9

Pagi itu, sang menteri beserta putrinya tampak mendatangi cafe Bintang milik Raka, untung saja Raka sudah sampai ke cafe terlebih dahulu, Raka sudah memprediksikan hal ini pasti akan terjadi, putri manja sang menteri pasti akan mengadukan perbuatannya kepada sang ayah.

Sesuai ekspetasinya, kini Raka sudah bertatap muka dengan sang menteri yang terkenal sibuk tersebut. wajah sang menteri tampak merah padam menahan emosi, Raka pun enggan memulai pembicaraan, akhirnya suasana menjadi hening sejenak,

Melihat situasi angker begini, Martha akhirnya angkat bicara,

"pi.. dia orang yang telah mengusirku semalam!" sungut Martha mengadu pada papinya.

Sang menteri menggebrak meja berusaha menakut nakuti Raka, namun bukan lah Raka namanya jika gentar dengan gertakan sang menteri.

Raka tampak santai menghadapi kemarahan sang menteri,

"saya akan menuntut anda, bersiaplah berperang di meja hijau!" ucap sang menteri dengan penuh penekanan sedangkan Martha menyeringai senang.

"baiklah.. dengan senang hati saya akan menunggu anda di meja hijau, apalagi saya sudah memiliki cukup bukti yang kuat untuk menjebloskan putri anda ke dalam penjara beserta dengan anda jika perlu!" ucap Raka tak kalah lantangnya dengan suara sang menteri.

"hahaahaa.. bukti? bukti apa yang kau miliki sehingga kau begitu percaya diri untuk melawanku?" tanya sang menteri dengan angkuhnya.

"Gama tolong putar rekamannya.." titah Raka pada Gama, Gama memang sengaja menemani Raka untuk menghadapi sang menteri.

Setelah rekaman di putar, wajah sang menteri berubah pucat begitu pula dengan Martha, tak ada lagi seringai angkuh di wajahnya.

"apa perlu aku menunjukkan bukti yang lainnya?" tawar Raka.

"Gama tolong putar yang lainnya!" sambung Raka lagi.

Gama memutar rekaman CCTV dimana Martha berbuat semena mena pada Ara. Raka nampak menahan emosi, melihat Ara di perlakukan seenaknya oleh Martha dan teman temannya.

"bagaimana bapak menteri yang terhormat? apakah belum cukup?" seringai Raka begitu percaya diri.

Raka melempar beberapa dokumen di depan sang menteri, sang menteri langsung membuka isinya dan wajahnya kembali pucat pasi seperti manusia tanpa darah, setelah melihat isi dari dokumen dokumen tersebut, rupanya Raka bergerak cepat mencari tahu tentang latar belakang sang menteri yang banyak terlibat skandal.

Hening kembali, sang menteri nampak berpikir lalu berkata,

"sebaiknya kita bicarakan baik baik saja" ujarnya memecah keheningan.

"baik baik? seperti apa maksud anda?"

"apa yang kau mau dariku?"

"aku mau putrimu minta maaf kepada semua pelayan di cafe ini terutama pada gadis yang telah dibuat melepuh tangannya!"

"itu saja? baiklah!" sahut sang menteri.

"tapi pi....!!" protes Martha tidak senang.

"Martha, sebaiknya kau minta maaf pada para pelayan itu, apa susahnya?" bentak sang menteri pada putri kesayangannya tersebut.

"tidak, aku tidak sudi minta maaf pada orang rendahan seperti mereka!" tolak Martha mentah mentah.

Plaakkk....

Sang menteri yang geram dengan sikap Martha, kemudian menamparnya membuat Martha meringis dan memegangi pipinya,

"papi!!!!" teriak Martha tidak terima dengan apa yang dilakukan papinya.

"minta maaf atau semua kartu kreditmu papi tarik sekarang juga?" ancam sang menteri.

"ukh..!!!" dengus Martha tak senang dengan pilihan yang papinya berikan.

Mau tak mau, akhirnya Martha minta maaf kepada para pelayan.

"kemana gadis sialan itu?" sungut Martha karena tidak melihat Ara di antara para pelayan yang disalaminya.

