Henderson keluar dari ruang kerjanya. Berniat untuk makan siang di luar. Seperti yang ia katakan sebelumnya kepada sekretarisnya. Tapi siapa sangka, pria itu ingin memberikan pelajaran kepada seorang wanita yang telah berani menghalangi mobil miliknya saat berada di sebuah restoran.
Ya, Henderson sudah mengetahui pemilik plat motor yang membuatnya hampir telat bertemu dengan kliennya. Henderson sengaja menyetir motor miliknya sendiri, tanpa disetiri oleh sopir pribadinya. Karena Ia ingin memberikan pelajaran yang begitu berharga untuk seorang wanita yang berani menentangnya dan cuek terhadapnya.
Henderson mengendarai mobil miliknya menuju alamat bengkel yang diberitahu oleh Morris, asisten pribadinya. Yang selalu ada untuk Henderson Jika ia butuhkan. Setelah melakukan perjalanan kurang lebih dua puluh menit kemudian, Henderson tiba di depan bengkel itu. Ia menelisik bengkel itu sendiri dari dalam mobilnya. Tak melihat sosok seorang wanita di sana.
"Apa benar ini bengkel yang dikatakan oleh Morris? tapi jika memang iya, Kenapa tidak ada seorang wanita pun di sini. Semua Pekerja di sini laki laki."gumamnya dalam hati.
Hingga satu unit motor pun masuk ke area bengkel. Motor yang dikendarai oleh Norin sendiri. Norin membuka helm yang ia gunakan, hingga rambut indahnya terurai begitu saja. Kecantikannya membuat setiap kaum ada akan terpesona melihatnya.
"Wah....wah neng cantik dari mana? ini sudah pukul berapa? tanya Mickael sembari melirik jarum jam yang ada di pergelangan tangannya.
"Harap maklum sedikit kenapa! namanya juga wanita cantik, tentunya ada acara sedikit makanya aku sedikit telat."
"Cei illeh, mana mungkin kamu pergi sama seorang pria. Setiap kamu Adam aja pasti takut mendekatimu. Paling juga kamu baru ketemu dengan kakek-kakekmu itu." gerutu Mickael yang dibalas tawa dari Norin.
"Sudah, ah! males berdebat dengan kamu. Lebih baik aku kerja. Karena sore ini aku akan bertemu dengan kakek itu lagi dia mengundang ku makan malam di rumahnya dan ingin mempertemukanku dengan seseorang. Tapi aku tak tau siapa." ucap Norin .
"Seseorang?
"Jangan-jangan kamu mau dijodohkan Rin!
"Enak aja dijodohkan, memangnya zaman sekarang zaman Siti Nurbaya. Jangan ngaco kamu! seru Norin sambil mengganti baju dinas miliknya untuk kembali bekerja.
Henderson masih tetap memperhatikan, Ia baru menyadari kalau wanita yang baru datang tadi merupakan wanita yang sebelumnya membuat dirinya hampir telat masuk kantor.
"Oh, ternyata itu dia! gumamnya dalam hati
"Tunggu saja aku akan memberikanmu pelajaran."lalu Henderson meninggalkan bengkel itu, Ia sengaja mendatangi bengkel itu untuk memastikan informasi yang diberikan oleh Morris kepadanya. Dan ternyata benar, kalau wanita yang membuatnya kesal saat itu benar-benar bekerja di bengkel itu.
****
Sore harinya setelah pulang bekerja Norin berniat untuk pergi ke sebuah taman kota. Setiap pagi dan sore Norin sering pergi ke taman kota untuk sekedar, meregangkan otot-otot yang sudah lelah setelah satu harian beraktivitas
Tiba-tiba seorang kakek hampir saja terjatuh karena kesulitan berjalan. Kakinya terasa keram, mungkin karena asam urat yang dideritanya. Memang ada beberapa anak buahnya yang berjaga di sana. Tapi sepertinya mereka belum menyadari kondisi si kakek.
Norin berlari menghampiri sang kakek lalu langsung menopang tubuh sang kakek. "Kakek Samera! Pekik Norin karena sebelumnya Nori sudah saling kenal dengan Tuan Samera, mereka ering bertemu di taman kota. Tuan samera sering menghabiskan waktunya di san, Tuan samera selalu berolahraga untuk mengatur kesehatannya.
Tuan samera mengembangkan senyumnya, Karena Wanita cantik itu langsung membopong tubuhnya duduk kembali ke atas kursi batu yang tersedia di taman kota.
Beberapa anak buah Tuan Samera yang menyadarinya datang menghampirinya. Tapi sebelum mereka mendekat, Tuan samera memberikan kode kepada mereka agar tidak mendekat.
Ia ingin mengetahui sebagaimana besarnya dan sebagaimana Norin membantu sang kakek. Dan ternyata Norin merupakan seorang wanita yang begitu peka terhadap seseorang. Sekalipun itu tidak mengenal terlalu dekat dengan siapapun. Taun Samera sudah sering memperhatikan perangai Norin setiap kali berada di taman. Dan dia kerap sekali membantu orang orang, yang membutuhkan pertolongan.
"Kakek, bagaimana kakinya, Apa sudah baikan? tanya Norin setelah memijat memijat kaki sang kakek.
"Untung ada kamu Nak, mungkin kalau tidak ada kamu entah apa yang sudah terjadi kepada kakek. Bisa saja kakek terjatuh tadi, dan tidak menutup kemungkinan kondisi kaki akan semakin memburuk.
"Kamu anak yang manis dan baik, karena kamu sudah membantu kakek. kakek berniat ingin mentraktirmu makan malam nanti seperti janji kita pagi tadi."ucap Tuan Samera kepada Norin.
"Astaga, kakek! tidak perlu seperti itu. Sudah sewajarnya kita sesama umat saling membantu. Dan saya menolong kakek Itu tulus dan ikhlas, tidak membutuhkan imbalan apapun sama sekali."sahut Norin sambil mengembangkan senyumnya.
"Tidak apa, Kakek sangat rindu makan bersama dengan kamu. Jika saja Tuhan berkehendak, aku ingin menjadikan kamu menjadi menantu. Karena kamu wanita yang sangat baik dan Tulus." ucap Tuan Samera berterus terang kepada Norin.
Hal itu membuat Norin terkekeh. "Kakek, Norin masih kecil dan mungkin tidak pantas menjadi menentukan kakek. Lebih pantasnya menjadi cucu."sahutnya sambil terkekeh
Pria berusia kurang lebih enam puluh lima tahun itu tersenyum. Karena apa yang dikatakan Norin benar adanya. "Tapi entah mengapa hati nurani sang kakek mengatakan, ingin menjadikanmu seorang menantu keluarga Samera."ucap Tuan Samera membuat Norin menggereyit.
"Memangnya Putra kakek masih ada yang melajang? kenapa kakek niat sekali ingin menjodohkan saya dengan Putra kakek."
"Jangan panggil saya kakek, saya tidak terlalu tua tua banget!"Ucap Tuan Samera sambil tertawa.
Memang dilihat dari raut wajah Tuan samera,belum terlalu tua tua bangat, malah lebih cocok umuran sekitar lima puluh tahun. tapi usianya sudah sekitar enam puluh lima tahun,dan staminanya juga masih tinggi. Dia sering berolahraga, tapi ada sedikit asam urat yang ia derita.
Mendengar pertanyaan Norin, tentang masih ada tidaknya putra dari Tuan Samera seorang lajang. Membuat Tuan Samera menghela nafas panjang.
"Sudahlah, tidak perlu dipikirkan! Yang penting nanti malam kakek mengundang kamu makan malam di rumah kakek."ucap Tuan Samera kepada Norin.
"Kakek pasti bahagia dan senang sekali, Jika kamu datang nanti untuk sekedar makan malam di rumah kakek." pinta Tuan samera berharap Norin memenuhi keinginannya.
"Baik kek, nanti akan Norin usahakan datang ya. Tapi Norin tidak ada bawa apa-apa. Nanti, paling hanya membawa senyum manis dari Norin saja." ucapnya sambil terkekeh.
Melihat senyuman manis dari Norin, membuat sang Kakek yakin ingin menjodohkan gadis belia itu dengan Putra sulungnya yang sudah menduda.
Apalagi Henderson tampaknya tidak pernah mendekati seorang wanita. Tentulah dia membutuhkan seseorang yang mengenalkannya dengan wanita yang pantas menjadi pendamping hidupnya, dan menurut Tuhan Samera, Norin lah yang pantas untuk bersanding dengan Putra sulungnya Henderson, Untuk menggantikan posisi Mauren untuk menjadi Ibu sambung Queen.
Jam sudah menunjukkan pukul lima lewat tiga puluh menit. Tuan samera pun Berpamitan, setelah beberapa anak buahnya datang menghampiri Tuan Samera, dan meminta kepada Tuan Samera agar segera kembali ke rumah utama.
Tampak Norin mengembangkan senyumnya, menatap kepergian sang kakek, tentunya setelah Norin memberi salam dan mencium punggung tangan sang kakek dengan senyum manisnya.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments