BAB 4. MERASA TAK KUAT

Henderson membuka pintu ruang operasi dan berjalan dengan gontai masuk ke dalam. Beberapa suster memandang Henderson dengan tatapan iba. Karena harus kehilangan istri di usia pernikahan yang masih menginjak satu tahun itu.

Di depan pandangan, Henderson terdapat branker yang ditempati oleh istrinya. Semakin Henderson mendekat, semakin langkahnya terasa sangat berat. Dunianya seakan berhenti berputar saat itu juga.

Henderson semakin mendekat ke arah branker dan terlihat Mauren berbaring di sana dengan ditutup kain putih panjang. Lelaki bertubuh kekar itu, tak kuasa menahan tangis dan akhirnya tumpah ruah begitu saja.

Tangan Henderson gemetaran untuk membukakan penutup berwarna putih itu. Terlihat wajah cantik Mauren yang sudah pucat dengan mata terpejam.

Henderson membelai lembut kepala Mauren dan mengecup kening dan wajah cantik istrinya untuk terakhir kali. Bahu Henderson terlihat berguncang hebat karena menahan tangisnya agar tidak meraung-raung di ruang operasi.

Henderson kembali membelai lembut wajah pucat Mauren. lalu mengecup pipi dan bibir istrinya, yang sudah tak bergerak. Bahkan sudah terasa dingin dan mulai kaku.

Kaki Henderson tak kuat menopang bobot tubuhnya, hingga dia lemas dan tertunduk di bawah keranjang. Seorang suster mendekat ingin membantu hendarson untuk bangun. Henderson itu menolak untuk bangun dan tetap bersungut di bawah ranjang operasi.

"Kenapa kau ingkar janji sayang. Kau bilang kau akan menemaniku hingga akhir hayat Ku. tapi kenapa kau malah meninggalkanku lebih dulu. Mauren, semua orang membutuhkanmu. Andai bisa, aku rela menukar posisimu sekarang.

Aku tak akan kuat membesarkan anak kita sendirian Mauren. Kenapa kau tega!"ucap Henderson dengan nada penekanan dan menahan tangisnya.

Dia sungguh tak kuasa karena ditinggal istrinya secara mendadak seperti ini. Apalagi usia pernikahan mereka memang masih terbilang seumur jagung.

Henderson sempat menyesali, bahwa dia tak peka terhadap keadaan Mauren semasa hidup. Dia merutuki dirinya sendiri karena tidak mengetahui bahwa selama ini Mauren menyembunyikan penyakit itu sendirian.

Sementara itu, Ibu Anjani yang tengah terbaring di ranjang dengan ditemani oleh suster kedatangan suaminya. Pak Wijaya mengatakan bahwa Putri Mereka sudah pergi dipanggil Tuhan untuk kembali padanya.

Tangisnya histeris yang keluar dari bibir Ibu Anjani langsung memenuhi ruangan. Dengan susah payah, dan bahkan sempat terjatuh Ibu Anjani segera berlari keluar ruangan untuk melihat anaknya.

Pak Wijaya segera berlari menyusul istrinya yang masih terlihat lemah. Pria paruh baya itu, tak ingin Nanti istrinya akan jatuh pingsan lagi. Devano hanya bisa menutup mulutnya yang tak kuasa menahan tangis.

Adiknya yang selama ini sangat baik padanya sudah meninggalkan semua.

"Mauren! Mauren! Mauren! teriak Ibu Anjani dengan tangis dengan histeris yang akan memaksa masuk ke dalam ruang operasi.

Devano yang melihat mamanya berlari di lorong, langsung dengan sigap menghampiri dan menahan lengan Ibu Anjani yang hampir ambruk ke samping.

Mamanya yang terus saja menangis sesungguhkan. Ibu Anjani berusaha melepas pelukan Devano dan ingin masuk ke dalam ruang operasi. Hati seorang ibu mana yang tak akan sakit melihat putri yang sangat ia cintai telah pergi meninggalkannya secepat itu." Ibu Anjani merasa separuh hatinya ikut pergi di bawah oleh putrinya.

"Ma.... Mama, harus sabar dan kuat." ucap Devano mencoba menenangkan Ibu Anjani.

"Kau bilang apa? harus sabar dan kuat katamu? seorang ibu mana yang kuat bahwa mendapati anaknya meninggal dan terbujur kaku di dalam sana? Coba katakan Devano! hati ibu mana yang akan kuat!"bentak Ibu Anjani pada anak sulungnya itu.

Devano tak bisa menjawab bentakan mamanya lelaki itu sadar bahwa mamanya sedang dalam keadaan emosi yang tidak stabil.

Dengan kasar Ibu Anjani membuka pintu ruang operasi, dan terlihat Henderson sedang bersumpah di bawah ranjang. Ibu Anjani kembali meraung-raung dalam dekapan Devano. Devano menoleh ke arah Mama mertua dan kakak iparnya. lalu pandangan mata sembuhnya kembali menatap ke arah Mauren yang tak bergerak sama sekali.

"Sayang, kau lihat sendiri kan kita semua belum siap kehilanganmu. Mama kamu Apa kamu kakak kamu masih mengharapkan kamu kembali,"lirih Henderson dan kali ini pemuda itu bangkit berdiri lalu memeluk jasad istrinya kembali.

Ibu Anjani berusaha melepas pelukan Devano kembali, dan berjalan masuk ke dalam ruang operasi. Dengan langkah gontai wanita paruh baya itu menatap anak perempuannya yang sudah tidak bergerak sama sekali terbujur kaku di atas branker

Devano berjalan mengikuti mamanya, karena takut kalau wanita itu akan terkulai pingsan kembali.

Sedangkan Pak Wijaya berada di luar ruangan. Menguatkan hati dengan isakan tangis yang masih terdengar menyayat.

"Mauren ayo bangun nak, Kau tidak boleh pergi seperti ini, Kau bercanda kan, Nak? Mama mengaku kalah dalam candaan ini. bangun Nak. Kau tidak boleh meninggalkan mama."ucap Ibu Anjani dengan menggoyangkan tubuh putrinya Mauren yang sudah kaku.

"Henderson Coba katakan pada Mauren. Tolong suruh dia berhenti bermain seperti ini, Mama tidak mau ditinggal sama dia. Tolong katakan pada Mauren, Henderson!" ucap Ibu Anjani kembali menatap Hendarson dengan air mata yang mengalir deras di pipi.

Devano kembali mendekat mamanya agar lebih tenang. Pemuda itu juga sangat kehilangan Mauren. Namun, dia juga harus berusaha sangat keras untuk membuat mamanya mengikhlaskan adiknya pergi.

Pak Wijaya masuk ke dalam ruangan dan memberi isyarat pada Devano untuk mendekat ke arahnya. Devano melepas pelukan di tubuh ibu Anjani, dan berjalan menghampiri Pak Wijaya.

"Vano sebaiknya kau pulang sekarang, kau persiapkan untuk pemakaman adik Kamu. Mama Mu, biar Papa yang tenangkan." perintah Pak Wijaya.

"Iya Pa, balas Devano lalu berjalan keluar dan menghampiri istri dan memeluk istrinya.

Devano berpamitan kepada ibunya Carlota yang terlihat duduk dengan mata sembab. Wanita paruh baya itu juga sangat kehilangan menantunya. Nyonya Carlota memang sudah mengenal Mauren sejak hendarson dan Mauren masih menempuh pendidikan di kampus. Sampai akhirnya mereka bertunangan dan menikah.

Devano dan istrinya keluar dari area rumah sakit dan melajukan mobilnya kembali ke rumah. di dalam mobil tak ada percakapan sama sekali karena mereka masih sangat kehilangan sosok Adik manis yang selama ini mereka sayangi.

Sesampai di rumah, Devano dan istrinya bergegas mengabarkan beberapa kerabat dan saudara dekat mereka, bahwa Mauren telah tiada.

Bukan hal yang mudah bagi Devano untuk memberitahu kabar duka itu. Namun, beruntung ada istrinya yang terus menguatkan suaminya, istrinya juga mengabarkan pada kerabatnya tentang kematian adik iparnya.

Beberapa saat kemudian warga pun berbondong-bondong untuk membantu menyiapkan pemakaman Mauren.

Dilanjut beberapa saudara yang sudah banyak berdatangan. Devano mengatakan bahwa jasad adiknya masih berada di rumah sakit, dan akan segera dibawa pulang setelah diurus semua oleh keluarganya di sana.

Para kerabat memberikan bela sungkawa dan turut menenangkan Devano, dan juga istrinya yang saat ini menjadi terima tamu. Karena yang lain masih berada di rumah sakit.

Bersambung.....

hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏

JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓

JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN

Terpopuler

Comments

borahae 💜

borahae 💜

masih perlu perbaikan

2023-06-11

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. SIAL
2 BAB 2. PERMOHONAN TUAN SAMERA
3 BAB 3. MAUREEN PERGI
4 BAB 4. MERASA TAK KUAT
5 BAB 5. DIRUNDUNG DUKA
6 BAB 6. IKATAN BATIN
7 BAB 7. SURAT DARI MAUREN
8 BAB 8. BERTEMU DENGAN SESEORANG
9 BAB 9. RUMAH UTAMA TUAN SAMERA
10 BAB 10. BERTEMU KEMBALI
11 BAB 11. PERJODOHAN
12 BAB 12. TANGIS BABY QUEEN
13 BAB 13.IBU UNTUK BABY QUEEN
14 BAB 14. BERTEMU KEMBALI
15 BAB 15. DRESS UNTUK NORIN
16 BAB 16. TERPESONA
17 BAB 17. GELISAH
18 BAB 18. BABY QUEEN SAKIT
19 BAB 19. MALAIKAT PENOLONG
20 BAB 20.TIDAK TAU TRIMAKASIH
21 BAB 21. MENJADI MENANTU
22 BAB 22. KECEWA
23 BAB 23. RENCANA FITTING BAJU
24 BAB 24. HASUTAN NYONYA ANJANI
25 BAB 25. GAUN PENGANTIN
26 BAB 26. PESAN WHATSAPP
27 BAB 27. GEMAR BALAPAN
28 BAB 28. KESAL
29 BAB 29. WANITA MANDUL
30 BAB 30. AKU YANG MADUL
31 BAB 31. TOLONG HARGAI SAYA
32 BAB 32. MIMPI INDAH
33 BAB 33. AKAD NIKAH
34 BAB 34. PESAN WHATSAPP
35 BAB 35. TETAP DINGIN
36 BAB 36. MENGHILANG
37 BAB 37.BOSAN
38 BAB 38. CURHATAN ISI HATI
39 BAB 39. TAK INGIN JADI JANDA MUDA
40 BAB 40.GAGAL PULANG
41 BAB 41. KELAPARAN
42 BAB 42. BERSIKAP MANIS
43 BAB 43. MULAI CEMBURU
44 BAB 44. KESAL
45 BAB 45. NONTON DRAMA ROMANTIS
46 BAB 46. PENGAKUAN HENDERSON
47 BAB 47.BULAN MADU KE AMSTERDAM
48 BAB 48. DOA NORIN
49 BAB 49. EMOSI TUAN WIJAYA
50 BAB 50. SOSOK ELINE
51 BAB 51. MENIMPA BENDA PUSAKA
52 BAB 52. OLEH OLEH PALING BERHARGA
53 BAB 53. JAWABAN JUJUR NORIN
54 BAB 54. TETAP BERUSAHA
55 BAB 55. HEALING
56 BAB 56. MEMINTA HAK
57 BAB 57. MP DI AMSTERDAM
58 BAB 58. KEDATANGAN NYONYA ANJANI
59 BAB 59.TOM AND JARRY
60 BAB 60. MENAGIH JANJI
61 BAB 61. NORIN HAMIL
62 BAB 62. LINA AKHIRNYA HAMIL
63 BAB 63. PERDEBATAN DEVANO DENGAN NYONYA ANJANI
64 BAB 64. TIDAK KEKURANGAN KASIH SAYANG
65 BAB 65. NORIN LAHIRAN
66 BAB 66. BABY ARMAGAN
67 BAB 67. MENYAMBUT ANGGOTA BARU
68 BAB 68. MERASA BAHAGIA
Episodes

Updated 68 Episodes

1
BAB 1. SIAL
2
BAB 2. PERMOHONAN TUAN SAMERA
3
BAB 3. MAUREEN PERGI
4
BAB 4. MERASA TAK KUAT
5
BAB 5. DIRUNDUNG DUKA
6
BAB 6. IKATAN BATIN
7
BAB 7. SURAT DARI MAUREN
8
BAB 8. BERTEMU DENGAN SESEORANG
9
BAB 9. RUMAH UTAMA TUAN SAMERA
10
BAB 10. BERTEMU KEMBALI
11
BAB 11. PERJODOHAN
12
BAB 12. TANGIS BABY QUEEN
13
BAB 13.IBU UNTUK BABY QUEEN
14
BAB 14. BERTEMU KEMBALI
15
BAB 15. DRESS UNTUK NORIN
16
BAB 16. TERPESONA
17
BAB 17. GELISAH
18
BAB 18. BABY QUEEN SAKIT
19
BAB 19. MALAIKAT PENOLONG
20
BAB 20.TIDAK TAU TRIMAKASIH
21
BAB 21. MENJADI MENANTU
22
BAB 22. KECEWA
23
BAB 23. RENCANA FITTING BAJU
24
BAB 24. HASUTAN NYONYA ANJANI
25
BAB 25. GAUN PENGANTIN
26
BAB 26. PESAN WHATSAPP
27
BAB 27. GEMAR BALAPAN
28
BAB 28. KESAL
29
BAB 29. WANITA MANDUL
30
BAB 30. AKU YANG MADUL
31
BAB 31. TOLONG HARGAI SAYA
32
BAB 32. MIMPI INDAH
33
BAB 33. AKAD NIKAH
34
BAB 34. PESAN WHATSAPP
35
BAB 35. TETAP DINGIN
36
BAB 36. MENGHILANG
37
BAB 37.BOSAN
38
BAB 38. CURHATAN ISI HATI
39
BAB 39. TAK INGIN JADI JANDA MUDA
40
BAB 40.GAGAL PULANG
41
BAB 41. KELAPARAN
42
BAB 42. BERSIKAP MANIS
43
BAB 43. MULAI CEMBURU
44
BAB 44. KESAL
45
BAB 45. NONTON DRAMA ROMANTIS
46
BAB 46. PENGAKUAN HENDERSON
47
BAB 47.BULAN MADU KE AMSTERDAM
48
BAB 48. DOA NORIN
49
BAB 49. EMOSI TUAN WIJAYA
50
BAB 50. SOSOK ELINE
51
BAB 51. MENIMPA BENDA PUSAKA
52
BAB 52. OLEH OLEH PALING BERHARGA
53
BAB 53. JAWABAN JUJUR NORIN
54
BAB 54. TETAP BERUSAHA
55
BAB 55. HEALING
56
BAB 56. MEMINTA HAK
57
BAB 57. MP DI AMSTERDAM
58
BAB 58. KEDATANGAN NYONYA ANJANI
59
BAB 59.TOM AND JARRY
60
BAB 60. MENAGIH JANJI
61
BAB 61. NORIN HAMIL
62
BAB 62. LINA AKHIRNYA HAMIL
63
BAB 63. PERDEBATAN DEVANO DENGAN NYONYA ANJANI
64
BAB 64. TIDAK KEKURANGAN KASIH SAYANG
65
BAB 65. NORIN LAHIRAN
66
BAB 66. BABY ARMAGAN
67
BAB 67. MENYAMBUT ANGGOTA BARU
68
BAB 68. MERASA BAHAGIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!