Belenggu Kakak Ipar
Bara melangkahkan kakinya menuju sebuah ballroom megah sebuah hotel, ia datang ke pesta teman baiknya Jason yang digelar di hotel mewah kota Jakarta. Radeya Bara Prakasa, si tangan besi atau terkenal dengan kekejamannya didunia bisnis itu tampak menyempatkan dirinya datang meski saat ini ia tengah sibuk-sibuknya mengurus pekerjaan.
Siapapun tahu tentang sosok Bara, namanya sudah sangat terkenal sebagai pebisnis muda sukses di negara X.
Kedatangannya ke pesta itu tentu mengundang banyak perhatian, terutama para wanita yang hadir disana. Tidak ada sedikitpun orang yang bisa memalingkan tatapannya dari sosok Bara. Setiap gerik dan tingkah laku pria itu seolah sempurna.
"Ya ampun, dia ganteng banget sumpah. Lebih cakep aslinya daripada difoto."
"Iya, aku nggak nyangka bisa lihat Radeya Bara disini. Mimpi apa nih aku semalam."
"Aku rela kalau cuma kencan satu malam sama dia, sumpah."
"Dia yang nggak akan mau denganmu, dasar!"
Terdengar segelintir bisik-bisik para wanita yang berkumpul disalah satu meja. Para wanita itu tentu saja ikut terpesona dengan ketampanan Bara yang luar biasa. Namun, hanya ada satu orang yang tidak tertarik untuk melihat kearah Bara, wanita itu tidak lain adalah Kyara.
"Kya, apa kau tidak ingin melihat Bara? Dia ganteng banget sumpah," celetuk Franda salah satu teman baik Kyara menyenggol pelan lengan temannya itu.
"Enggak, buat apa? Dia juga manusia, untuk apa terlalu menyukainya, tidak penting," tukas Kyara cuek-cuek saja, baginya semua pria ini sama saja, gantengnya pun hanya sebatas rata-rata, tidak ada yang begitu spesial bagi Kyara.
"Lihatlah dulu Kya, aku yakin kau pasti akan menyukainya. Dia benar-benar tampan seperti pangeran," ujar Franda masih memaksa Kyara untuk melihat sosok Bara.
Kyara mendengus kecil, mau tidak mau ikut melihat sosok pria yang dimaksud oleh Franda itu. "Yang mana sih?" Tanya Kyara mengedarkan pandangannya untuk mencari Bara.
"Itu, yang memakai jas hitam," sahut Franda.
"Yang pakai jas hitam itu banyak, yang mana?"
"Ish, yang itu loh Kya, sekarang lagi ngobrol sama Kak Jason, kau lihat tidak?" tukas Franda cukup kesal karena sahabatnya ini tidak mengerti juga.
Kyara mengikuti arah yang ditunjuk Franda, hingga ia bisa melihat sosok pria yang dimaksud oleh wanita itu. Memang seperti yang dikatakan orang-orang, Bara begitu tampan dan gagah, bahkan orang tidak perlu menoleh dua kali untuk menyadari ketampanan itu.
"Oh, itu, udah tahu," sahut Kyara cuek.
"Hah? Hanya begitu saja?" Franda mengernyit heran, tidak sesuai ekspektasinya reaksi Kyara ini.
"Lalu? Harus apalagi memangnya?" Kyara mengangkat alisnya.
"Dia itu ganteng Kya, apa tidak sedikitpun kau tertarik dengan pria itu?" Tanya Franda, tidak habis pikir kenapa Kyara bisa secuek itu.
"Biasa aja, pria seperti itu sangat mudah aku dapatkan," ujar Kyara enteng saja.
"Dih, kau terlalu percaya diri," cibir Franda.
"Kau tidak percaya?"
"Sekarang aku tantang, jika kau berani mencium Bara sekarang, aku percaya kalau kau memang bisa mendapatkan lelaki yang lebih dari Bara," ujar Franda, melipat tangannya diatas perut dan menatap Kyara dengan pandangan meremehkan.
Kyara lagi-lagi mengangkat alisnya, merasa tantangan itu cukup ekstrim juga. Mengingat sampai sekarang ia belum pernah mencium siapapun kecuali anggota keluarganya.
"Tidak, itu konyol sekali. Aku tidak mau," tolak Kyara.
"Fix, itu artinya kau memang tidak bisa mendapatkan pria yang lebih tampan dari Bara," ejek Franda mengulas senyum meremehkan.
Kyara mendengus sebal, ia paling tidak suka jika ada orang yang meremehkannya seperti itu.
"Siapa bilang? Kau ingin aku menciumnya agar kau percaya 'kan? Akan aku lakukan, lihat saja," kata Kyara mengangkat dagunya, seolah menunjukkan dia tidak takut apapun.
"Silahkan." Franda mempersilahkan saja, ia tahu jika temannya ini tidak suka diremehkan, jadi ia sengaja memberikan tantangan itu.