"kau kesini lagi besok, hari ini dia cuti karena perbuatanmu!!!" bentak Raka dengan penuh emosi.

"dasar menyusahkan!!" dengus Martha.

Sang menteri dan putrinya pulang dengan wajah di tekuk, mereka yang tadinya ingin memberi pelajaran pada Raka dan hendak menghancurkan cafe ini malah pulang dengan menanggung malu.

Setelah semua urusan selesai, Raka segera meninggalkan cafe,

"sungguh, pak Raka luar biasa, dia bisa mengalahkan sang menteri" gumam para karyawan.

Raka melajukan mobilnya menuju rumah Ara, dia ingin melihat keadaan Ara saat ini.

Sampai di rumah Ara, bundanya mengatakan bahwa Ara sudah berangkat ke kampusnya, padahal sang ibunda telah melarangnya untuk pergi.

"dasar keras kepala!" gumam Raka.

Raka segera melajukan mobilnya lagi, kali ini dia akan mendatangi Ara ke kampusnya,

Sampai di kampus, Raka menjadi pusat perhatian para mahasiswa disana, bagaimana tidak penampilannya yang keren dengan mobil sport yang dikendarainya mampu membuat jantung mereka berdetak kencang tak terkendali.

Bahkan ada yang sampai bersorak histeris ketika Raka keluar dari mobil sportnya dengan menggunakan kacamata hitam yang membuatnya terlihat berkali kali lipat lebih tampan.

Ara yang baru selesai dengan kelasnya, melihat ada kerumunan di depan kampus, membuat Ara penasaran dan segera melihat apa yang terjadi disana, Ara ternganga melihat Raka dikerumuni oleh para mahasiswi.

Ara berjalan mundur dan berharap Raka tidak melihatnya, tapi sial, Raka sudah melihatnya dan segera menghampiri Ara, Ara hendak kabur namun tangan kokoh Raka menahannya dengan cepat, kini Ara dan Raka menjadi pusat perhatian,

Ara merasa malu dan langsung berlari masuk ke dalam mobil Raka sambil menutupi wajahnya dengan tas. Raka hanya tersenyum dan mengikuti Ara lalu melajukan mobilnya memecah kerumunan para mahasiswi.

Ara mengatur nafasnya perlahan dan menoleh pada Raka yang senyum senyum sendiri.

"huft... apa yang kau lakukan di kampusku?" tanya Ara kemudian.

"menjemputmu!" sahutnya santai.

"untuk apa?"

"untuk menepati janjiku semalam!"

"haah... kau membuat heboh seluruh kampus!!!"

"kenapa kau menyalahkan aku?? mereka sendiri yang berlebihan!"

"ohhh tidak.. aku bisa gila jika terus berbicara denganmu!!" ucap Ara akhirnya memilih diam daripada berdebat dengan Raka yang tidak akan ada ujungnya.

"bagaimana tanganmu? apa masih sakit?" tanya Raka sambil melirik tangan Ara yang di perban.

"bukan urusanmu!" sahut Ara cuek.

"tentu saja itu urusanku, kau karyawanku sekarang, aku tidak ingin kau menuntut biaya kerugian padaku!"

"cih... dasar pelit!" dengus Ara.

"hahaha...." Raka hanya tertawa, merasa lucu dengan perkataan Ara.

"kau bersiaplah, besok putri menteri yang sombong itu akan meminta maaf padamu!"

"apaaa?? dia tidak seharusnya melakukan itu!"

"tentu saja harus.. bahkan dia sudah minta maaf pada seluruh karyawan, hanya pada kau saja yang belum karena hari ini kau sedang cuti"

"huh.." Ara kembali mendengus kesal.

Raka melajukan mobilnya berlawanan arah dengan rumah Ara, membuat Ara kebingungan,

"ini kan bukan arah jalan kerumahku" celetuk Ara.

"kita makan siang dulu" sahut Raka dengan begitu santainya.

"bahkan kau tidak bertanya padaku?" sahut Ara tidak suka karena Raka berbuat sesuka hatinya.

"untuk apa aku bertanya, jika aku tahu kau akan menolaknya?"

"kau selalu saja memaksakan kehendakmu!!!"

"hanya padamu saja!"

"kenapa harus aku?"

"karena aku menyukaimu!" kata Raka berbarengan dengan kakinya yang menginjak rem secara tiba tiba membuat mobil berhenti mendadak, Ara yang tidak menggunakan seatbelt, kepalanya terbentur dashboard.

"auw..." pekik Ara sambil meringis memegangi dahinya yang memerah.

"maa..mmaaf.. aku tidak sengaja!" ucap Raka.

"apa kau baik baik saja?" tanya Raka sambil memeriksa dahi Ara yang memerah.

Wajah mereka hanya berjarak beberapa centi saja saat ini, bahkan Ara bisa merasakan aroma mint dari hembusan nafas Raka, mereka saling pandang sejenak.

Raka semakin mendekatkan wajahnya pada Ara, dan ketika hendak mencium bibir Ara, Ara reflek saja mendorong Raka, membuatnya terjungkal.

"auww.." kali ini, pekik Raka yang terdengar.

"oohh.. maaf" ucap Ara sambil menarik tangan Raka.

"ukh... kecil kecil kekuatanmu seperti kuda!" gerutu Raka sambil membenarkan posisi duduknya kembali.

Ara hanya bisa menahan senyumnya mendengar gerutuan Raka.

🌐🌐🌐🌐🌐🌐

Terpopuler

Comments

Toshio Inge

Toshio Inge

uhuuuuuiiii😍😃

2020-11-03

1

tesya

tesya

novelnya menarik..👍😊

2020-10-22

2

Defri Yanti Hermawan17

Defri Yanti Hermawan17

emang ketempelan siluman Soang kali si Raka😆😆😆 maen nyosor nyosor aja

2020-10-18

3

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 Pengumuman
135 Eks Part
136 Eks Part 2
137 Eks Part 3
138 Eks Part 4
139 Eks Part 5
140 Eks Part 6
141 Eks Part 7
142 Eks Part 8
143 Eks Part 9
144 Eks Part 10
145 Eks Part 11
146 Eks Part 12
147 Eks Part 13
148 Eks Part 14
149 Eks Part 15
150 Eks Part 16
151 Eks Part 17
152 Eks Part 18
153 Eks Part 19
154 Eks Part 20
155 Eks Part 21
156 Eks Part 22
157 Eks Part 23
158 Eks Part 24
159 Eks Part 25
160 Eks Part 26
161 Eks Part 27
162 Eks Part 28
163 Eks Part 29
164 Eks Part 30
165 Eks Part 31
166 Eks Part 32
167 Eks Part 33
168 Eks Part 34
169 Eks Part 35
170 Eks Part 36
171 Eks Part 37
172 Eks Part 38
173 Eks Part 39
174 Eks Part 40
175 Eks Part 41
176 Eks Part 42
177 Eks Part 43
178 Eks Part 44
179 Eks Part 45
180 Eks Part 46
Episodes

Updated 180 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
Pengumuman
135
Eks Part
136
Eks Part 2
137
Eks Part 3
138
Eks Part 4
139
Eks Part 5
140
Eks Part 6
141
Eks Part 7
142
Eks Part 8
143
Eks Part 9
144
Eks Part 10
145
Eks Part 11
146
Eks Part 12
147
Eks Part 13
148
Eks Part 14
149
Eks Part 15
150
Eks Part 16
151
Eks Part 17
152
Eks Part 18
153
Eks Part 19
154
Eks Part 20
155
Eks Part 21
156
Eks Part 22
157
Eks Part 23
158
Eks Part 24
159
Eks Part 25
160
Eks Part 26
161
Eks Part 27
162
Eks Part 28
163
Eks Part 29
164
Eks Part 30
165
Eks Part 31
166
Eks Part 32
167
Eks Part 33
168
Eks Part 34
169
Eks Part 35
170
Eks Part 36
171
Eks Part 37
172
Eks Part 38
173
Eks Part 39
174
Eks Part 40
175
Eks Part 41
176
Eks Part 42
177
Eks Part 43
178
Eks Part 44
179
Eks Part 45
180
Eks Part 46

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!