Tuan Samera menginginkan Norin menjadi menantunya. Berharap Norin bersedia menikah dengan putranya Henderson.
"Begini Nak Mince, Kalian sudah pada kenal ternyata. Oleh karena itu Papa tidak perlu memperkenalkan kalian lagi.
"Hendarson, usia Papa dan Mama sudah tidak muda lagi. Kamu tahu sendiri kondisi kesehatan Mama kamu bagaimana. Begitu juga dengan Papa, kondisi kesehatan Papa tidak mungkin terus bisa sehat. Dan kita tidak tahu kapan Tuhan memanggil Papa dan Mama.
Kami tidak ingin meninggalkan kamu hidup sendiri, hanya ditemani dengan baby sitter dan para asisten. Baby Queen juga butuh figur seorang ibu. Untuk itu Papa ingin kamu menikah dengan Mince Norin." ucap Tuan Samera yang mampu membuat Henderson membulatkan matanya.
Norin juga tidak kalah terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Tuan samera. Bagaimana tidak, sang kakek yang selama ini dekat dengannya. Mereka sering bertemu di sebuah taman kota, ingin menjodohkan dirinya dengan pria dewasa, yang Bahkan saat ini sudah menyandang gelar duda. Duda memiliki anak satu. Sementara Mince Norin masih berusia delapan belas tahun.
Bagaimana mungkin Tuan Samera memiliki keyakinan, kalau Norin akan mampu membina rumah tangga dengan putranya. Yang jelas jelas Tuan Samera mengetahui kalau usia Norin saat ini masih delapan belas Tahun.
Dan biasanya diusia seperti Norin, Anak anak muda masih senang nongkrong dan ingin happy Saja. Bagaimana dengan Norin, yang notabennya wanita yang hobby balapan dan Suka nongkrong dengan teman-temannya.
Apalagi Norin lebih menyukai berteman dengan laki laki dibandingkan dengan wanita. Baginya jika nongkrong dengan wanita, kerak sekali bergosip. Sedangkan dengan laki laki, dia senang meminta pendapat tentang bagaimana caranya agar dirinya dapat menjadi wanita yang sukses.
"Tapi kek."ucap Norin yang langsung dihentikan oleh Henderson.
"Bagaimana mungkin kami menikah tanpa ada rasa cinta, kek?
"Cinta bisa tumbuh dengan sendirinya, jika kalian sering bersama. Papa dan Mama juga menikah karena perjodohan.
Tapi lihatlah, rumah tangga kami baik-baik saja. Bisa kamu tanya sendiri kepada Henderson. Kami selalu harmonis, dan tidak pernah ada pertengkaran di antara kami. Karena kami saling memahami, iya kan Ma? ucap Tuan Samera mengalihkan pertanyaan kepada sang istri, Yang saat ini sudah mulai ada keriput di bagian wajahnya.
Ya, ketimbang dengan usianya yang saat ini hampir menginjak kepala tujuh, Nyonya Carlota memang belum terlihat usia seperti kepala tujuh, paling juga hanya usia paruh baya.
Henderson tidak menjawab. Ia hanya terdiam melihat dan mendengar respon dari Mince Norin.
"Papa akan datang ke rumah kedua orang tua kamu untuk membicarakan perjodohan ini."ucap Tuan Samera yang mampu membungkam Mince Norin." Ia tak mampu berkata-kata.
"Bagaimana Henderson? kenapa kamu diam saja."Tanya Tuan Samera
"Terserah Papa dan Mama saja, deh."sahutnya dengan santai. Karena ia mengetahui kalau dirinya tidak bisa membantah keputusan yang dilakukan oleh Tuan Samera dan Nyonya Carlota.
"Kalau begitu, besok kita langsung ke rumah kedua orang tua Mince."titah Tuan Samera penuh dengan penekanan
Norin membulatkan matanya. Seolah Ia tidak percaya akan apa yang didengarnya. Ia mengalihkan pandangannya kepada Henderson. Tapi sepertinya Henderson tidak peduli. Ia hanya menata fokus ke arah makanan yang ada di dalam piringnya. Dan langsung menghabiskannya.
"Keputusan sudah bulat, besok kita akan melamar Norin untuk istri kamu Henderson." keputusan mutlak dari Tuan Samera
"Iya, iya, tadi kan aku sudah bilang iya."sahut Henderson sedikit Ketus.
Tapi di dalam benaknya ada rencana terselubung. "Aku akan menikahimu, tapi jangan harap cinta dariku. Bahkan kamu akan aku membuat kamu menyesal telah masuk ke dalam keluarga Samera."gumam Henderson menyeringai licik.
"Ingat, jangan kamu ke mana-mana. Besok kita akan segera ke rumah Nyonya Anabella.
"Kakek mengenal orang tuaku? tanya Norin seolah tak percaya."
"Tentu saya mengenalnya, papa kamu dulunya bekerja di perusahaan saya. Tapi seiring berjalannya waktu, Mungkin dia mengumpulkan modal sehingga ia memulai usaha barunya.
Papa kamu orang yang baik dan jujur Mama kamu juga sama baiknya. Sehingga Papa yakin, kamu juga anak yang baik. Karena kamu berada di lingkungan orang-orang baik.
"Bagaimana mungkin kakek menilaiku orang yang baik, sementara penampilanku saja seperti ini. Aku hanya bekerja di sebuah bengkel, pekerjaan saya di tempat yang kotor. dan itu biasanya dilakukan oleh laki-laki.
Mana mungkin Tuan Henderson bersedia menikah dengan saya. Tentunya Tuhan Henderson ingin menikah dengan wanita yang sepadan dengannya. Bahkan Tuan Henderson pasti ingin memiliki seorang wanita yang anggun. Bukan seperti saya, berpenampilan seperti ini. Norin memperlihatkan penampilannya datang ke rumah utama keluarga Samera.
"Penampilan bukanlah menjadi patokan seseorang itu memiliki akhlak yang baik Tapi sifat dan tingkah laku seseorang. begitu juga dengan hati yang tulus yang paling dibutuhkan, di sebuah rumah tangga yang kokoh." ucap Tuan Samera membuat Norin langsung terdiam.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments