Pagi hari yang indah matahari sudah memperlihatkan wajahnya di permukaan bumi. Matahari sudah mulai masuk melalui celah-celah jendela kamar gadis berparas cantik itu.
Hingga matahari yang mengenai wajahnya membuat tidur gadis cantik itu menjadi terganggu. Norin bergeliat, lalu perlahan membuka kedua kelopak matanya.
Ia menelisik seisi kamarnya. "Wah ini sudah siang, pasti Michael nanti mengomel kepada aku."gumamnya dalam hati sembari langsung bangkit dari tempat tidurnya, lalu masuk ke dalam kamar mandi berniat untuk membersihkan diri.
Beberapa menit di dalam kamar mandi, melakukan ritual mandinya. Norin keluar dengan menggunakan handuk yang dililitkan di tubuhnya.
lalu ia membuka lemari, mengambil pakaian yang biasa ia gunakan pergi ke bengkel. stylish yang selalu diperlihatkan olehnya membuat Alan dan nyonya Anabella geleng-geleng kepala.
Saat memastikan penampilannya sudah terlihat rapi menurutnya, Ia pun langsung menghadang tasnya menuruni anak tangga.
Nyonya Anabella, Alan dan Tuan Dirgantara sudah duduk di meja makan.
"Kamu mau ke mana Nak, terlihat buru-buru sekali?"
"Ma, aku sudah terlambat, aku harus ke Bengkel dulu baru ke kampus."ucap Mince Norin sambil menyambar roti yang ada di atas meja.
Lalu memberi salam kepada Tuan Dirgantara dan nyonya Anabella.
"Sarapan dulu!
"Sudah Ma, roti ini sudah cukup nanti di bengkel makan lagi." ucap Mince Norin sambil memberikan salam kepada kedua orang tuanya.
Kemudian Ia berlari keluar rumah mengambil motor miliknya yang ada di dalam garasi. Nyonya Annabella dan hanya geleng kepala melihat tingkah putrinya
"Ya ampun, itu anak sudah mau menikah saja tapi tingkahnya seperti itu. Mama jadi nggak yakin kalau Tuan muda Henderson akan bertahan hidup dengannya."ucap Nyonya Anabella kepada sang suami yang dapat didengar oleh Alan.
"Hus..." jangan ngomong gitu, semua orang pasti ada perubahannya tapi mungkin tidak sekarang. Papa yakin Mince Norin akan dapat meluluhkan hati Tuan muda Henderson. Sedangkan Tuan Samera aja ia dapat luluhkan, apalagi dengan pemuda itu.
Aku yakin dan percaya Putri kita akan baik-baik saja, jika menikah dengan keturunan dari Tuan Samera. Tapi jika dengan pria lain, Papa tidak bisa memastikan. Papa yakin kalau Tuan Muda Henderson dapat membahagiakan Putri kita. ucap Tuan Dirgantara penuh dengan keyakinan.
"Mudah-mudahan ya Pa, Mama juga menginginkan hal seperti itu, Putri kita dapat hidup bahagia bersama lelaki yang menjadi jodohnya."sahut Nyonya Anabella sambil mengembangkan senyumnya menyantap sarapan pagi yang ada di hadapannya.
Sementara di tempat lain tepatnya di rumah utama keluarga Samera. Tampak sang baby sitter saat ini sedang panik. Tubuh Baby Queen saat ini panas tinggi.
"Sang baby sitter berteriak meminta tolong kepada Nyonya Carlota. Membuat Nyonya Carlota terhenyak lalu langsung menghampiri sang babysitter.
"Ada apa Bi?" Mengapa berteriak-teriak memanggil saya?
"Maaf nyonya, Baby Queen saat ini demam tinggi." ucap sang baby sitter sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya agar Baby Queen merasa nyaman.
Nyonya Carlota memegang dahi sang cucu.
"Astaga! tubuhnya panas sekali."ucap Nyonya Carlota terkejut setelah memeriksa tubuh Baby Queen.
Nyonya Carlota berteriak memanggil Henderson yang masih berada di dalam kamarnya.
Henderson yang mendengar suara teriakan Nyonya Carlota melengking, dia langsung bangkit dari tempat duduknya. Padahal pagi ini, ia sudah ingin berangkat ke kantor. Tapi ketika mendengar suara teriakan Nyonya Carlo mengalihkan atensi Henderson.
Henderson berlari menuruni anak tangga.
"Ada apa Ma? Mengapa teriak-teriak memanggil Henderson?
"Ayo kita ke rumah sakit sekarang! Baby Queen demam tinggi."ucap nyonya Carlota yang mampu membuat Henderson terhenyak lalu langsung memegang dahi Sang princess.
"Ya ampun tubuh putriku panas sekali."ucap Henderson khawatir terjadi sesuatu kepada putri kesayangannya.
"Ayo kita ke rumah sakit sekarang!" teriak Henderson tanpa peduli rapat penting yang akan ia hadiri di kantor.
Henderson langsung menghidupkan mesin mobil miliknya. Saat ini sang sopir masih berada di pasar bersama asisten rumah tangga lain, karena sebelumnya Nyonya Carlota meminta kepada sang sopir untuk menemani asisten rumah tangganya berbelanja ke pasar. Hingga saat ini Henderson sendiri yang mengendarai mobil miliknya.
