Di meja makan, sebuah rumah mewah keluarga besar Samera sedang sarapan bersama. Namun, meskipun orangnya ada beberapa orang yang setiap paginya sarapan disana, sama sekali tidak ada pembicaraan. Yang ada hanya suara sendok dan garpu yang saling beradu disana.
Hingga akhirnya Tuan Samera angkat bicara.
"Son, bagaimana kondisi baby Queen saat ini apa dia baik baik saja." tanya Tuan Samera kepada putra sulungnya, yang saat ini menggantikan posisinya memimpin perusahaan Samera company.
"Aku lihat perkembangannya cukup bagus Pi, dan Baby sitter yang merawat Queen juga sepertinya telaten tuh menjaganya." sahut Henderson memberitahu sang ayah, kalau perkembangan putrinya yang baru berumur hampir satu tahun itu semakin hari semakin aktif.
Tuan Semera memang dapat menyaksikan perkembangan Queen Setiap harinya. Tapi ia ingin sekali mendapatkan, pendapatan dari sang putra.
"Son, bagaimanapun telatennya baby sitter yang menjaga Queen, Queen membutuhkan figur seorang ibu, yang dapat menemani tumbuh kembang cucuku.
Jadi menurut papi, tidak ada salahnya kamu, untuk membuka hati menerima seorang wanita yang menjadi pendamping hidup kamu kelak. Dan menjadi ibu untuk anak anak mu."ucap Tuan Samera. Berharap Henderson dapat membuka hatinya kembali, menerima seorang wanita yang akan menggantikan posisi Maureen Almarhumah istrinya, yang sudah menghadap sang Khaliq.
Mendengar Tuan Samera meminta kepadanya untuk kembali membuka hatinya, untuk menerima seorang wanita menjadi pendamping hidupnya, menggantikan posisi Maureen dihatinya. Henderson menjadi teringat kejadian kurang lebih sebelas yang lalu. Pasca istrinya hendak melahirkan buah hati mereka baby Queen.
Operasi persalinan yang di lakukan di sebuah rumah sakit ternama di kota ini, penuh dramatis. Bagaimana tidak tensi darah Maureen tiba-tiba saja naik, pasca operasi itu berlangsung. Untungnya sang bayi berhasil di keluarkan. Hingga terjadi pendarahan yang cukup hebat, setelah operasi itu selesai di lakukan.
Kehilangan isteri yang sangat ia cintai, membuat Henderson menutup diri membuka hati untuk wanita lain. Sehingga Tuan Samera berniat menjodohkan putra sulungnya Henderson dengan seorang gadis yang sering membantu Tuan Samera saat ia berolah raga di sebuah taman kota.
Flash back
Terdengar suara derap langkah bersahut-sahutan dengan bunyi ranjang yang didorong menuju ruang UGD. Seorang wanita cantik sedang hamil besar terlihat tengah berbaring di ranjang itu dengan raut wajah yang kesakitan. Dan seorang lelaki tampan ikut mendorong ranjang tak luput untuk menyemangati sang istri.
Pintu UGD dibuka dan ranjang segera dibawa masuk ke dalam. lelaki berbadan tegap tadi hendak ikut masuk ke dalam ruang UGD. Namun, ditahan oleh salah satu suster yang bertugas di rumah sakit itu.
"Maaf Tuan, silakan tunggu di luar saja." ujar suster itu sambil menutup pintu ruang UGD.
Lelaki yang diketahui bernama Henderson Samera itu akhirnya mengangguk dengan lemas. Lalu duduk di depan pintu ruang UGD dengan menundukkan kepala. Lelaki itu takut terjadi apa-apa dengan istrinya. Seperti yang ia baca di sebuah artikel, kalau melahirkan dengan posisi tensi darah naik, itu akan membahayakan kondisi ibu dan anak yang lagi akan proses persalinan.
Di samping karena tensi darah naik, ternyata Maureen juga menderita penyakit yang selama ini ia sembunyikan dari suaminya.
Mauren memang berniat menyembunyikan semuanya dari Henderson, karena Mauren tak ingin membuat suaminya khawatir. Tujuan utama Mauren menyembunyikan penyakitnya adalah dia dalam posisi hamil.
Mauren tidak ingin disuruh memilih untuk menggugurkan kandungannya kala itu.
Henderson meremas rambutnya sendiri mengingat romansa indah bersama istrinya, yang baru saja terjalin satu tahun pasca pernikahan mereka.
lelaki itu terlihat menitipkan air mata, ikut merasakan bagaimana sakitnya sang istri berjuang antara hidup dan mati di dalam ruang UGD.
"Ya Tuhan, berikan aku kesempatan sekali lagi untuk Mauren hidup lebih lama denganku." doa Henderson dalam hati.
Beberapa saat kemudian, ada seorang wanita Paruh baya yang berjalan tergesa-gesa menuju ke arah UGD. Henderson mengangkat wajah dan menoleh, terlihat mamanya sedang berjalan bersama Tuan Samera menuju ke arah lelaki yang saat ini berpenampilan kusut dan tak karuan.
Nyonya Carlota langsung memeluk Henderson saat melihat anaknya itu tertunduk di depan pintu ruang UGD. Hendarso membalas pelukan mamanya dan terisak.
"Bagaimana keadaan Mauren nak? tanya Nyonya Carlota saat melepas pelukannya.
"Mauren masih di dalam ma. Ditangani sama dokter,"jawab Henderson menundukkan kepalanya kembali.
"Kamu harus kuat dan tabah, berdoa saja yang terbaik untuk Mauren dan anak kamu yang sedang ia perjuangkan." ucap Nyonya Carlota kepada putra sulungnya.
"Mama tahu dari mana? maaf tadi aku buru-buru, jadi tak sempat telepon mama." ucap Henderson sambil terus menangis sesungguhkan.
"Tak apa-apa,Nak. Tadi Mama telepon sama asisten rumah tangga, katanya Mauren masuk rumah sakit dan sepertinya hendak melahirkan. Jadi Mama langsung ke sini." Jawab nyonya Carlota.
"Mauren mah,"lirih Hendarson lemas.
"Doakan yang terbaik untuk istrimu." balas nyonya Carlota yang membuat Henderson, akhirnya menyandarkan kepalanya di pundak mamanya.
Lelaki yang terkenal tegar, ini ternyata setelah mengetahui kondisi istrinya begitu memprihatinkan, ia pun akhirnya tidak berdaya. lelaki yang biasanya bersikap tegas itu ternyata jika dihadapkan dengan situasi yang seperti ini juga akan tak berdaya. Henderson bahkan merasa tak berguna sebagai seorang suami.
Dia setiap hari bersama Mauren, tapi sampai-sampai ia tak tahu sama sekali mengenai penyakit yang di idap istrinya. Dia merasa tak becus untuk menjaga Maureen selama ini. Henderson menjadi merasa bersalah.
"Henderson!" panggil seorang wanita paruh baya yang datang bersama keluarganya.
Wanita itu adalah mama mertua Henderson. dia datang bersama suaminya. Raut wajah nya menunjukkan rasa kekhawatiran terhadap keselamatan putrinya.
Henderson mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah mereka yang datang.
"Mama,"balas Henderson menatap ibu mertuanya.
"Gimana kondisi Mauren, Nak? Tanya ibu Anjani yang membuat Henderson menundukkan kepalanya. Dia bingung harus menjawab apa, karena pada kenyataannya dia gagal menjaga Tuan Putri keluarga mertuanya.
"Masih ada di dalam Ma. Dokter bilang, Mauren harus dioperasi tapi kemungkinan untuk sembuh juga sangat kecil,"lirih Henderson menatap keluarga istrinya.
"Kau itu suaminya hendarson! kenapa sampai kau tak mengetahui penderitaan dan penyakit yang diderita oleh Mauren? selama ini kau ke mana? Tanya Devano sedikit terpancing emosi. Devano adalah kakak dari Mauren
Hendarson tidak bisa menjawab apapun perkataan dari kakak iparnya. Karena memang kenyataannya dia tak berguna jadi suami. Ibu Anjani mengusap pelan bahu Devano agar bisa menahan emosinya, mengingat saat ini mereka berada di rumah sakit. Bagaimanapun juga mereka tak bisa menyalahkan Henderson sepenuhnya.
Dokter membuka pintu ruang UGD dan langsung diserbu oleh Henderson dan ibu Anjani. Dokter itu teman Henderson semasa kuliah dulu, tapi berbeda fakultas.
"Bagaimana keadaan istriku, dokter Gibran? tanya Henderson pada dokter muda itu.
"Aku akan berusaha semaksimal mungkin, ini akan aku lakukan tindakan operasi."papar sang dokter menatap semua orang yang ada di sana.
"Saya mau lihat Mauren, boleh? tanya ibu Anjani kepada dokter.
"Boleh Tante, tapi sebentar aja, ya." ucap sang dokter dan ibu Anjani hanya menganggukkan kepala.
Ibu Anjani memasuki ruang UGD dengan ditemani oleh dokter muda itu.
Terlihat Mauren sedang terbaring lemah di atas branker dengan perut yang membesar dan sedang diperiksa oleh suster.
Ibu Anjani tak kuat menahan tangis, Sehingga dia terisak, lalu dokter mengusap bahu wanita itu pelan. Mauren yang memang tadi tak sadarkan diri hanya meminjamkan mata dan tak tahu bahwa ada mamanya di dalam.
"Dokter Gibran, tante mohon selamatkan Mauren." mohon ibu Anjani di tengah isakan tangisnya.
"Aku akan berusaha keras, agar Mauren bisa selamat, sehat seperti sedia kala tante." Doakan yang terbaik untuknya, dan tante yang sabar, ya." ucap dokter Gibran.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Dwi Nabila
sedih banget memang di tinggal pergi untuk selamanya. apalgi ada bayi yang di tinggalkan. dan lagi sayang sayangannya. bisa merasakan bagaimana perasaan Henderson
2023-05-07
1