Setelah 2 hari beristirahat, Ara kondisinya pulih dan siap kembali bekerja, sepulang kuliah Ara langsung menuju ke cafe Bintang tempatnya mengais rejeki.
Gama menyambutnya dengan sukacita, Gama sempat berpikir jika Ara akan berhenti bekerja setelah masalah yang mempermalukan dirinya tersebut, ternyata dugaan Gama salah, Ara gadis yang kuat jauh dari yang dibayangkannya.
"selamat sore Ara..." sapa Gama dengan senyuman manisnya.
"sore kak.." sahut Ara.
"apa kau sudah benar benar sehat?"
"seperti yang kakak lihat.. Ara jauh lebih baik sekarang" sahut Ara lagi.
"alhamdulillah kalau begitu..."
"kalau begitu, Ara ke dalam dulu ya kak, sudah kangen dengan Lila dan Gea" kata Ara.
"oh ya silahkan.. selamat bekerja Ara" ucap Gama memberi semangat pada Ara.
Dimata Gama, Ara adalah gadis yang manis dan baik hati serta satu lagi yang Gama baru ketahui, Ara memiliki hati yang sangat kuat dan dia sudah bisa mandiri di usianya yang masih terbilang muda, ada kekaguman di hati Gama untuk Ara.
Jika ditanya, apakah Gama menyukai Ara? Gama juga tidak tahu pasti jawabannya, yang jelas untuk saat ini, Gama nyaman berada dekat dengan Ara.
"hai hai hai...." sapa Ara pada kedua sahabatnya tersebut, Lila dan Gea.
"haaaaiii Araaaa..." sahut mereka senang lalu memeluk Ara secara bersamaan.
"apa kau sudah sembuh? maaf ya aku tidak bisa menjengukmu" kata Lila.
"alhamdulillah aku sudah sehat...dan aku tahu, kalian pasti kewalahan bekerja tanpa aku sehingga tidak bisa menjengukku, iya kan?"
"iya, kebetulan cafe ramai sekali saat kau tidak masuk" celetuk Gea.
"wah apa sebaiknya aku sakit lagi saja ya? supaya cafe ini ramai terus?" kata Ara sambil tertawa.
"eee.. bukan itu maksudku.." sergah Lila menyesali ucapannya.
"iya iya.. aku hanya bercandaaaa" sahut Ara kembali tertawa.
"oya Ra, tempo hari Raka mencarimu kesini!" kata Lila.
"ooooh..." sahut Ara singkat.
"kok hanya oh sih?" tanya Lila.
"lalu aku harus berkata apa?"
"kenapa kau tidak terkejut?"
"buat apa? dia sudah mendatangi rumahku kemarin! entah darimana dia tahu alamat rumahku" gerutu Ara.
Lila merasa bersalah namun tidak berani berkata jujur pada Ara, dia tidak mau Ara marah padanya karena dialah yang memberitahu Raka, alamat rumah Ara.
✨✨✨✨✨✨
Sudah satu minggu berlalu sejak kejadian memalukan tersebut, Beni dan Raka sudah tidak pernah menampakkan batang hidungnya lagi di cafe ini, Ara merasa sedikit kehilangan setelah mereka menghilang bak di telan bumi.
Sampai pada hari ini, Gama mengumumkan di sela meeting dengan seluruh karyawan cafe, jika cafe ini telah berpindah tangan dan owner yang baru akan berkunjung esok hari, jadi Gama menghimbau seluruh karyawan untuk berpakaian lebih rapi esok dan menata cafe menjadi lebih rapi dan bersih.
Keesokan harinya, Gama dan para karyawan telah bersiap untuk menyambut kedatangan owner baru cafe ini, mereka berjejer mulai dari pintu masuk cafe dan berharap harap cemas semoga ownernya baik dan tidak galak.
Tap...tap.. tap..
Suara langkah kaki yang kokoh sedang berjalan mendekati mereka, sampai akhirnya sosok yang ditunggu tunggu telah memasuki cafe, tampak seorang pria tampan dan gagah dengan setelan jas mahalnya, tersenyum ramah pada mereka semua, tapi sedetik kemudian tatapan mereka berubah jadi horor, terlebih Ara, bahkan dia sampai melotot melihat siapa owner baru cafe tempatnya bekerja sekarang.
"yaa.. mungkin sebagian dari kalian sudah tahu dengan beliau, beliau adalah Raka Brahmana, Owner baru cafe ini" kata Gama lalu bertepuk tangan di ikuti oleh yang lainnya tak terkecuali Ara.
"terimakasih atas sambutan kalian semua, saya harap ke depannya kita bisa bekerja sama dengan baik" suara khas berkharisma keluar dari bibir merah Raka membuat melting siapa saja yang mendengarnya.
Ara hanya bisa terpaku, sekarang laki laki menyebalkan itu adalah owner tempatnya bekerja, Ara sudah terlanjur nyaman bekerja disini, teman yang baik, suasana kerja yang nyaman dan gajinya pun fantastis, Ara tidak mungkin mendapat pekerjaan seperti ini diluar sana apalagi dengan statusnya sebagai mahasiswi, jadi tidak mungkin Ara resign hanya karena ownernya telah berganti.
"mudah mudahan saja tidak terjadi apa apa ke depannya" gumam Ara.
"hei kau, kenapa komat kamit?" kata Raka menunjuk Ara, Ara terkejut bukan main.
"sa...sa..yaa pak?? ma...maaaf pak kaa..ki saya sa..kkit" ucap Ara terbata, berharap kebohongannya sukses.
"sakit?" ulang Raka.
"oke baiklah kita akhiri pertemuan ini dan kalian bisa kembali bekerja, terimakasih!" sambung Raka lalu membubarkan mereka semua. Raka berpikir kaki Ara sakit karena terlalu lama berdiri.
"dan kau... yang mengeluh sakit, ikut keruangan saya!!" perintah Raka.
"sa..saayaa?? baik pak!!" sahut Ara sambil mengekori Raka.
"matiiii aku" gumam Ara kali ini dalam hati, Ara tidak mau dicurigai lagi baca mantra pelet lagi oleh bos barunya ini.
Setelah di dalam ruangan, Raka melemparkan minyak urut ke hadapan Ara,
"nih, oleskan pada kakimu yang sakit" ucapnya sambil melempar minyak urut.
"wah tumben dia baik banget" batin Ara.
Ara mengambil minyak tersebut dan hendak pergi dari ruangan Raka,
"eeeeehh mau kemana?? oleskan disini!!" titah Raka.
Ara memutar bola matanya malas, astaga bagaimana ini? apa dia tahu kalo aku berbohong? hingga sengaja memberiku minyak urut yang pasti panas rasanya dikulit!! batin Ara menjerit.
"tunggu apalagi?? cepat oleskan, malah bengong!!" titah Raka lagi.
"saya oles di belakang aja pak, disini ga enak dilihat bapak" jawab Ara mulai lancar berbicara berharap dia melepaskan Ara untuk saat ini.
"oles disini atau saya yang oleskan?" Raka maju beberapa langkah hendak mendekati Ara.
"stop.. bapak jangan mendekat lagi, biar saya oles sendiri!" sahut Ara dengan cepat.
Lalu Ara duduk dan dengan terpaksa mengoles minyak ke kakinya yang sebenarnya baik baik saja, panas tapi harus Ara tahan daripada kebohongannya terbongkar.
"gimana? panas?"tanya Raka.
Ara hanya menganggukkan kepalanya, kulit kakinya mulai memerah karena minyak yang dipakai extra hot, panasnya luar biasa.
"lain kali jangan beralasan yang tidak masuk akal!!! emang enak pakai minyak panas di kaki yang sehat?" ejek Raka.
Seketika Ara melotot ke arah Raka, ternyata dia dikerjai oleh Raka! dasar brengsek! batin Ara.
"jangan mengumpat di dalam hati, aku bisa mendengarnya" ucap Raka lagi.
Ara kembali melotot, sungguh dia sangat kesal dengan Raka dan bisa bisanya dia tahu jika Ara sedang mengumpatnya di dalam hati.
"jangan bermain api denganku!" ucap Raka sambil merogoh sesuatu di dalam lacinya, dan kemudian dia mendekati Ara lalu berjongkok di hadapan Ara,
Raka mengoleskan Aloevera gel pada kaki Ara yang memerah akibat minyak urut tadi, Ara hanya bisa tercengang melihat Raka, sedetik lalu dia jahat dan sedetik kemudian dia baik, dia rubah atau manusia? batin Ara terus saja bergejolak.
"panasnya akan mereda setelah di oles aloevera gel" ucapnya tetap fokus pada kaki Ara.
Ara hanya bisa diam seribu bahasa.
🎈🎈🎈🎈🎈🎈
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Mien Mey
sultan mah bebas mau dektin cwe aj nype kpe tmpat kernya d kudeta..kn yg lain lain minngirr
2020-12-21
1
Toshio Inge
gekgek si Raka 🤣🤣🤣
2020-11-03
1
tesya
waduh..
so sweet bgt sih si raka ini.
lihat aja psti setelah ini bakal bucin dech..😁
2020-10-22
1