Setelah memastikan sudah duduk dengan nyaman di mobil, Henderson melajukan mobilnya ke arah jalan raya menuju rumah sakit terdekat.
Beberapa menit kemudian mobil yang dikendarai oleh Henderson sudah tiba di rumah sakit. Sepanjang perjalanan Henderson selalu berdoa agar putrinya tidak kenapa-kenapa.
Henderson membuka pintu mobil miliknya, lalu berteriak kepada dokter dan suster di sana agar segera membantu dirinya.
Henderson meraih tubuh putrinya yang ada di pangkuan Nyonya Carlota lalu berlari masuk ke ruang UGD. Saat ini Queen sudah tidak sadarkan diri lagi, membuat Henderson sangat khawatir akan keselamatan princess-nya.
"Tolong periksa putri saya, lakukan sesuatu Aku tidak ingin terjadi sesuatu kepada putriku." mohon Henderson kepada dokter dan suster yang bertugas di sana.
"Tuan Tenang saja. Silakan menunggu, kami akan melakukan pemeriksaan." ucap sang dokter kepada Henderson.
Dokter pun memeriksa kondisi kesehatan Queen. Saat sang dokter memeriksa kondisi kesehatan bayi yang ada di atas branker itu. tampak Dokter menggelengkan kepalanya.
Kita harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cek darah sepertinya anak ini dia terkena demam berdarah. ucap sang dokter kepada suster.
Suster menghampiri Henderson.
melihat suster keluar dari ruangan pemeriksaan, Henderson berlangsung menghampirinya
"Bagaimana kondisi putri saya suster?"
"Saat ini dokter sedang memeriksa dan sudah dipasang jarum infus untuk menambah tenaga dan menurunkan panasnya. Tapi dokter menyarankan agar di lakukan tes darah.
"Maksudnya apa ya?
"Begini Pak, sepertinya Pasien terkena demam berdarah. Tapi untuk memastikannya, kami harus lakukan tes darah terlebih dahulu, untuk pemeriksaan lanjutan."ucap sang suster membuat nyonya Carlota dan Hendarson terhenyak
"Astaga! jadi bagaiman dengan kondisi putriku sekarang suster?
"Maaf Tuan saya belum bisa memastikannya dokter masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dan saat ini putri Tuan belum sadar. Karna trombosit nya menurun drastis, sepertinya kita harus melakukan transfusi darah.
Setelah beberapa jam kemudian hasil tes darah pun keluar. Dokter pun memanggil Henderson untuk membicarakan sesuatu hal penting tentang kesehatan dan putrinya.
Bagai petir di siang bolong, Ketika sang dokter menerangkan hasil tes darah sang putri, putrinya terkena demam berdarah dan trombositnya sangat lemah
"Apa dokter? putri saya terkena demam berdarah? tanya Henderson seolah tidak percaya.
"Maaf Tuan menurut hasil tes darah yang kami lakukan, kalau putri anda positif terken demam berdarah." dokter memberitahu Henderson yang sebenarnya.
"Apa yang harus aku lakukan agar putri saya dapat sembuh tuan?
"Putri Anda harus segera mendapatkan Donor darah yang cocok untuknya. Kebetulan darah yang sama dimiliki Putri anda di rumah sakit ini dan PMI terdekat sedang kosong. makanya kami Kwatir
" Lakukan sesuatu dokter, saya tidak peduli berapa dana yang akan saya keluakan. Saya tidak ingin terjadi kepada sesuatu kepada putri saya. Karena Dia permata hatiku.
"Kami memahami perasaan Tuan, Tapi tolong pikirkan matang-matang.
"Ya Tuhan, masih terlalu kecil putriku merasakan harus menahan sakitnya jarum infus. Tolong sembuhkan putri saya Tuhan. aku akan melakukan apapun asalkan putri saya dapat sembuh."tangis Henderson yang tidak dapat dibendung lagi.
Setelah selesai berkonsultasi dengan dokter, tampak Hendarson keluar dari ruang dokter itu dengan wajah lesu. Nyonya Carlota menghampiri Sang putra yang terlihat sangat kacau.
"Ada apa, tolong katakan kepada Mama.
Henderson langsung memeluk ibunya.
"Ma cucu mama." ucap Henderson sambil langsung memeluk Nyonya Carlota membuat Nyonya Carlota merasa sedikit bingung.
"Tolong Katakan Sebenarnya ada apa? Mengapa kamu menangis? cucuku baik-baik saja kan? tanya Nyonya Carlota penasaran.
"Queen terkena demam berdarah dan saat ini ia harus mendapatkan transfusi darah, padahal persediaan darah yang sama dengan Queen sedang kosong di rumah sakit ini dan PMI terdekat." tangis Henderson membuat Nyonya Carlota benar-benar terhenyak Ia tidak menyangka ternyata cucunya saat ini sedang menderita.
"Ya Tuhan dosa apa yang telah kami lakukan selama ini Mengapa engkau memberikan ujian yang begitu berat untuk kami."doa Nyonya Carlota yang tak bisa menerima kabar terburuk dari sang cucu.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments