Bara tampak risau sambil terus memandangi jam tangannya. Sudah waktunya jam istirahat dan yang ia tahu bahwa Kyara saat ini sudah tidak memiliki jadwal kuliah, akan tetapi wanita yang sedang ditunggunya itu sampai saat ini belum juga tiba. Bahkan saat ia mencoba untuk menghubungi Kyara beberapa kali tetapi ponselnya itu malah tidak aktif, membuat Bara begitu kesal.
"Berani sekali kau bermain-main denganku gadis kecil. Kau benar-benar sama sekali tidak takut denganku, lihat saja aku pasti aku akan memberikanmu hukuman yang lebih dari sebelumnya, agar kau tidak lagi membangkang," umpat Bara me re mas ponsel ditangannya dengan begitu kuat.
"Tuan, Anda mau kemana?" Tanya Alex saat melihat bos-nya itu beranjak dari kursi kebesarannya dan hendak pergi. Sementara Alex baru saja masuk ke ruangan tersebut.
"Aku ada urusan," jawab Bara ketus.
"Tapi Tuan sebentar lagi Tuan ada meeting dengan klien penting," timpal Alex.
"Re Schedule, karena aku mempunyai urusan yang lebih penting dan tidak bisa ditunda," kata Bara sudah tidak mempedulikan apapun lagi, baginya Kyara yang lebih penting.
"Tapi Tuan, ini adalah meeting dengan klien penting yang selama ini Anda tunggu-tunggu. Beliau mempunyai jadwal yang sangat padat, bahkan sore ini beliau juga akan pergi kembali ke luar negeri. Jadi tidak tahu kapan kita akan mendapatkan kesempatan ini lagi Tuan. Tentunya kita juga akan mengecewakan beliau." Alex mencoba untuk mengingatkan.
"Brengsek! Untuk itulah kau aku bayar!" bentak Bara yang menatap tajam, hingga membuat Alex pun bungkam dan bergidik.
Lalu segera saja Bara pergi meninggalkan asistennya itu.
Tentu saja hal tersebut membuat Alex menjadi kelimpungan dan kebingungan, ia benar-benar tidak tahu kenapa akhir-akhir ini bos-nya itu sangat berubah. Bahkan masalah perusahaan yang baginya adalah segalanya, saat ini bisa ia kesampingkan hanya karena masalah lain.
******
"Kyara, ini kau minum dulu," tawar Saga yang memberikan sebotol minuman dingin untuk Kyara.
"Terimakasih Kak," ucap Kyara yang begitu senang menerimanya.
Ia benar-benar tidak menyangka jika di balik kehancuran hidupnya karena Bara, kini ia bisa memiliki setitik kebahagiaan bersama Saga, pria yang sudah lama dikaguminya itu. Setidaknya hal itu membuat Kyara bisa melupakan sejenak rasa sakit dihatinya karena Bara.
"Iya sama-sama, kita duduk di sana aja yuk," ajak Saga yang menunjuk sebuah kursi panjang tidak jauh dari mereka berdiri saat ini.
"Ternyata makanan dan minuman di bazar ini enak-enak juga ya Kak. Aku sudah lama tidak mengunjungi bazar seperti ini, terlebih lagi di sini juga ada bazar amal. Oh ya Kak terimakasih sekali lagi atas komik yang tadi kau berikan untukku," ucap Kyara.
"Iya, sama-sama Kya. Apakah kau senang pergi ke bazar ini?" Tanya Saga yang menatap Kyara dengan tatapan sulit diartikan.
"Ya tentu saja aku senang Kak, sangat-sangat menyenangkan Kak," jawab Kyara.
"Apalagi aku bisa pergi dan berduaan denganmu seperti ini Kak," batin Kyara yang membalas menatap Saga, hingga keduanya pun sama-sama tersadar dan mengalihkan pandangan mereka serta menjadi salah tingkah.
"Ehm … Kyara, nanti aku akan mengantarmu pulang ya," tawar Saga untuk mencairkan suasana.
"Boleh sih, tapi apa aku tidak merepotkanmu Kak?" Tanya Kyara yang merasa tidak enak, sudah diajak Saga jalan-jalan dan kini hendak diantar pulang juga.
"Tentu saja tidak Kya, aku senang bisa mengantarmu pulang," jawab Saga apa adanya lalu tersenyum untuk Kyara, lagi-lagi membuat jantung Kyara merasa berdetak tak karuan.
"Please Kak, jangan tersenyum seperti itu terus terhadapku. Lama-lama jantungku ini bisa copot," batin Kyara.
"Kau kenapa Kya? Apa kau mengantuk?" Tanya Saga yang melihat Kyara yang tiba-tiba memejamkan matanya, sehingga membuat Kyara pun langsung membuka matanya lebar-lebar.
"Oh tidak kok Kak, aku tadi sedang menikmati angin berhembus saja," jawab Kyara asal, padahal ia sedang menetralisir perasaannya saat ini.
"Ya sudah, sekarang kau mau pulang atau kita jalan-jalan lagi?" Tanya Saga yang sebenarnya masih sangat ingin berduaan dengan Kyara, akan tetapi ia juga tidak mau membuat wanita itu kelelahan.
"Lebih baik kita pulang saja Kak," jawab Kyara mengingat jika saat ini kakaknya hanya sendiri di rumah, pastinya Rania akan merasa sangat bosan dan membutuhkan teman.
"Ya sudah, ayo kita pulang," ucap Saga menyetujuinya.
******
"Jadi itu pria yang sudah membuat kau menolak permintaanku."
Baru saja melangkahkan kakinya ke dalam rumah, Kyara sudah dibuat terkejut karena mendengar suara yang tak asing baginya. Siapa lagi kalau bukan Bara yang saat ini berada di dalam rumah dan duduk menunggunya di ruang tamu, sembari menghisap rokok dan menatap ke arahnya.
"Ba-Bara, kenapa kau bisa ada di rumah?" Tanya Kyara gugup.
"Memangnya kenapa? Kelihatannya kau sangat tidak menyukai kehadiranku di sini. Kau lupa jika ini adalah rumahku, jadi aku mau ada dimanapun itu urusanku," timpal Bara yang kini pun beranjak dari tempat duduknya dan mendekati Kyara.
"Jangan mendekat atau aku akan teriak dan Kak Rania akan mendengarnya," sergah Kyara yang memberi gestur agar Bara menjauh.
Akan tetapi bukannya menjauh, Bara malah terlihat tersenyum sinis dan semakin mendekatinya.
"Akh, lepaskan tanganku Bara!" Teriak Kyara yang merasa kesakitan, karena Bara mencekal erat tangannya.
Tak hanya sampai di situ saja, kini Bara mendorong tubuh Kyara dengan kasar hingga menyentuh dinding, lalu menatapnya dengan tajam seperti harimau lapar yang hendak menerkam mangsanya.
"Bara, kau mau apa? Tolong lepaskan aku Bara. Ini di rumah, ada Kak Rania. Bagaimana jika Kak Rania melihatnya, hatinya pasti akan sangat hancur." Kyara terus saja memohon, ia merasa bergidik di saat Bara mulai mengendus-endus ke lehernya.
Bahkan Bara sendiri dapat melihat jika saat ini Kyara merasa sangat ketakutan. Kyara tidak mau menghancurkan hati kakak yang disayanginya.
"Menjauh dariku Bara!" Kyara kembali berteriak sembari berusaha untuk memberontak, akan tetapi seperti biasa tenaganya sama sekali tidak bisa untuk melawan.
"Berteriak saja sekeras apapun, tidak akan ada yang mendengarnya," hardik Bara.
"Apa maksudmu? Dimana Kak Rania?" Tanya Kyara yang menatap tak kalah tajamnya.
"Kau tidak perlu tahu. Yang harus kau tahu Rania saat ini sedang tidak ada di rumah, dan itu artinya di rumah ini sedang tidak ada siapa-siapa kecuali kita berdua, jadi jangan harap akan ada yang menolongku kali ini," ucap Bara yang langsung saja menarik tangan Kyara, entah mau membawanya kemana.
Bara bisa saja melakukan apapun yang ia inginkan di setiap sudut rumahnya, akan tetapi ia tidak mau jika nantinya Rania tiba-tiba pulang dan akan mengetahui perbuatan be jatnya itu. Meskipun Kyara berteriak meminta dilepaskan, tetapi Bara sama sekali tak peduli. Bahkan ia membopong tubuh Kayla bak karung beras.
Hingga saat ini mereka telah tiba di kamar tamu yang terdapat di lantai bawah. Setelah mengunci pintu, Kini Bara pun menghempaskan tubuh Kyara ke atas kasur.
"Bara, apalagi yang mau kau lakukan padaku!" Kyara beringsut menjauh, tidak bisa membayangkan jika Bara hendak menjamahnya lagi. Miliknya masih terasa sangat sakit, pastinya akan semakin terluka jika disentuh.
"Kau masih bertanya? Sudah pasti aku ingin bermain kuda-kudaan denganmu Sayang. Aku ingin memberikanmu hukuman agar kau tidak berani mengabaikanku atau dekat dengan pria lain. Kau itu hanya milikku!" Ucap Bara yang kini pun sudah berada di atas tubuh Kyara dan menciumi lehernya itu.
"Stop Bara, aku mohon. Apa kau tidak puas dengan apa yang sudah kau lakukan tadi malam? Bahkan tubuhku masih terasa sangat sakit, tolong kasihani aku Bara," pinta Kyara yang lagi-lagi terpaksa memohon kepada pria yang sama sekali tak mempunyai hati.
"Ternyata kau pandai juga memohon. Kau takut? Tapi kenapa kau selalu saja membangkang Kyara? Kau tidak menuruti keinginanku, bahkan dengan beraninya kau jalan dengan pria lain. Kau itu sama sekali tidak mempan diancam dengan ucapan, bahkan sudah aku beri hukuman berkali-kali saja ternyata tak membuatmu mengerti," ucap Bara langsung merobek baju kyara, sehingga memperlihatkan dua benda padat yang menyembul keluar.
Setelah memandangnya sejenak, kini Bara menyesapnya dengan penuh nafsu dan brutal, tak perduli disaat Kayla terus saja memberontak memintanya untuk berhenti.
"Lepaskan aku Bara, jangan lakukan ini!" Teriak Kyara.
Bara menutup telinganya rapat-rapat seolah tuli, yang ada di dalam otaknya saat ini hanyalah nafsu yang menggebu dan kemarahan yang memuncak jika mengingat bagaimana Kyara tersenyum begitu ceria bersama pria lain.
"Aku harus membersihkan bekas pria sialan itu!" umpat Bara sama seperti sebelum-sebelumnya, menciumi tubuh Kyara dengan penuh nafsu, kali ini bahkan ia tidak segan mengigit kecil beberapa bagian tubuh itu.
"Bara ... sakit ..." lirih Kyara memukul-mukul punggung Bara agar melepaskannya, kali ini Kyara sangat takut jika Bara akan melakukan hal kasar lagi padanya.
Ting … tung …
Bara tidak peduli, ia tetap melanjutkan tingkahnya. Hingga di saat Bara ingin melanjutkan semuanya ke hal yang lebih, terdengar suara bel pintu yang membuat Bara dan Kyara sama-sama terkejut.
Happy Reading.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Afternoon Honey
lah jadi budak nafsu dong kyara jadinya 😣
2023-09-18
1
miyura
lanjut ajalah..
2023-05-08
3
Sindi Cahyani
nah hayo bara istrimu dteng
2023-05-08
1