Sesuai kesepakatan, Martha datang kembali ke cafe untuk meminta maaf pada Ara, Ara hari ini sudah mulai bekerja.
"tolong panggilkan Ara dan suruh keruangan saya" titah Raka pada salah satu karyawan disana.
Ara langsung masuk keruangan Raka dan disana sudah ada Martha yang menatapnya dengan penuh kebencian,
"maaf, apa bapak memanggil saya?" tanya Ara dengan sopan.
"ada seseorang yang ingin menemuimu!" sahut Raka sambil melirik kearah Martha. dan Martha pun melembutkan pandangannya dengan terpaksa.
"hmmm aku minta maaf atas semua kesalahanku dan teman temanku malam itu!" ucap Martha dengan wajah datarnya.
"tidak apa apa Nona, saya sudah melupakannya" jawab Ara dengan canggung.
Martha mendekati Ara dan berbisik ditelinganya, "kau jangan senang dulu pelayan!" membuat Ara bergidik ngeri.
"jangan coba coba mengancamnya atau kau akan berhadapan denganku Nona Martha!!!" sungut Raka.
"aku tidak mengancamnya.." jawab Martha dengan santainya.
Setelah mengucapkan itu, Martha langsung keluar dari ruangan Raka dan hanya menyisakan Ara seorang diri.
Raka mendekati Ara dan bertanya,
"apa yang dia bisikkan padamu?" tanyanya ingin tahu.
"ah.. bukan apa apa" sahut Ara berbohong.
"jangan takut pada siapapun, aku akan selalu melindungimu!" ucap Raka sambil menatap Ara yang tertunduk.
"ehmm.. ii...iitu..sepertinya aku harus kembali bekerja" jawab Ara dengan gugup, dia mengingat kembali kejadian kemarin saat Raka mengungkapkan perasaannya pada Ara.
"kau belum menjawabku Ara" Raka berusaha menahan Ara.
"apa kau bertanya sesuatu?" Ara balik bertanya.
"aku sangat menyukaimu, apa kau juga menyukaiku?" tanya Raka tanpa malu lagi.
"maaf... tapi aku tidak bisa membalas perasaanmu padaku!" jawabnya sambil mendongakkan kepala dan menatap Raka.
"tapi kenapa? apa kau menyukai oranglain?" tanya Raka penasaran.
"sepertinya begitu.." sahut Ara.
"siapa dia?"
"apa perlu kau tahu urusan pribadiku?"
"tentu saja aku ingin tahu, aku harus tahu siapa yang membuatmu menolakku!!" sahut Raka kesal.
"Gama.. aku menyukai kak Gama!" setelah menjawab seperti itu, Ara langsung keluar dari ruangan Raka.
Raka terduduk di sofa, dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.
"Gama?? kenapa dia bisa menyukai Gama?? bahkan aku lebih tampan darinya" gumam Raka seorang diri.
Ara yang berlari ke kamar mandi, mencoba menstabilkan jantungnya yang berdegub kencang, Ara memegang dadanya dan berusaha berpikir jernih, apa yang dilakukannya barusan?? kenapa hatinya sakit setelah menolak Raka? padahal selama ini dia memang menyukai Gama, tapi kenapa mengakuinya pada Raka membuatnya tak nyaman?? ya Tuhan, bahkan Ara bingung dengan isi hatinya sendiri saat ini.
🥏🥏🥏🥏🥏🥏
Raka memanggil Gama ke ruangannya,
"ada apa kau memanggilku?" tanya Gama.
"tolong jaga Ara untukku!" ucap Raka to the point.
"apa maksudmu?" tanya Gama bingung.
"apa kau tidak tahu jika Ara menyukaimu??" tanya Raka ingin tahu.
"apa kau bilang? Ara menyukaiku?? tidak mungkin, hahahaha" Gama tergelak mendengar perkataan Raka.
"dia sendiri yang bilang padaku!" ujar Raka dengan sewotnya.
"itu tidak mungkin.. aku malah melihat dari sikapnya akhir akhir ini, jika dia mulai menyukaimu!"
"apa maksudmu?"
"kau sungguh tidak peka kawan!!!" ujar Gama.
"apa kau juga menyukai Ara?"
"tentu saja, tapi dia menolakku dengan dalih menyukaimu!"
"begini saja, bagaimana kalo kita buktikan ucapanku?"
"buktikan?"
"buktikan kalau dia benar benar menyukaimu bukan aku, mungkin dia hanya bingung saat ini dengan isi hatinya sendiri!"
"caranya?"
Gama memelankan suaranya dan mendekat pada telinga Raka,
"mari kita buat dia cemburu dan menyadari perasaannya padamu" ucap Gama setengah berbisik.
"apakah itu akan berhasil?" tanya Raka merasa ragu.
"apa salahnya mencoba?"
"baiklah terserah kau saja!" jawab Raka pasrah.
"kita lakukan mulai besok, oke?"
"lalu kau? bagaimana perasaanmu pada Ara?"
"aku memang mengaguminya tapi tidak lebih dari itu! aku memang menyanyanginya namun hanya sebatas sebagai kakak"
"apa mungkin bisa begitu?hanya sebatas kakak?" tanya Raka dengan penuh selidik.
"ishhh.. ya mungkin saja dan sekarang itu sedang terjadi padaku!!!" sergah Gama.
"apa aku bisa mempercayaimu?"
"apa aku terlihat tidak bisa dipercaya?"
"baiklah aku akan berusaha mempercayainya!"
"ck..." Gama berdecak tidak suka.
🃏🃏🃏🃏🃏🃏
Seminggu kemudian..
Raka dan Gama mulai memainkan sandiwaranya di cafe, Gama sengaja menyuruh Raka mencari teman wanita yang bisa di ajak bersandiwara.
Raka meminta bantuan sahabatnya, Dista untuk membantunya menjalankan misi dengan baik dan Dista pun siap membantu Raka, sahabatnya tersebut.
Sore ini, Raka datang ke cafe dengan menggandeng mesra Dista dan dista pun bergelayut manja pada Raka, ketika akan memasuki ruangannya, Raka dan Dista berpapasan dengan Ara.
Ara hanya menatapnya sekilas lalu segera berlalu dari hadapan kedua insan tersebut.
Ara masuk ke pantry dan mulai bekerja, Gama mengikuti Ara ke pantry untuk mengehtahui apa reaksinya setelah melihat Raka datang bersama Dista.
"Ara, tolong bawakan minuman dan beberapa cemilan ke ruangan pak Raka ya, pak Raka kedatangan tamu istimewa" ucap Gama.
"baik kak.. tamu istimewa? memangnya siapa dia kak?" tanya Ara yang mulai kepo.
"tentu saja kekasih pak Raka" celetuk Gama.
"apaaaa? kekasih?" kata Ara terkejut.
"kenapa kau terkejut begitu Ra?" tanya Lila melihat sikap Ara yang tidak biasa.
"ah tidak.. aku hanya kepo saja, hehehe" jawab Ara berbohong.
"baru seminggu lalu dia mengungkapkan perasaannya padaku, sekarang sudah menggandeng gadis lain!dasar laki laki buaya!!!!" gerutu Ara.
Gama menahan senyum melihat Ara menggerutu dengan bibir manyunnya, sepertinya rencana mereka berjalan dengan baik.
"cepatlah Ara.. apalagi yang kau tunggu?" kata Gama lagi.
"iya kak.. aku akan menyiapkannya, tapi bisakah Lila atau Gea saja yang mengantarnya keruangan pak Raka?" tawar Ara.
"apa kau tidak lihat, Lila dan Gea sedang sibuk sekarang??jika kau keberatan, biar aku saja yang mengantarnya sendiri" kata Gama sambil mengalihkan pandangannya pada Lila dan Gea yang memang sibuk. bersyukurlah Gama, semesta seakan mendukung rencana mereka.
"eehh.. tidak tidak kak.. biar aku saja yang mengantarnya!" sahut Ara dengan cepat.
"baiklah.. cepat antarkan, jangan biarkan kekasih pak Raka menunggu terlalu lama"
"siap kak"
Dengan berat hati, Ara melangkahkan kakinya menuju keruangan Raka, dengan membawa nampan berisi makanan ringan dan minuman untuk kekasih Raka, entah kenapa hati Ara tidak nyaman saat ini.
Ara mengetuk pintu ruangan Raka, tapi tidak ada jawaban dari dalam, Ara berinisiatif untuk langsung masuk saja dan betapa terkejutnya Ara ketika membuka pintu, dia melihat manusia berbeda jenis kelamin tersebut sedang berciuman mesra, tanpa sadar Ara menjatuhkan nampan yang ada di tangannya,
Raka dan Dista sontak saja terkejut, dan langsung menghentikan aktifitasnya dan melihat Ara yang menumpahkan isi nampan di depan pintu ruangan,
"apa apaan kau Ara?? kenapa kau masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu?" kata Raka dengan nada marahnya.
"maaf, tapi aku sudah mengetuk pintu berkali kali tapi sepertinya anda terlalu sibuk bermesraan jadinya tidak mendengar!!" sahut Ara sambil membereskan nampan yang jatuh berserakan.
"lancang sekali kau!" ujar Raka.
"maaf pak" sahut Ara sambil menunduk dan terus membereskan nampan.
Tidak sengaja jari Ara tergores pecahan gelas dan Raka melihatnya, Raka hampir saja membantu Ara jika tidak di tahan oleh Dista.
Ara langsung masuk ke pantry sambil menangis, entah dia menangis karena luka dijarinya atau karena melihat Raka bermesraan dengan wanita lain.
🧩🧩🧩🧩🧩🧩
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Mala Mala Sdj
pke ciuman ..oow jd eneg sy, males
2021-02-20
1
Mien Mey
ngomong" s benu kmna yah thor ko ga nonghol" d kafe ..sibuknd kantor yah..
2020-12-21
1
Helminofiyanti Helmi
ini Dista nyari kesempatan 😱😱😱
2020-11-22
1