Nyonya Anabella dan keluarga menyuguhkan makanan malam untuk keluarga Tuan Samera. "Sudah sangat lama kita tidak makan bareng seperti ini, ya."Tuan Samera mengingat saat kebersamaan Tuan Dirgantara dan Tuan Samera, saat Tuan Dirgantara bekerja di perusahaan Samera company.
Dulu mereka sering makan malam bersama, Tapi semenjak Tuan Dirgantara membangun perusahaannya sendiri, tampaknya Mereka sibuk dengan urusan masing-masing.
Norin tampaknya tak berselera menyantap menu makanan yang ada di hadapannya. Pikirannya kacau, ia tidak tahu harus berbuat apa saat ini.
Ingin lari, tapi ia tak kuasa melangkahkan kakinya. Apalagi setelah melihat tatapan Henderson yang seperti tatapan membunuh.
"Astaga! ada ya pria seperti ini. Aku rasa pria ini tidak normal. Masa menatapku datar dan sedikitpun Tidak tertarik melihat penampilanku yang sudah terlihat anggun."gumam Mince Norin dalam hati.
Ya terlihat Henderson menatapnya dengan wajah datar. Tak ada perubahan raut wajah di sana. Ia dapat menutupi kalau dirinya terpesona melihat penampilan Mince Norin.
Setelah selesai menyantap menu makan malam yang sudah disediakan oleh nyonya Annabella, tanpa kedua keluarga itu kembali ke ruang tamu untuk membicarakan perihal perjodohan antara Henderson dengan Mince.
Saat Tuan Samera mengutarakan niat baik mereka yang ingin menjodohkan Henderson dengan Putri Tuan Dirgantara, Disambut hangat oleh tu Dirgantara dan nyonya Anabella.
"Kalau kami sih, setuju setuju aja Tuan, tapi bagaimanapun keputusan berada di tangan putri kami Mince Norin. Kami tidak ingin memaksakan kehendak kami, yang membuat kehidupannya kelak merasa diintimidasi. untuk itu, kami harus bertanya terlebih dahulu kepada putri kami. Apakah dirinya bersedia untuk menikah dengan Tuan Muda Henderson.
Tuan Dirgantara mengalihkan pandangannya ke arah Mince Norin yang duduk tepat di hadapan Tuan Dirgantara.
"Sayang, kali ini papa meminta kamu menjawab dengan jujur. Tidak perlu membohongi kata hatimu. Jujur itu lebih baik daripada membohongi diri sendiri. Untuk itu, Papa ingin bertanya kepada kamu. "Apakah kamu bersedia menikah dengan Tuan muda Henderson?"tanya Tuan Dirgantara dan nyonya Anabella melirik ke arah Putri angkatnya itu.
Berharap kalau Norin menerima lamaran itu, karena jika Norin menolak lamaran Tuan Samera, alangkah merasa bersalahnya Nyonya Anabella, tidak dapat memenuhi permintaan Tuan Samera yang selama ini begitu baik dan dermawan kepada setiap orang.
Mince Norin menghela nafas panjang. Lalu matanya melirik ke arah Henderson yang sudah dari tadi hanya terdiam dan menatap Henderson. Seolah dirinya meminta pendapat dari pria itu, selaku orang yang ingin dijodohkan terhadapnya.
"Bagaimana Nak Mince, apa kamu menerima perjodohan ini?"
Lagi lagi Mince Norin menghela nafas panjang. Kemudian ia menatap Tuan Dirgantara. "Maafkan Mince Norin Pa, bukan Mince menolak lamaran ini. Tapi perlu Papa ketahui, kalau usia Mince masih sangat muda. Mince tidak ingin mengecewakan Papa dan Mama karena tidak dapat menjadi istri yang baik di tengah-tengah keluarga."ucap Norin memberikan alasan.
"Kalau kamu mau, katakan aja mau nggak usah berbelit belit seperti ini."Celetuk Henderson dengan tatapan lurus ke depan yang mengalihkan seluruh atensi mereka yang ada di sana.
"Maaf Tuan muda Henderson yang terhormat! sepertinya ucapan Anda perlu diralat. Karena ucapan saya sama sekali tidak berbelit-belit. sama seperti yang anda katakan.
"Tolong anda Jawab dengan jujur, Apakah anda bisa menerima perjodohan jika anda sama sekali tidak mencintai orang yang akan dijodohkan dengan anda?Mince Norin mengalihkan pertanyaan kepada Henderson dengan tatapan tajam.
