Ara lalu berlari meninggalkan kakak beradik tersebut,
"ya Tuhan, aku bodoh bodoh!!!" gerutu Ara sambil berlari sekencang kencangnya.
"Ara...." panggil Rama.
"biarkan saja dia.." ucap Raka lalu tertawa pelan.
"kak.. apa kau mengenalnya?" tanya Rama penasaran.
"seperti yang kau lihat!" jawab Raka singkat.
"kau harus menjelaskannya padaku nanti, sekarang aku akan menyusulnya dulu, kau pulanglah!" ucap Rama lalu berlari mengejar Ara.
Raka bergegas meninggalkan kampus itu sebelum para gadis gadis itu menyadari kehadirannya, Raka tidak ingin kejadian seperti tempo hari terulang lagi.
🌥🌥🌥🌥🌥🌥
"gila... gila... mau taruh dimana mukaku sekarang?" gumam Ara didalam kelas.
"tentu saja ditempatnya" sahut Rama setelah berhasil menyusul Ara.
Ara menatap horor pada Rama,membuat Rama bergidik ngeri,
"ke..kenapa kau memandangku seperti itu?" tanya Rama ragu ragu.
"kenapa kau tidak pernah bilang jika Raka itu kakakmu hah?" sungut Ara sambil menarik baju Rama.
"kau tidak pernah bertanya!" jawab Rama.
"benar juga.. aku bahkan tak pernah mendengarkan Rama, kenapa aku bodoh sekali tak menyadari jika wajah mereka mirip bahkan nama belakang mereka sama Raka Brahmana dan Rama Brahmana" batinku bercengkerama.
"oh shit!" umpat Ara pada dirinya sendiri.
"kau kenapa? dan bagaimana kau bisa mengenal kakakku?" tanya Rama.
"Argghhh...!" Ara malah menjerit membuat Rama semakin bingung.
"Ara.. kau baik baik saja?" tanya Rama.
"memalukan!!!!" ucap Ara tanpa menghiraukan Rama di sampingnya.
Rama makin kebingungan melihat tingkah Ara, tapi dia enggan bertanya, takut Ara menyemprotnya mentah mentah.
Jadilah Rama hanya terdiam melihat Ara yang aneh dan menggerutu sendiri.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Di dalam mobil, Raka bersiul siul dan tersenyum bahagia, mengingat perlakuan Ara tadi,
"pasti dia malu sekali padaku" gumam Raka,
"hahaha.. bisa bisanya dia percaya diri seperti tadi" Raka bergumam sambil tertawa.
"Ara... Ara...kau gadis yang unik!" gumamnya lagi.
Raka melajukan mobilnya menuju ke kantor, sudah 2 hari ini dia tak mengunjunginya karena sibuk dengan Ara.
🌬🌬🌬🌬🌬🌬
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Samhita Dewi
saya suka sekali dengan ceritanya seperti kisah nyata
2021-09-07
1
Iliana Pratista
unik ceritanya
2020-11-26
1
Ani Harianja
critanya bagus tp like nya dkit amat, heran 🤔
2020-11-25
3