"Ge, ini pak Raka, ayo cepet tolongin!" ucapku dengan panik,
"gimana caranya Ra? sepi ga ada orang yang lewat sama sekali!" jawab Gea ikutan panik.
"kamu bawa motornya, kita bonceng tiga, dan bawa Pak Raka kerumah sakit!"
"gila Ra.. emang bisa??"
"coba dulu! ayo cepetan, pak Raka bisa kehabisan darah kalo kelamaan disini!" ucapku lagi.
Aku memapah tubuh pak Raka sampai naik ke atas sepeda motor matic ku, dengan mengerahkan seluruh tenaga, aku memeluknya agar tidak terjatuh,
"buruan Ge..." kataku bertambah panik karena tubuh Raka makin lemas dipelukan ku.
"ini udah ngebut Ra" sahut Gea tak kalah paniknya denganku.
Dalam perjalanan, tak henti hentinya aku berdoa dan bersholawat untuk keselamatan pak Raka, aku memang membencinya tapi dalam keadaan begini rasa benci terkalahkan oleh rasa kemanusiaan, dimana kita sebagai manusia yang berakhlak harus saling tolong menolong.
"ya Allah, semoga pak Raka baik baik saja" gumam ku.
Kondisi jalan yang sepi mendukung Gea untuk melajukan sepeda motor dengan kecepatan tinggi, tak sampai 15 menit kami sudah sampai di rumah sakit terdekat,
Aku langsung memanggil siapapun yang ada di dalam ruang IGD,
"mas, mbak.. tolong.. " teriakku.
Dua orang perawat laki laki nampak berlarian dengan membawa matras dorong, dan segera memindahkan tubuh Raka yang berlumuran darah.
Setelah berhasil dipindahkan, Raka langsung mendapat penanganan di IGD,
"mohon maaf, sebaiknya anda tunggu diluar!" ucap sang perawat padaku yang tanpa sengaja mengekori mereka.
Aku terpaksa keluar dan menunggu sampai diperbolehkan masuk kembali,
"Ge, kita temenin pak Raka sampai keluarganya datang yah"
"emang kamu tahu harus menghubungi siapa Ra?"
"ini aku lagi nelpon Rama, adiknya pak Raka" kataku sambil terus berusaha menghubungi Rama melalui ponselku.
"kamu kenal sama adiknya pak Raka?"
"iya kenal, dia temenku di kampus! kamu telpon orangtua mu gih, supaya ga bingung nungguin kamu ga pulang pulang!"
"oh iya ya.. aku sampe lupa!" kata Gea sambil mencari ponsel di dalam tasnya.
Akupun menghubungi bunda,
"assalamualaikum bund..." kataku.
"waalaikumsalam, kamu kok belum sampai rumah Ra?" jawab Bunda.
"maaf bund, Ara masih di rumah sakit, pak Raka kecelakaan"
"apa?? kecelakaan? kok bisa sama kamu?"
"nanti aja ceritanya bund setelah Ara sampai rumah ya!" sahutku.
"ya udah, kamu hati hati ya nak, telpon bunda kalau ada apa apa!" kata bunda khawatir.
"iya bund, bunda tidur duluan aja, ga usah nungguin Ara, Ara bakal langsung pulang setelah keluarganya pak Raka datang"
Ara langsung mematikan ponselnya dan menghubungi Rama kembali,
"Hallo Ram.. kemana aja sih kok baru di angkat?" kataku kesal.
"maaf Ra, aku sudah tidur jadi ga denger kalo ponselku bunyi!"
"Ram, kamu ke rumah sakit sekarang, pak Raka kecelakaan!"
"apa?? kecelakaan? di rumah sakit mana Ra?"
"iya, kamu cepetan kesini ya, di rumah sakit Bhakti Asih!"
"oke aku ke sana sekarang! jangan kemana mana sebelum aku datang ya!"
Ara dan Gea menunggu dengan cemas, Raka belum boleh di jenguk karena masih ditangani oleh dokter,
"keluarga pasien?" panggil dokter yang menangani Raka.
"keluarganya sebentar lagi datang dok, kami temannya!" jawabku sambil menghampiri dokter tersebut.
"pasien kehilangan banyak darah dan harus segera transfusi agar kondisinya tidak melemah!"
"lakukan saja dok yang terbaik buat pak Raka!" jawabku.
"tapi masalahnya stok darah untuk pasien Raka sedang kosong! jadi masih harus mencari pendonor yang cocok!" ujar sang dokter.
Aku dan Gea saling berpandangan, menatap cemas,
"memangnya apa golongan darahnya dok?" tanyaku.
"AB+ dan golongan darah tersebut memang langka!"
"alhamdulillah, kebetulan darah saya juga AB+ dok.. saya siap mendonorkan darah saya!" jawabku senang dan lega.
"alhamdulillah kalo begitu, mari ikut saya, kita harus segera melakukan transfusi untuk menyelamatkan jiwa pasien!"
"Ge.. kamu tungguin Rama ya, jangan kemana mana!" kataku berpesan pada Gea sebelum mengikuti dokter.
"tapi Ra.. aku ga tau yang mana Rama!"
"kalo kamu liat orang yang wajahnya mirip pak Raka, berarti itu Rama!"
"oh ya yaa" jawab Gea manggut-manggut seakan mengerti dengan ucapan Ara.
"ya udah.. aku ke dalam dulu ya, ingat jangan kemana mana, setelah urusan selesai, kita pulang sama sama, oke?"
"oke..." sahut Gea.
Aku berbaring di sebelah brangkar Raka, tubuhnya terbujur kaku di atas ranjang rumah sakit dengan alat bantu pernafasan dan alat deteksi jantung yang menempel ditubuhnya, matanya terpejam dengan wajah pucat pasi, hatiku sakit melihatnya seperti ini,
"ditahan ya mbak, agak sedikit sakit!" kata Perawat dengan ramah.
"iya sus.." jawabku sedikit gugup, aku memang takut dengan jarum suntik, tapi dalam kondisi gawat begini, aku harus berani.
Dan benar saja, ketika jarum di suntikkan, aku terkejut karena sakit, sampai sampai aku menitikkan air mata tanpa sadar, setelah di sambung dengan selang, perlahan sakitnya menghilang, tak lama kemudian, aku merasa pusing, kata perawat, memang begitu efeknya.
Transfusi berjalan lancar, aku sampai tertidur karena waktu berjalan sangat lamban dan ketika aku membuka mata, aku sudah melihat Rama dan Gea berdiri di sampingku dan Raka.
"kamu baik baik aja Ra?" tanya Rama dengan raut wajah khawatir.
"iya.. aku baik baik aja Ram, kamu udah dari tadi?" tanyaku dengan suara lemah, aku masih merasa lemas.
"lumayan sekitar setengah jam yang lalu!" jawab Rama.
Aku hendak bangun namun kepalaku rasanya pening sekali sehingga tubuhku sempoyongan, Rama membantuku duduk,
"kamu istirahat aja dulu Ra dan minum susu itu, susu membantumu kembali pulih!" ujarnya.
"aku harus mengantar Gea pulang" jawabku sambil memijit keningku.
"kamu ga usah kemana mana dulu, Gea biar di antar sopir!" sahut Rama.
"iya Ra.. aku pulang sama sopirnya Rama, kamu gapapa kan aku tinggal disini?"
"gapapa Ge, makasih ya!" ucapku.
"ya udah kalo gitu aku pulang dulu ya.. Ram, aku titip Ara ya!"
"iya.. " sahut Rama tanpa menoleh pada Gea karena Rama sibuk memperhatikanku.
"kalo pusing tiduran aja dulu!"
"tapi aku harus pulang Ram.. bundaku menunggu di rumah!"
"aku akan mengantarmu pulang!" kata Rama.
"terimakasih Ram, tapi sebaiknya kau tetap disini menjaga Raka, kasihan jika dia sadar nanti tak ada seorangpun di sampingnya!"
"tapi apa tak sebaiknya kau menunggu kakakku siuman dulu?"
"tidak usah dan aku mohon, jangan katakan apa apa padanya, apalagi masalah aku mendonorkan darahku padanya!"
"tapi kenapa Ra? dia harus tahu kalau kau yang sudah menyelamatkan hidupnya! dia berhutang nyawa padamu!" tukas Rama.
"meskipun itu bukan dia, aku akan tetap membantunya Ram.. semua ini semata mata hanya karena rasa kemanusiaan!" jawabku.
"kau memang gadis yang baik Ra, Raka akan menyesal telah mempermainkan perasaan seorang gadis sepertimu!"
"kau terlalu lebay Ram.. telingaku sampai lebar seperti daun talas! hahaha" candaku berusaha tertawa.
"haha.. kau masih saja bisa bercanda walau dalam keadaan lemah begini!" ujar Rama.
"iya donk.. senyum adalah ibadah!" jawabku.
Aku sudah merasa lebih baik setelah minum susu dan makan roti yang telah di sediakan oleh rumah sakit.
"sepertinya aku sudah lebih baik, sebaiknya aku pulang sekarang ya Ram!" pamit ku pada Rama.
"apa kau yakin akan pulang dengan sepeda mu?"
"insyaAllah Ram.." jawabku sambil tersenyum.
"maaf ya Ra.. aku tidak bisa mengantarmu pulang"
"gapapa, lagian bagaimana dengan sepedaku kalau diantar pulang? hehe" jawabku sambil terkekeh.
Setelah sejenak melihat keadaan Raka, aku langsung pulang, walau badan sedikit lemas, tapi aku masih bisa mengendarai sepeda matic ku sampai ke rumah dengan selamat.
"alhamdulillah akhirnya kamu pulang juga nak" kata Bunda yang ternyata menungguku di teras bersama dengan ayah.
"lhoh bund, yah.. kenapa belum tidur?" kataku kaget melihat ayah dan bunda.
"bagaimana kami bisa tidur kalau anak gadisnya masih diluar rumah sampai selarut ini!" jawab Ayah.
"maafin Ara yah.. bun, sudah bikin ayah dan bunda khawatir"
"gapapa, yang penting kamu sudah sampai dengan selamat, ceritanya besok saja, sekarang kamu istirahat ya!" kata bunda.
🎑🎑🎑🎑🎑🎑
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Toshio Inge
Ara anak yg manis😎👍
2020-11-03
1
ayyona
lan to the jut 😍😍
2020-07-11
2
Angely
Ara benar2 gadis yang baik hati😘
2020-07-10
6