"Kok malah bertanya ke aku, sih? bukankah Om dan tante begitu juga Papa dan Mama saya bertanya kepada kamu? apakah kamu bersedia dijodohkan dengan saya?"
"Iya aku tahu itu, tapi bagaimana dengan anda Tuan, apakah Anda terima begitu saja dijodohkan dengan saya, wanita jadi-jadian seperti yang anda katakan sebelumnya?"ucap Mince Norin membuat Henderson merasa tersentil.
Karena Henderson selalu mengatakan wanita yang akan dijodohkan dengannya manusia jadi-jadian. Tampak Henderson terdiam tidak mampu menjawab pertanyaan Mince Norin.
"Sudah, keputusan sudah bulat! tidak perlu berdebat seperti itu. Kalian akan menikah dua minggu ke depan."ucap Tuan Dirgantara dan Tuan Samera secara kompak membuat Norin membulatkan matanya, tak bisa berkomentar apa-apa.
Berbeda dengan Henderson. Henderson hanya diam saja dengan wajah datarnya.
"Kok cepat banget?
"Keputusan sudah bulat, tidak dapat dibantah. mulai saat ini persiapkan diri kalian."ucap Tuan Samera dan Tuan Dirgantara secara kompak membuat Mince Norin lagi-lagi membulatkan matanya.
"Maaf Pa, Ma, Norin perlu bicara dengan Tuan muda Henderson." ucap Norin sambil langsung menarik pemuda yang ada di sampingnya.
Henderson mengikuti langkah Norin berjalan ke arah teras rumah.
"Hentikan! apa-apaan sih kamu menarik-narik tangan saya!" gerutu Henderson
"Maaf Tuan Henderson yang terhormat. Bagaimana anda bisa menerima perjodohan ini begitu saja. Tolong hentikan perjodohan ini. Aku tidak bisa menghentikannya, karena aku sangat menghormati ayah dan ibuku. Begitu juga dengan Kakek Samera dan nenek Carlota
"Kamu tidak bisa menghentikannya?
"Sama halnya dengan saya, Saya juga tidak bisa menghentikan semua perjodohan ini. Jadi, lebih baik terima saja dan ikuti semuanya keinginan kedua orang tua kita.
"Astaga! apa Tuan pikir pernikahan itu sebuah mainan? pernikahan itu sakral, jangan anda anggap main-main Tuan. Karena bagiku pernikahan cukup hanya sekali saja. Berbeda jika maut yang memisahkan." ucap Mince Norin yang mampu membuat Tuan muda Henderson lagi-lagi mengingat sosok almarhumah istrinya, yang sudah pergi menghadap sang khalik, meninggalkan dirinya dan buah hati mereka Baby Queen.
"Tidak perlu menggurui ku seperti itu. Kalau kamu bisa menghentikan perjodohan ini silakan hentikan. Tapi saya tidak bisa menghentikannya."ucap pria itu sambil langsung meninggalkan Mince Norin membuat Mince Norin mengeram kesal.
"Astaga! langit seolah runtuh menimpaku saat ini. Bagaimana mungkin aku bisa hidup dengan lelaki songong seperti dia, kenal biasa saja sudah membuatku kesal, apalagi jika hidup bersama dengannya di satu atap yang sama." Norin bermonolog sendiri.
Norin kembali duduk di tempatnya semula. "Sudah selesai bicaranya?" tanya nyonya Anabella menatap sang putri yang terlihat cemberut.
"Sudah Mam, tidak apa-apa pernikahannya dipercepat saja kalau boleh Besok saja menikahnya." ucap Henderson begitu saja membuat Mince Norin membulatkan matanya, ingin sekali dirinya menelan Henderson hidup-hidup.
"Ngebut banget sih. Jadi orang pasrah kali, tak ada niatan untuk membantah perjidohan ini. Dasar Duker! ucap Mince Norin yang masih dapat didengar Henderson, karena Henderson duduk berada di dekatnya.
Henderson tersenyum tipis mendengar julukan terhadapnya yang di berikan Norin. walaupun ia tidak paham apa arti duker yang diucapkan oleh Norin. Tapi karena melihat raut wajah Norin mengerucut bibirnya, membuat lelaki yang ada di sampingnya merasa bahagia, berhasil membuat Norin kesal terhadapnya.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA TEMAN EMAK.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments