Bara melangkahkan kakinya menuju sebuah ballroom megah sebuah hotel, ia datang ke pesta teman baiknya Jason yang digelar di hotel mewah kota Jakarta. Radeya Bara Prakasa, si tangan besi atau terkenal dengan kekejamannya didunia bisnis itu tampak menyempatkan dirinya datang meski saat ini ia tengah sibuk-sibuknya mengurus pekerjaan.
Siapapun tahu tentang sosok Bara, namanya sudah sangat terkenal sebagai pebisnis muda sukses di negara X.
Kedatangannya ke pesta itu tentu mengundang banyak perhatian, terutama para wanita yang hadir disana. Tidak ada sedikitpun orang yang bisa memalingkan tatapannya dari sosok Bara. Setiap gerik dan tingkah laku pria itu seolah sempurna.
"Ya ampun, dia ganteng banget sumpah. Lebih cakep aslinya daripada difoto."
"Iya, aku nggak nyangka bisa lihat Radeya Bara disini. Mimpi apa nih aku semalam."
"Aku rela kalau cuma kencan satu malam sama dia, sumpah."
"Dia yang nggak akan mau denganmu, dasar!"
Terdengar segelintir bisik-bisik para wanita yang berkumpul disalah satu meja. Para wanita itu tentu saja ikut terpesona dengan ketampanan Bara yang luar biasa. Namun, hanya ada satu orang yang tidak tertarik untuk melihat kearah Bara, wanita itu tidak lain adalah Kyara.
"Kya, apa kau tidak ingin melihat Bara? Dia ganteng banget sumpah," celetuk Franda salah satu teman baik Kyara menyenggol pelan lengan temannya itu.
"Enggak, buat apa? Dia juga manusia, untuk apa terlalu menyukainya, tidak penting," tukas Kyara cuek-cuek saja, baginya semua pria ini sama saja, gantengnya pun hanya sebatas rata-rata, tidak ada yang begitu spesial bagi Kyara.
"Lihatlah dulu Kya, aku yakin kau pasti akan menyukainya. Dia benar-benar tampan seperti pangeran," ujar Franda masih memaksa Kyara untuk melihat sosok Bara.
Kyara mendengus kecil, mau tidak mau ikut melihat sosok pria yang dimaksud oleh Franda itu. "Yang mana sih?" Tanya Kyara mengedarkan pandangannya untuk mencari Bara.
"Itu, yang memakai jas hitam," sahut Franda.
"Yang pakai jas hitam itu banyak, yang mana?"
"Ish, yang itu loh Kya, sekarang lagi ngobrol sama Kak Jason, kau lihat tidak?" tukas Franda cukup kesal karena sahabatnya ini tidak mengerti juga.
Kyara mengikuti arah yang ditunjuk Franda, hingga ia bisa melihat sosok pria yang dimaksud oleh wanita itu. Memang seperti yang dikatakan orang-orang, Bara begitu tampan dan gagah, bahkan orang tidak perlu menoleh dua kali untuk menyadari ketampanan itu.
"Oh, itu, udah tahu," sahut Kyara cuek.
"Hah? Hanya begitu saja?" Franda mengernyit heran, tidak sesuai ekspektasinya reaksi Kyara ini.
"Lalu? Harus apalagi memangnya?" Kyara mengangkat alisnya.
"Dia itu ganteng Kya, apa tidak sedikitpun kau tertarik dengan pria itu?" Tanya Franda, tidak habis pikir kenapa Kyara bisa secuek itu.
"Biasa aja, pria seperti itu sangat mudah aku dapatkan," ujar Kyara enteng saja.
"Dih, kau terlalu percaya diri," cibir Franda.
"Kau tidak percaya?"
"Sekarang aku tantang, jika kau berani mencium Bara sekarang, aku percaya kalau kau memang bisa mendapatkan lelaki yang lebih dari Bara," ujar Franda, melipat tangannya diatas perut dan menatap Kyara dengan pandangan meremehkan.
Kyara lagi-lagi mengangkat alisnya, merasa tantangan itu cukup ekstrim juga. Mengingat sampai sekarang ia belum pernah mencium siapapun kecuali anggota keluarganya.
"Tidak, itu konyol sekali. Aku tidak mau," tolak Kyara.
"Fix, itu artinya kau memang tidak bisa mendapatkan pria yang lebih tampan dari Bara," ejek Franda mengulas senyum meremehkan.
Kyara mendengus sebal, ia paling tidak suka jika ada orang yang meremehkannya seperti itu.
"Siapa bilang? Kau ingin aku menciumnya agar kau percaya 'kan? Akan aku lakukan, lihat saja," kata Kyara mengangkat dagunya, seolah menunjukkan dia tidak takut apapun.
"Silahkan." Franda mempersilahkan saja, ia tahu jika temannya ini tidak suka diremehkan, jadi ia sengaja memberikan tantangan itu.
Kyara terdiam sesaat, ia memperhatikan Bara yang terlihat berbincang dengan salah satu orang. Kyara sempat menarik nafas panjang sebelum ia bangkit dari duduknya. Ia juga melihat Franda sekilas seolah mengatakan kalau ia siap memulai tantangan.
Dengan langkah anggun, Kyara berjalan menuju kearah Bara. Melewati jajaran tamu yang begitu banyak, tapi Kyara mengabaikan semuanya. Tujuannya hanya satu, yaitu Bara.
Semakin dekat langkah Kyara, semakin berdebar pula degupan jantungnya. Sumpah, ini hal tergila yang akan ia lakukan.
Satu kali demi harga diri, aku tidak mau Franda meremehkan ku meski saat ini lututku gemetaran. Tuhan, tolong selamatkan aku.
"Ya projects kali ini sangat bagus, aku senang dengan kinerja kontraktornya yang sangat efisien. Semoga kedepannya bisa lebih baik lagi," ucap Bara menganggukkan kepalanya saat berbincang dengan salah satu koleganya.
Di pesta seperti ini juga menjadi ladang para pebisnis untuk mencari umpan besar. Bara cukup menikmati pestanya karena ia akan membawa peluang besar untuk bisnisnya.
"Bara ...,"
Saat ia sedang sibuk mendengarkan koleganya berbicara, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya dari belakang, membuat pria itu segera menoleh.
Cup
Bara seketika membulatkan matanya syok karena ada seorang wanita yang mencium bibirnya. Hanya sekilas tapi benar-benar membuat Bara syok, bahkan para tamu yang melihat hal itu ikut syok.
Kyara memejamkan matanya rapat-rapat saat mencium bibir Bara. Sedetik kemudian ia menyesali kebodohannya itu dan tidak berani mengangkat wajahnya untuk sekedar melihat Bara.
"I'm sorry ..." bisik Kyara menundukkan wajahnya dan langsung pergi begitu saja melewati bisik-bisik pedas para tamu undangan yang melihat kejadian mengejutkan tadi.
Bara sendiri masih mematung ditempatnya, wajahnya tampak memerah, entah marah atau kenapa, ia hanya menatap lurus punggung Kyara yang main pergi begitu saja setelah dengan seenaknya mencium bibirnya.
"Tuan, apa Anda baik-baik saja?" Tanya Alex asisten Bara, pria itu takut mood bosnya akan langsung rusak karena tingkah wanita tidak jelas tadi.
"Cari tahu tentang wanita itu," perintah Bara dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia juga segera meninggalkan tempat pesta itu, moodnya benar-benar langsung berantakan, karena baru kali ini ada wanita yang dengan lancang mencium bibirnya dan pergi begitu saja.
*******
"Astaga, Kyara bo doh! Bodoh banget, arghhhhhhhh, apa yang sudah aku lakukan!"
"First kiss, oh kenapa aku harus memberikannya pada pria itu."
Kyara tidak henti mengutuk dirinya sendiri setelah menyadari kebodohan yang baru saja dilakukannya. Beginilah kalau hidup hanya mengikuti egonya saja, ia ingin mempertahankan harga diri, entah menjatuhkan harga dirinya.
"Ara, kenapa belum tidur juga?"
Kyara tersentak saat mendengar suara Kakaknya Rania yang tiba-tiba memasuki kamar. Ya, Kyara memang sudah pulang kerumahnya setelah kejadian memalukan tadi.
"Kak Nia, aku malu banget Kak hari ini." Kyara langsung memeluk Kakaknya, mengadukan semua yang terjadi malam ini pada Kakak tersayangnya.
"Astaga, hahaha, jadi kau benar-benar menciumnya?" Rania justru tertawa mendengar cerita Adiknya, memang Adiknya ini polos sekali, pikirnya.
"Iya Kak, aku malu banget, gimana dong? Jangan-jangan pria itu akan mencariku?" kata Kyara merengek dengan suaranya yang manja.
"Bukannya kau bilang dia tidak melihat wajahmu dengan jelas? Bisa jadi dia juga tidak tahu tentang kau Ara," ujar Rania menenangkan.
"Aku juga tidak tahu pasti, tapi sudahlah, jangan membahasnya. Sekarang waktunya bahas tentang Kakak," ucap Kyara kini berubah serius menatap Kakaknya.
"Tentang aku?"
"Ya, aku dengar, Kakak akan dijodohkan."
Happy Reading.
TBC.
Hay everyone, balik lagi ke cerita Virzha ya ...
Kali ini author bawa cerita collab lagi nih, with bestaii aku author Rya Kurniawan.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya guys.
"Apa kau sudah mendapatkannya?"
Bara datang ke kantornya dengan wajah yang sama sekali tidak ramah. Semalaman ia terus kepikiran dengan wanita yang sudah berani menciumnya dan pergi begitu saja. Ini aneh, sebelumnya ia tidak pernah perduli dengan para wanita itu, bahkan ia selalu tidak ingin ingat dengan para wanita yang pernah menjadi teman kencannya, atau lebih tepatnya menjadi teman ranjang Bara.
"Ya Tuan, saya sudah membawa data-datanya," sahut Alex tanpa basa-basi, tahu jika atasannya tersebut sedang menunggu jawabannya.
Bara mengangguk singkat, ia berjalan cepat menuju ruangannya, mengabaikan sapaan para karyawannya. Bara sudah terbiasa seperti ini, para karyawan itu juga memakluminya, mengingat Bara memanglah sangat dingin orangnya.
Sesampainya diruangan, Bara meminta kepada Alex data-data Kyara. Ia membacanya dengan seksama seolah tidak ingin terlewat secuil informasi.
"Dia masih kuliah?" Bara mengangkat alisnya saat melihat data tentang Kyara.
"Benar, namanya Kyara Valencia, putri kedua dari keluarga Nugraha. Masih menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Xxxx," jelas Alex.
Bara mengangguk-angguk, ia terus membaca data-data tentang Kyara itu, sampai ia menemukan sebuah foto Kyara yang tidak sengaja diambil anak buahnya. Difoto itu Kyara terlihat polos dan sangat natural, hanya melihat fotonya saja entah kenapa membuat darah Bara berdesir.
"Aku harus mendapatkan wanita ini," batin Bara mendadak dipenuhi oleh obsesi gila yang begitu menggebu-gebu. Yaitu keinginan memiliki Kyara.
"Apa ini yang kau bilang sibuk Tuan Bara?"
Bara tersentak tatkala mendengar seorang pria yang cukup renta, ia mengangkat wajahnya dengan cepat hingga ia melihat sosok Kakeknya yang berdiri diambang pintu ruangannya.
"Kakek? Kenapa Kakek datang kesini?" Bara langsung bangkit, menyambut satu-satunya keluarga yang masih tersisa di dunia ini.
"Dasar, apa maksudmu kau ingin Kakek tua ini cepat mati?" timpal Hardi, Kakek Bara.
"Iya, tapi sayangnya Kakek tidak mati-mati," sahut Bara sekenanya, sudah bosan jika Kakeknya berkata seperti itu, padahal sejujurnya Bara sangatlah menyayanginya Kakeknya.
"Dasar cucu kurang ajar, teruskan saja kelakuanmu yang tidak mau menikah sampai tua, biarkan Kakek mati perlahan-lahan melihatmu tidak menikah selamanya," sergah Hardi melirik cucunya dengan sinis.
Bara mengangkat bahunya acuh, menang tidak ada niat didalam dirinya untuk menikah. Toh, menikah dan tidak sama saja, ia masih bisa merasakan lubang wanita mana saja yang ia mau tanpa menikah.
"Terus saja kau seperti itu, terkena penyakit baru tahu rasa," ketus Hardi seolah bisa membaca pikiran Bara.
"Sudahlah Kek, katakan saja apa yang ingin Kakek katakan? Sekarang wanita mana lagi yang harus aku nikahi?" Kata Bara sudah malas berbasa-basi lagi, jika Kakeknya datang, tentunya hanya akan memaksanya menikah.
"Bagus kalau kau sudah tahu. Kali ini Kakek berani menjamin kalau kau tidak akan menolak. Dia wanita yang sangat cantik Bara, dia juga cerdas, kau tidak akan rugi menikah dengannya," ucap Hardi begitu semangat tapi Bara sama sekali tidak menunjukkan minatnya.
"Dia juga dari keluarga berada, Nugraha Group, kau tahu? Dia salah satu anak dari pemilik perusahaan itu. Pokoknya Kakek yakin kau-"
"Nugraha Group?" Seketika otak cerdas Bara langsung bereaksi mendengar nama itu.
"Iya, kantornya juga berkembang sangat pesat bukan? Kakek yakin jika kau menikah dengan anaknya, perusahaanmu juga akan semakin maju," ujar Hardi lagi, mencoba membujuk Bara dengan menggunakan bisnis, karena ia tahu Bara sangat suka dengan pekerjaannya.
Bara terdiam, wajahnya tampak berpikir sangat keras. Sedetik kemudian ia menyeringai, merasa saat ini mungkin Tuhan memberikannya jalan untuk mendapatkan wanita yang sedang memenuhi otaknya.
"Kalau kau belum setuju, Kakek akan mengatur pertemuan mu dengan-"
"Aku setuju, tentukan saja waktunya kapan. Aku akan menikahi wanita itu," tukas Bara langsung menyela begitu saja sebelum Kakeknya menyelesaikan ucapannya.
"Kau serius Bara? Kau setuju menikah?" Hardi justru sangat syok, biasanya Bara selalu menolak saat ingin dijodohkan, tapi kali ini kenapa dengan mudah menyetujui permintaannya untuk menikah?
"Ya, Kakek atur saja waktunya kapan. Aku akan menikahi wanita itu, lebih cepat lebih baik," ujar Bara mengulas senyum tipisnya yang membuat Hardi semakin syok.
Namun, Hardi tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia langsung saja menghubungi keluarga calon besannya untuk mengatakan kalau cucunya yang berandal itu sudah siap menikah.
******
Dua Minggu berlalu dengan sangat cepat, di kediaman Nugraha terlihat beberapa orang sibuk memasak banyak makanan karena akan kedatangan tamu istimewa. Rania juga tampak sibuk membantu di dapur untuk menyiapkan beberapa makanan.
"Nia, sudah, sebaiknya kau bersikap saja. Sebentar lagi calon suamimu akan datang. Biarkan Ibu menyelesaikan ini, panggil juga adikmu, apa dia mau tidur terus?" tegur Sandra Mamanya Rania dan Kyara.
"Baiklah, Ma. Aku akan memanggil Kya dulu," sahut Rania tanpa membantah sama sekali. Ia memang anak yang sangat penurut, jadi saat kedua orang tuanya mengatakan akan menjodohkannya dengan pria asing, Rania menurut saja.
Berbeda dengan Kyara yang sedikit bandel dan tidak bisa diatur. Wanita itu sering mendebat keinginan orang tuanya yang terkandung menurutnya tidak realistis. Ia lebih suka hidup dengan kemauannya sendiri, tanpa ada yang mengatur.
"Kya, ayo bangun. Mama memanggilmu, kenapa kau selalu saja tidur," ujar Rania menggoyangkan tubuh Adiknya agar wanita itu bangun.
"Astaga Kak, ada apa sih? Aku capek banget," sahut Kyara menguap malas, rasanya ia baru saja tertidur, tapi sekarang sudah dibangunkan.
"Bangun, cepatlah bersiap. Hari ini keluarga mereka akan datang, Mama meminta kau bersiap," ujar Rania memberitahukan.
"Oh my, Kak Nia benar-benar akan menikah dengan pria asing itu? Kenapa Kakak langsung setuju? Bagaimana kalau pria itu adalah pria tua yang memiliki banyak istri?" Kyara menepuk dahinya tidak percaya jika Kakaknya ini akan menyetujui perjodohan konyol itu.
"Sudahlah, Papa dan Mama pasti ingin yang terbaik untuk kita berdua. Kakak keluar dulu, ingat kau harus bersiap," kata Rania lagi sebelum benar-benar pergi dari kamar Adiknya.
Kyara memutar bola matanya malas, ia heran kenapa Kakaknya itu begitu penurut. Menurutnya Kakaknya malah terlalu baik dan menurut kepada orang tua mereka.
"Kita sudah hidup di jaman modern, tapi bisa-bisanya masih ada perjodohan," gumam Kyara sebal sendiri rasanya.
"Hah, tapi biarlah, aku hanya bisa berharap kalau pria yang menikahi Kak Nia adalah pria baik-baik dan mau mencintainya dengan tulus," ucap Kyara lirih, benar-benar sangat berharap jika jodoh Kakaknya adalah pria yang mencintai Kakaknya dengan tulus.
Kyara sangat menyayangi Kakaknya, dan ia tidak akan sanggup jika harus melihat Kakaknya itu bersedih nantinya. Jadi, Kyara sangatlah berharap jodoh pilihan orang tuanya ini tepat untuk Kakaknya.
Happy Reading.
TBC.
Sesuai perintah sang Ibu, kini Rania sedang bersiap-siap karena sebentar lagi tamu istimewa di keluarga mereka akan datang, yaitu calon suami beserta kakeknya itu. Rania begitu anggun menggunakan dress selutut dengan rambut tergerai panjang dan make-up tipis ala korea yang selalu menjadi andalannya, membuatnya begitu cantik dan siapapun pria yang melihatnya akan merasa tertarik.
Akan tetapi tidak dengan Kyara, karena sifatnya yang sedikit bandel membuatnya saat ini pun masih tetap berguling-guling di kasurnya, sangat enggan untuk bangun meskipun sudah beberapa kali sang ibu membangunkan setelah Kakaknya tadi. Bahkan sampai saat ini ia belum juga mandi dan masih menggunakan piyama yang dikenakannya tadi malam. Karena memang hari ini tidak ada jadwal kuliah, sehingga ia pun tidak pergi ke kampus dan membuatnya malas untuk mandi.
******
Siang hari pun telah tiba, dimana 2 keluarga akan bertemu untuk membahas perjodohan cucu dan anak mereka. Mereka memang sengaja mengatur waktu siang hari untuk sekaligus makan siang di kediaman Nugraha. Tentu saja hal tersebut menjadi suatu kehormatan bagi keluarga dari pihak laki-laki karena telah mendapatkan undangan makan siang tersebut dari calon besannya.
Tidak berapa lama kemudian, calon suami dan juga orang tua yang mendampinginya itu pun telah tiba. Nugraha beserta istri dan anaknya pun segera menyambutnya. Tetapi tidak dengan Kyara yang sampai sekarang belum terlihat batang hidungnya.
Rania yang pertama kali melihat Bara, sangat terpesona melihat ketampanan pria yang ada di depan matanya saat ini, tetapi tidak dengan Bara yang terlihat cuek dan malah celingak-celinguk seperti mencari seseorang.
"Selamat datang di kediaman keluarga kami Tuan Hardi," ucap Nugraha.
"Terima kasih banyak Tuan Nugraha," ucap Hardi mengulurkan tangannya untuk saling berjabat tangan.
Setelah itu langsung saja Hardi dan Bara dipersilahkan untuk masuk dan langsung menuju ke ruang keluarga, sebelum menikmati makan siang bersama.
"Perkenalkan ini cucu saya, Bara dan dialah yang akan dijodohkan dengan anak Tuan dan Nyonya Nugraha," ucap Hardi.
"Oh iya, ternyata tampan sekali ya, pastinya sangat cocok jika dijodohkan dengan Rania. Ini adalah Rania anak saya," ucap Sandra, memperkenalkan anak sulungnya yang di saat itu langsung saja memberikan senyuman yang mengambang.
"Apa? Jadi Rania ini yang akan dijodohkan denganku?" Tanya Bara yang terlihat syok. Tentu saja harapannya bukan Rania, tetapi wanita lain yang telah berhasil membuatnya penasaran.
"Bara, ada apa denganmu? Kenapa sepertinya kau begitu terkejut saat mengetahui jika Rania ini adalah wanita yang dijodohkan denganmu? Bukankah Rania ini adalah wanita yang cantik, dia juga cerdas seperti yang Kakek katakan. Kau juga sudah setuju 'kan akan segera menikahinya, jadi jangan membuat malu Kakek," kata Hardi mengingatkan.
"Iya Nak Bara, apakah menurutmu anak Tante ini tidak cantik dan tidak cocok untukmu?" Tanya Sandra yang merasa tersinggung.
"Bu-bukan seperti itu Tante, aku hanya ..." Bara menghentikan ucapannya sejenak dan berpikir begitu keras. "Setahuku bukankah keluarga Nugraha memiliki dua Putri? Lalu dimana satunya lagi?" Tanya Bara.
"Oh maksudmu Kyara? Kyara adalah Adikku, sepertinya dia masih bersiap-siap dikamarnya," sahut Rania asal. Untungnya Rania adalah gadis yang sangat baik dan pengertian, sehingga ia sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan Bara tadi.
"Memang benar saya memiliki dua putri. Anak sulung saya Rania, dia bekerja di perusahaan saya sendiri. Sedangkan anak bungsu saya Kyara masih berkuliah," ucap Nugraha.
"Nia, sebaiknya sekarang panggil Adikmu!" Titahnya.
"Tidak perlu dipanggil, aku sudah berada di sini," ucap seorang wanita yang saat ini sudah berdiri di bawah tangga.
Kini semua pandangan mata pun tertuju pada sosok wanita muda dengan rambut yang dikuncir sembarangan, serta menggunakan piyama.
"Ya ampun Kya, kenapa kau bisa berpenampilan seperti itu?" tegur Sandra yang langsung saja menghampiri anak bungsunya itu.
"Memangnya kenapa Ma? Lagipula ini 'kan tamu penting untuk Mama, Papa dan Kak Nia, bukan Untukku," ucap Kyara yang belum menyadari siapa tamu yang datang.
"Cepat ganti baju, jangan membuat malu keluarga ini!" Titah Sandra yang menatap tajam.
Kyara hanya memutar bola matanya malas, ia lalu mengedarkan pandangannya hingga ia dibuat sangat terkejut melihat pria yang tak asing baginya. Lalu Bara pun tersenyum terhadap Kyara, sedangkan Kyara masih tampak syok dengan membelalakkan matanya.
"Aku akan ganti baju sekarang." Kyara buru-buru berlari ke lantai atas menuju ke kamarnya. Padahal itu hanya sebagai alasan untuknya menghindari Bara.
"Ternyata selain ceroboh, wanita itu juga unik. Oke tidak masalah jika aku harus menikahi kakaknya, bisa masuk ke keluarga ini saja menurutku adalah awal yang bagus untukku mendapatkan Kyara," batin Bara yang mengulas senyum tipis.
Sedangkan Kyara yang sudah berada di dalam kamar itu masih terlihat sangat syok, karena tidak menyangka akan bertemu lagi dengan pria yang saat itu pernah mendapatkan first kiss darinya karena sebuah tantangan.
"Sial! Mimpi apa aku ini? Kenapa pria itu yang harus menikah dengan Kak Nia," umpat Kyara mondar-mandir cemas dikamarnya. Ia bingung dan takut jika Kakaknya akan mengetahui jika Bara merupakan pria yang telah diciumnya waktu itu.
******
Sebulan telah berlalu, Bara dan Rania sudah duduk sejajar untuk melangsungkan acara sakral yang akan mengikat keduanya. Sebuah altar megah yang berada disebuah ballroom sebuah hotel bintang lima itu menjadi saksi dimana kedua anak manusia itu akan melangsungkan pernikahan.
Keduanya terlihat begitu cantik dan tampan bagai pasangan ratu dan raja yang membuat siapapun melihatnya akan merasakan iri, benar-benar pasangan yang sangat sempurna.
Akan tetapi bukan hanya Rania saja, Kyara juga terlihat sangat anggun menggunakan gaun berwarna putih, senada dengan yang digunakan oleh kedua calon mempelai dan keluarga. Tentu saja Kyara ingin berpenampilan spesial di hari bahagia Kakaknya itu. Bahkan kecantikannya bisa membuat orang salah menganggap jika Kyara lah calon pengantin wanita.
Bara sendiri merasa terpesona dengan Kyara dan ingin segera untuk mendapati wanita tersebut, meskipun saat ini ia adalah calon Kakak ipar Kyara. Bahkan sepanjang acara pernikahan itu Bara tidak melepaskan tatapan matanya pada sosok Kyara, seolah disana hanya ada Kyara seorang.
Tidak berapa lama kemudian, acara pernikahan pun telah selesai. Rania dan Bara telah sah menjadi pasangan suami istri dan saat ini sedang melangsungkan acara resepsi.
"Selamat ya Kak Nia atas pernikahan kalian, aku harap pria ini benar-benar bisa menjadi suamimu yang baik. Meskipun kalian berdua di jodohkan, tapi sering berjalannya waktu kalian bisa saling mencintai dan hubungan kalian langgeng sampai maut memisahkan. Hanya itu yang aku inginkan Kak," ucap Kyara lalu memeluk kakaknya sejenak, matanya terlihat berkaca-kaca karena akhirnya Kakaknya menikah juga.
"Terimakasih ya Kya, atas ucapan dan doanya. Mudah-mudahan suatu saat nanti kau juga akan mendapatkan jodoh yang baik," ucap Rania, ikut mendoakan yang baik untuk adiknya.
"Tentu saja Kak, tapi yang jelas aku ingin menyiapkan kuliahku dulu dan bekerja. Baru setelah itu nantinya aku akan memikirkan jodoh dan tentunya aku juga tidak mau dijodohkan dengan pria asing seperti Kakak," ucap Kyara yang hanya ditanggapi senyuman saja oleh sang kakak.
Setelah itu Kyara pun beralih kepada Bara, "Selamat untuk pernikahan kalian, aku harap kau tidak akan mengatakan kepada Kak Rania tentang apa yang terjadi waktu itu," bisik Kyara tepat di samping telinga kakak iparnya.
Bara mengulas senyum tipisnya, ia menarik tangan Kyara hingga mereka berpelukan membuat Kyara sendiri begitu syok.
"Aku anggap ini sebuah ancaman, tapi sekarang aku kembalikan lagi ancamanmu Nona Ceroboh. Dan aku rasa kau perlu satu hal, jika pria asing yang menikahi kakakmu ini sebenarnya hanya ingin lebih dekat denganmu. Aku penasaran dengan wanita yang saat itu sudah nekat mencium pria asing di depan umum," ucap Bara yang membuat Kyara sangat terkejut mendengarnya.
Happy reading.
TBC.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!