"Ra, sebaiknya kau jangan terlalu dekat dengan kakakku!" ucap Rama saat mereka di kampus.
"dekat?? maksudmu?" tanya Ara.
"ya pokoknya jangan terlalu dekat dengannya!"
"kenapa memangnya Ram?"
"aku hanya tidak ingin kau tersakiti Ra"
"aku tidak mengerti maksudmu Ram"
"aku curiga dengan tujuan kakakku membeli cafe tempatmu bekerja secara tiba tiba!"
"curiga? tujuan?" tanya Ara.
"aku curiga jika kakak membeli cafe itu hanya untuk mendekatimu!" sahut Rama.
"apa? hahaha..kau ada ada saja Ram!" ucap Ara tak percaya lalu tergelak sumbang.
"aku rasa, kakakku menyukaimu Ra!"
"hahaha.. mana mungkin, dia memang pernah mengatakan kalau dia menyukaiku tapi seminggu kemudian dia malah menggandeng seorang wanita ke cafe bahkan aku sempat memergoki mereka sedang bercumbu mesra!"
"apaaa?? dia sudah pernah mengatakan kalau dia menyukaimu? dan kau?"
"iya... sekitar dua minggu yang lalu! aku? kenapa denganku?"
"ya.. apa tanggapan mu setelah dia menyatakan perasaannya?"
"aku belum sempat menjawabnya, dia sudah menggandeng wanita lain!" sahut Ara dengan ketus.
"apa kau menyukai kakakku?" tanya Rama hati hati.
"hemm... sepertinya ini urusan pribadiku Ram, kau tidak perlu tahu!" sahut Ara.
"maaf Ra..."
🎎🎎🎎🎎🎎🎎
Sepulang kuliah, Ara berjalan dengan langkah gontai memasuki cafe, hampir setiap hari dia harus menyaksikan kemesraan Raka dan Dista, lama lama hatinya tak mampu juga menahan panasnya api cemburu,
Ara mulai sadar, jika dia cemburu melihat kedekatan Raka dan Dista, tak dapat dipungkiri, Ara sudah jatuh hati pada bosnya itu, entah sejak kapan perasaan itu muncul dihatinya.
Selama seminggu ini, Ara mulai menunjukkan sikap kalau dia sedang cemburu, Gama, Raka dan Dista pun menyadari hal itu, namun mereka membiarkan saja, biarkan sampai api cemburu tersebut meletup dengan sendirinya.
"kalian lihat kan gimana sikap Ara belakangan ini?" kata Gama sambil tersenyum.
"aku sampai geli sendiri Gam, dia terlalu memperlihatkannya!" sahut Dista.
Sedang Raka nampak melamun dengan senyum sinis di wajahnya.
"bagaimana denganmu Raka? apa kau senang? akhirnya Ara menyadari perasaannya padamu?" tanya Gama.
"hmmm..." Raka hanya berdehem saja menanggapi pertanyaan Gama, dia masih saja tersenyum misterius.
"apa kita akan membuatnya meledak hari ini?" tanya Dista sambil mengedipkan sebelah matanya pada Gama dan Raka.
"lakukanlah.. aku sudah siap!" sahu Raka.
"lanjuutkan!" sahut Gama tanpa menghiraukan senyuman sinis dari Raka.
Raka dan Dista kembali berakting mesra di depan Ara, Ara yang sudah lama menahan emosi perasaannya, akhirnya tak mampu lagi menahannya,
"cukuuuuuup!!!!!" teriak Ara, untung saja hari sudah larut dan pengunjung sudah bubar hanya menyisakan beberapa karyawan yang masih bersih bersih.
"ada apa denganmu Ra?" tanya Gama pura pura tidak tahu.
Raka dan Dista terus saja bermesraan tanpa menghiraukan Ara,
"kaliaan berdua!!! hentikan!" ucap Ara sambil menunjuk ke arah Raka dan Dista.
Raka dan Dista menghentikan aktifitasnya dan menoleh pada Ara yang nampak emosi berapi api.
"ada apa denganmu Ra?" tanya Dista pura pura bodoh.
"berhenti membuatku cemburu!" ucap Ara tiba tiba.
"apa maksudmu?" tanya Dista.
"pak Raka, aku bahkan belum menjawabmu waktu itu!" kata Ara lagi.
"ada apa sebenarnya Ra?" Gama ikut menimpali.
"pak Raka, aku menyukaimu!!!" ucap Ara dengan lantang, semua yang ada di sana sampai menoleh tak percaya pada Ara.
Setelah mengungkapkan perasaannya, Ara terduduk lemas dan mulai menitikkan airmatanya.
Gama dan Dista tidak tega melihat Ara yang menangis sesenggukan sambil terduduk, mereka menghampiri Ara,
"Ra.. bangunlah... bicaralah pada Raka berdua" kata Dista.
Ara tidak percaya dengan apa yang di dengarnya dari mulut Dista.
"maafkan aku mbak, tidak seharusnya aku menyukai pria yang sudah memiliki kekasih" sahut Ara masih dengan kepala tertunduk.
"kau tidak bersalah Ara... " jawab Dista sambil mengelus punggung Ara dengan lembut.
"mbak Dista ga marah?" tanya Ara lalu mendongakkan kepalanya menghadap Dista.
"buat apa aku marah? aku malah senang kau bisa menyadari dan mengakui perasaanmu pada Raka!" sahut Dista sambil tersenyum.
"maksudnya?" Ara semakin tidak mengerti dengan sikap tenang Dista, seharusnya Dista marah padanya karena telah menyukai Raka kekasihnya.
"jadi sebenarnya Dista bukanlah kekasih Raka" giliran Gama menyahuti Ara.
Ara kembali bingung, kini tatapannya beralih pada Gama, lalu tanpa membuang buang waktu, Gama berusaha menjelaskan secara gamblang tentang rencana mereka untuk membuat Ara menyadari dan mengakui perasaannya pada Raka.
Ara semakin terisak mendengar penjelasan dari Gama,
"kalian jahat!" ucap Ara.
"maafkan kami.. kami hanya ingin membantu, agar kalian bisa bersatu!" ujar Gama.
"lalu bagaimana dengan ciuman waktu itu?" tanya Ara. Ara ingat betul jika dia melihat Raka dan Dista berciuman.
"maaf untuk yang itu, sungguh diluar rencana karena waktu itu kau masuk tiba tiba, aku terpaksa menciumnya agar rencana berjalan dengan mulus.. tapi itu hanya bagian dari akting Ra..sekali lagi maafkan aku.. aku dan Raka tidak ada hubungan apa apa!" ucap Dista menjelaskan.
Ara bangun dan menatap Raka yang hanya terdiam saja sejak tadi,
"jadi semua ini rencana mu?" tanya Ara sambil berjalan ke arah Raka.
Raka tidak bergeming dari tempatnya, dia hanya memandang Ara dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"apa kau sudah puas sekarang karena rencana mu berhasil?" ucap Ara lagi di sela tangisannya.
Lagi lagi Raka hanya terdiam.
"kenapa kau malah diam saja? bukankah ini jawaban yang kau tunggu?" kata Ara lagi.
"come on dude.. kenapa kau malah diam saja? Ara sudah mengakui perasaannya padamu, sekarang apa lagi?" ucap Dista.
"iyaa bro.. kenapa kau malah diam?" Gama menimpali, bingung dengan sikap Raka.
"aku sadar, kalo aku sudah jatuh cinta padamu!" ucap Ara malu malu, Ara hendak menggapai tangan Raka namun diluar dugaan, Raka malah menepis kasar tangan Ara.
Bukan hanya Ara, bahkan Dista dan Gama pun terkejut dengan sikap Raka.
"ada apa denganmu?" tanya Dista.
Prok...prok..prok...
Setelah lama berdiam diri, akhirnya Raka bertepuk tangan dan tersenyum sinis menatap Ara,
"hahahaa..." tawanya kini pecah.
"kenapa kau malah tertawa?" tanya Gama.
"kalian sungguh lucu...hahaha!" ucap Raka dan kembali tertawa.
"apanya yang lucu?" tanya Gama makin penasaran sedang Ara memandang Raka dengan penuh tanda tanya.
"hei come on bro,,, apa kau sungguh sungguh berpikir aku benar benar menyukai gadis pelayan ini hah??" kata Raka setelah menghentikan tawanya.
"apa maksudmu?" sungut Gama, tidak senang dengan ucapan Raka barusan.
"apa kau pikir aku bisa menyukai orang yang telah mempermalukan aku hah? dia yang telah menamparku sampai wajahku memar dan bibirku berdarah!!!!" ucap Raka dengan garangnya membuat Gama dan Dista terkesiap.
"kau jangan main main Raka!" ucap Dista tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"aku tidak sedang main main Dis, dan kau tahu itu!!! kau sudah lama mengenalku! apa mungkin aku bisa melupakan perbuatannya padaku?? berani beraninya gadis rendahan seperti dia menyentuh wajahku!"
Ara terbengong seakan tak sadar jika semua ini nyata terjadi, semua diluar nalarnya.. sehingga dia tidak bisa mempercayai semua yang telah di ucapkan oleh Raka.
"dan kau gadis rendahan!! jangan pernah bermimpi terlalu tinggi, kita tidak berada dalam kasta yang sama!!!" ucap Raka dengan tatapan mengejek ke arah Ara yang nampak syok.
"aku menyukaimu??? hanya dalam anganmu saja!!!!" lanjutnya yang sudah berada dekat dengan Ara,
"lihatlah dirimu!! kau bahkan tak pantas menatapku!" Raka meraih dagu Ara dan menariknya dengan kasar membuat wajah Ara dan Raka saling pandang dalam jarak yang begitu dekat. setelah mengucapkan itu, Raka menghempas dagu Ara dengan kasar, sampai Ara tersungkur ke lantai.
Ara menangis pilu, hingga yang mendengarnya pasti merasa sakit juga.
"dasar brengsek kau Raka!!!" Gama menghampiri Raka dan melayangkan tinjunya pada Raka.
Raka hanya diam menerima pukulan Gama, dan kembali tersenyum sambil membersihkan darah yang keluar dari bibirnya yang sobek akibat pukulan Gama.
🎫🎫🎫🎫🎫🎫🎫
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Yuliantin Ant
Raka ngalah demi adeknya
2020-12-22
2
Toshio Inge
😭😭😭😭
2020-11-03
1
tesya
kasian si raka..
malah nyesek rasanya...
dia berkorban bwt adeknya..😭
2020-10-22
2