Kyara terdiam sesaat, ia memperhatikan Bara yang terlihat berbincang dengan salah satu orang. Kyara sempat menarik nafas panjang sebelum ia bangkit dari duduknya. Ia juga melihat Franda sekilas seolah mengatakan kalau ia siap memulai tantangan.
Dengan langkah anggun, Kyara berjalan menuju kearah Bara. Melewati jajaran tamu yang begitu banyak, tapi Kyara mengabaikan semuanya. Tujuannya hanya satu, yaitu Bara.
Semakin dekat langkah Kyara, semakin berdebar pula degupan jantungnya. Sumpah, ini hal tergila yang akan ia lakukan.
Satu kali demi harga diri, aku tidak mau Franda meremehkan ku meski saat ini lututku gemetaran. Tuhan, tolong selamatkan aku.
"Ya projects kali ini sangat bagus, aku senang dengan kinerja kontraktornya yang sangat efisien. Semoga kedepannya bisa lebih baik lagi," ucap Bara menganggukkan kepalanya saat berbincang dengan salah satu koleganya.
Di pesta seperti ini juga menjadi ladang para pebisnis untuk mencari umpan besar. Bara cukup menikmati pestanya karena ia akan membawa peluang besar untuk bisnisnya.
"Bara ...,"
Saat ia sedang sibuk mendengarkan koleganya berbicara, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya dari belakang, membuat pria itu segera menoleh.
Cup
Bara seketika membulatkan matanya syok karena ada seorang wanita yang mencium bibirnya. Hanya sekilas tapi benar-benar membuat Bara syok, bahkan para tamu yang melihat hal itu ikut syok.
Kyara memejamkan matanya rapat-rapat saat mencium bibir Bara. Sedetik kemudian ia menyesali kebodohannya itu dan tidak berani mengangkat wajahnya untuk sekedar melihat Bara.
"I'm sorry ..." bisik Kyara menundukkan wajahnya dan langsung pergi begitu saja melewati bisik-bisik pedas para tamu undangan yang melihat kejadian mengejutkan tadi.
Bara sendiri masih mematung ditempatnya, wajahnya tampak memerah, entah marah atau kenapa, ia hanya menatap lurus punggung Kyara yang main pergi begitu saja setelah dengan seenaknya mencium bibirnya.
"Tuan, apa Anda baik-baik saja?" Tanya Alex asisten Bara, pria itu takut mood bosnya akan langsung rusak karena tingkah wanita tidak jelas tadi.
"Cari tahu tentang wanita itu," perintah Bara dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia juga segera meninggalkan tempat pesta itu, moodnya benar-benar langsung berantakan, karena baru kali ini ada wanita yang dengan lancang mencium bibirnya dan pergi begitu saja.
*******
"Astaga, Kyara bo doh! Bodoh banget, arghhhhhhhh, apa yang sudah aku lakukan!"
"First kiss, oh kenapa aku harus memberikannya pada pria itu."
Kyara tidak henti mengutuk dirinya sendiri setelah menyadari kebodohan yang baru saja dilakukannya. Beginilah kalau hidup hanya mengikuti egonya saja, ia ingin mempertahankan harga diri, entah menjatuhkan harga dirinya.
"Ara, kenapa belum tidur juga?"
Kyara tersentak saat mendengar suara Kakaknya Rania yang tiba-tiba memasuki kamar. Ya, Kyara memang sudah pulang kerumahnya setelah kejadian memalukan tadi.
"Kak Nia, aku malu banget Kak hari ini." Kyara langsung memeluk Kakaknya, mengadukan semua yang terjadi malam ini pada Kakak tersayangnya.
"Astaga, hahaha, jadi kau benar-benar menciumnya?" Rania justru tertawa mendengar cerita Adiknya, memang Adiknya ini polos sekali, pikirnya.
"Iya Kak, aku malu banget, gimana dong? Jangan-jangan pria itu akan mencariku?" kata Kyara merengek dengan suaranya yang manja.
"Bukannya kau bilang dia tidak melihat wajahmu dengan jelas? Bisa jadi dia juga tidak tahu tentang kau Ara," ujar Rania menenangkan.
"Aku juga tidak tahu pasti, tapi sudahlah, jangan membahasnya. Sekarang waktunya bahas tentang Kakak," ucap Kyara kini berubah serius menatap Kakaknya.
"Tentang aku?"
"Ya, aku dengar, Kakak akan dijodohkan."
Happy Reading.
TBC.
Hay everyone, balik lagi ke cerita Virzha ya ...
Kali ini author bawa cerita collab lagi nih, with bestaii aku author Rya Kurniawan.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya guys.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Rini Mustika
q disini semangat ...😍vote akan melucur sebetar lg...
2023-09-07
1
Kaizar Kaizar
karyamu memang bagus2 Thor sayang masih belum banyak yg tahu
2023-08-16
1
Ita rahmawati
pindah sini aj thor 😅😅
2023-06-04
2