Gama berusaha menghubungi ponsel Ara, setelah berkali kali tak ada jawaban, akhirnya Gama menyerah dan tidak menghubungi Ara lagi, mungkin saat ini Ara butuh waktu sendiri.
"maafkan aku Ara" gumam Gama seorang diri.
Ara terus saja berjalan sampai hujan mengguyur, dia tetap tidak bergeming,
"arrghhhhhh.... brengsek kau Raka!!!" teriak Ara ditengah hujan.
"aku sangat membencimu!!!" teriaknya lagi.
Ara terus saja berjalan sampai tak terasa dia sudah sampai di depan rumahnya, Ara kedinginan sampai menggigil membuat bundanya khawatir melihat keadaan Ara.
"ya Allah Ara... kamu kenapa pulang hujan hujanan begini nak?" kata Bundanya khawatir lalu dengan cepat mengambil handuk dan mengeringkan rambut Ara.
Ara yang hanya terdiam di tuntun oleh bundanya menuju kamar mandi,
"kamu kenapa sih nak??" tanya bundanya lagi sambil melepas pakaian Ara.
Bunda memandikan Ara supaya dia tidak masuk angin, lalu menyelimuti tubuh Ara dengan handuk, setelah selesai Ara di tuntun lagi ke kamarnya.
Dengan telaten bunda memakaikan minyak hangat di tubuh Ara, setelah selesai berpakaian, bunda membuatkan minuman hangat, sampai disini Ara tetap diam dengan tatapan kosong.
"Ara.. kamu kenapa nak?" bunda menepuk pipi Ara.
Ara menoleh pada bundanya dan memeluknya kemudian sambil menangis,
"Ara kesel bun..." akhirnya Ara bersuara.
"kesel? kesel sama siapa nak?" tanya bunda.
Ara lagi lagi tidak menjawab, hanya menangis saja, bunda tidak bertanya lagi dan membiarkan Ara menangis hingga hatinya merasa lega.
"ya sudah kalo Ara ga mau cerita sekarang, lebih baik Ara tidur ya.. " ucap bunda dengan lembut.
Ara yang lelah menangis akhirnya terlelap.
♟♟♟♟♟♟
Keesokan harinya Gama menunggu kedatangan Ara di depan Cafe, tapi sampai satu jam menunggu Ara tidak datang untuk bekerja, Gama semakin khawatir dan merasa bersalah pada Ara.
Gama berinisiatif untuk mengunjungi Ara, lalu dia masuk ke dalam ruangannya dan mencari CV Ara untuk mengehtahui alamat rumahnya, setelah mendapatkan apa yang dicarinya, Gama bergegas menuju kerumah Ara, ketika sampai di parkiran Gama bertemu dengan Beni,
"oh Pak Gama.. sepertinya anda terburu buru" sapa Beni.
"oh Pak Beni, iyaaa maaf saya memang buru buru mau kerumah Ara"
"kerumah Ara? ada apa dengan Ara pak?" tanya Beni kepo.
"tidak apa apa, cuma hari ini dia tidak masuk kerja tanpa ijin, saya khawatir karena kemarin saya memarahinya terlalu keras sehingga dia takut untuk masuk kerja lagi"
"oh begitu, apa boleh saya ikut kerumahnya?" kata Beni.
Gama tampak berpikir sejenak lalu menganggukkan kepalanya,
"ayo naik, pakai mobil saya saja" ajak Gama dan Beni mengangguk senang.
"panggil saja saya Beni" ucap Beni ketika sudah di dalam mobil.
"kalo begitu panggil saya Gama saja.. biar lebih akrab" sahut Gama sambil tersenyum.
"baiklah Gama..."
"oya, kenapa kau ingin ikut kerumah Ara?"
"aku khawatir padanya" sahut Beni.
"apa kaliaaan???" Gama bertanya sambil memasang ekspresi curiga.
"tidak tidak.. ini tidak seperti yang kau kira! aku hanya peduli pada Ara, dia gadis yang baik" jawab Beni buru buru menepis kecurigaan Gama.
"ouh aku kira kau ada maksud tertentu" sahut Gama lega.
"dan kau? kenapa kau begitu peduli padanya?" Beni bertanya balik dan memasang wajah curiga.
"ehmmm.. itu... aku.. ehmm entahlah.. aku merasa bersalah padanya, kemarin aku terlalu keras memarahinya"
"apa kau menyukai Ara?"
"entahlah.. tapi aku merasa kehilangan ketika dia tidak muncul dicafe"
berbincang bincang membuat perjalanan tidak terasa, mereka sudah sampai di depan rumah Ara, dua lelaki tampan tersebut memasuki halaman rumah Ara,
"Assalamualaikum" salam Gama.
"waalaikumsalam" sahut seseorang dari dalam.
"permisi bu, kami ingin bertemu dengan Ara" kata Gama dengan sopan.
"kalian siapa?" tanya bunda mengintimidasi mereka berdua.
"ehmm.. saya Gama bu, manager tempat Ara bekerja, dan ini Beni, teman Ara juga"
"Ara sedang demam sepertinya dia tidak bisa menemui kalian" jawab Bunda Ara.
"Ara sakit bu?" Gama nampak terkejut begitupula dengan Beni.
"iya.. semalam dia pulang hujan hujanan, paginya langsung demam"
"hujan hujanan?" kata Gama dan Beni hampir bersamaan.
"iya.. entah kenapa dia pulang hujan hujanan dengan berjalan kaki, sepertinya motornya tertinggal dicafe"
"jalan kaki?" Gama dan Beni saling berpandangan.
"kalo masalah sepeda, ibu tidak usah khawatir nanti biar di antar kesini oleh karyawan saya" ucap Gama kemudian.
"oh begitu ya... terimakasih ya nak.." jawab bunda Ara senang.
Ketika Gama dan Beni hendak berpamitan, Ara keluar kamarnya dengan wajah pucat,
"ada siapa bund?" tanya Ara.
"eh.. kamu udah bangun nak?" tanya bunda lalu menghampiri Ara.
"Ara laper bund" jawab Ara.
"ada manager dan teman kamu datang kemari" kata bunda, Ara langsung melotot sempurna ke arah ruang tamu, dilihatnya Gama dan Beni sedang menatap kearahnya.
Ara hendak masuk lagi ke kamarnya tapi kemudian Gama memanggilnya,
"Ara tunggu..." kata Gama.
Ara berbalik dan terpaksa menemui Gama dan Beni diruang tamu, Ara tidak mempedulikan penampilannya yang pucat dan acak acakan dengan baju tidur sederhananya.
Beni nampak tercengang melihat wajah polos Ara, walaupun pucat, Ara tetap cantik bahkan terlihat lebih cantik tanpa polesan apapun.
"kak Gama dan mas Beni ngapain kerumah Ara?" tanya Ara setelah duduk dihadapan mereka.
"kakak kesini mau minta maaf sama kamu...maaf kalo kakak terlalu keras kemarin" kata Gama.
"gapapa kak.. Ara pantas dimarahi" jawab Ara dengan kepala tertunduk sedang jari jarinya memainkan ujung piyama tidurnya.
"maaf kakak marah marah tanpa tahu kejadian yang sebenarnya, kakak menyesal, kakak minta maaf ya" ucap Gama bersungguh sungguh.
Beni hanya menyaksikan dua orang di hadapannya berbicara.
"iya kak...Ara juga minta maaf dan maaf juga hari ini Ara ga masuk kerja tanpa ijin"
"gapapa Ra, sebaiknya kamu istirahat sampai pulih, baru memikirkan kerja lagi setelah benar benar sehat"
"iya kak terimakasih" sahut Ara.
"oya kak Gama kok bisa bareng mas Beni kesininya?" tanya Ara penasaran.
"kebetulan tadi aku mampir ke cafe dan melihat Gama hendak pergi, ketika dia bilang mau kerumahmu, aku bilang ingin ikut" kata Beni.
"oh begitu..tapi tumben mas Beni siang siang ke cafenya?"
"iya kebetulan lewat aja" jawab Beni berbohong, sebenarnya dia ke cafe memang ingin melihat keadaan Ara.
Tak lama kemudian Gama dan Beni berpamitan pulang karena Gama dapat telepon dari pemilik Cafe untuk menghadiri meeting.
🎲🎲🎲🎲🎲🎲
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Janah Husna Ugy
rama, raka, beni dan gama rebutan ara
2021-02-02
1
Mien Mey
waah cinta bersegi segi sudah mulai brtebraan tp ttp s arogan yg terdepan..kyna sih...
2020-12-20
1
Saniia Azahra Luvitsky
oke next Thor
2020-08-05
2