Rania cukup terkejut melihat suami dan adiknya berperilaku seperti itu, akan tetapi ia pun berusaha untuk bersikap biasa saja, mungkin karena bentuk rasa Peduli antara adik dan kakak ipar, itulah yang ada dipikiran Rania, lagipula sebuah pelukan selamat untuk pernikahan sudah menjadi hal yang wajar.
Sementara Kyara sendiri langsung saja cepat-cepat melepaskan pelukan tersebut. "Aku duluan Kak," pamit Kyara terlihat menjadi salah tingkah dan menjauh dari kedua pasangan pengantin itu.
Bara menarik sudut bibirnya melihat kegugupan Kyara, sepertinya hari-harinya akan menjadi sangat menarik nantinya, pikir Bara.
Detik berganti menit, menit berganti jam dan tidak terasa malam pun telah menghampiri. Acara resepsi pernikahan akhirnya selesai dengan begitu meriah yang dihadiri oleh keluarga besar, sahabat dan tamu penting termasuk partner bisnis dari dua keluarga tersebut.
Para tamu undangan juga sudah berangsur pergi meninggalkan lokasi acara dan kini tersisa keluarga inti saja, yaitu kedua orang tua Rania dan Kyara, Kyara beserta kakek Bara yang akan menginap di hotel. Tentunya Bara juga sudah memesankan kamar untuk mereka semua agar bisa segera beristirahat.
****
Beberapa saat kemudian seluruh keluarga pun telah masuk ke dalam kamar masing-masing untuk segera membersihkan diri dan mengistirahatkan tubuh yang terasa begitu lelah. Begitu juga dengan pasangan suami istri yang baru saja menikah.
Saat hendak membuka gaunnya, terlihat Rania yang sedang kesulitan untuk membuka resleting gaunnya tersebut. Sehingga muncul ide untuk meminta bantuan Bara yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Mas, apa kau bisa menolongku membuka resleting ini?" Tanya Rania sembari menunjuk resleting yang menutupi punggungnya.
"Mas? Jangan memanggilku dengan sebutan itu, aku tidak menyukainya," sergah Bara.
"Oke Bara, apa kau bisa menolongku?" Rania kembali meminta tolong kepada suaminya itu.
"Apa kau tidak bisa melihatku sedang sibuk dan apa kau tidak bisa membukanya sendiri?" Hardik Bara dengan suara meninggi, sehingga membuat Rania pun merasa terkejut. Tetapi ia tetap berpikir positif, mungkin karena Bara lelah setelah melewati acara hari ini.
"Jika bisa, aku tidak akan meminta bantuanmu," sahut Rania.
Bara memutar bola matanya malas, meksipun enggan, ia tetap mendekati istri yang tak diinginkannya itu, lalu membuka resleting tanpa melihat ke arah punggung putih mulus milik Rania, ia memilih mengalihkan pandangannya ke arah langit-langit kamar hotel.
"Sudah," ucap Bara dingin dan ketus, ia juga langsung saja pergi meninggalkan Rania dengan sikap dinginnya itu.
"Terimakasih," ucap Rania seraya bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah selesai dan masih menggunakan kimono yang menutupi tubuhnya, Rania pun terlihat malu-malu melangkahkan kaki melewati Bara meskipun suaminya itu terlihat sangat cuek. Tanpa memperhatikan Rania sedikitpun, kini Bara yang bergantian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Hanya dalam waktu 10 menit saja, kini Bara tampak sudah selesai mandi dengan handuk yang terlilit di pinggangnya, serta mengibas-ngibaskan rambutnya yang masih terlihat sangat basah.
Di saat itu ia sangat terkejut melihat Rania yang sudah berdandan begitu cantik serta mengenakan baju haram yang begitu tipis, sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya dan duduk di atas tempat tidur seakan menggodanya.
"Kenapa kau berpakaian seperti itu?" tegur Bara terlihat sangat tidak suka sekali dengan apa yang dilakukan Rania.
"Memangnya kenapa? Apa salahnya jika aku berpakaian seperti ini untuk suamiku?" sahut Rania.
"Aku tidak suka melihatmu memakai pakaian seperti itu di hadapanku. Sekarang juga aku akan masuk kembali kamar mandi, jika aku keluar aku ingin kau sudah mengganti pakaian itu!" Bentak Bara, segera mengambil pakaiannya dan kembali masuk ke kamar mandi.
Tidak lama kemudian, Bara keluar dari kamar mandi dan melihat Rania yang masih saja tetap menggunakan pakaian itu, sehingga membuat emosi Bara kian memuncak.
"Sudah aku katakan, ganti pakaian itu. Kenapa kau tidak mendengarkanku hah!" Lagi-lagi Bara membentak Rania tanpa memikirkan sedikitpun perasaan istrinya saat ini.
"Memangnya kenapa Bara? Kita adalah pasangan yang baru saja menikah. Bukankah wajar jika aku menggunakan pakaian ini di malam pengantin kita," ujar Rania.
Rania sengaja berdandan secantik mungkin dalam waktu secepat kilat, karena ia yakin jika malam ini akan melakukan malam pertama bersama suaminya itu. Meskipun mereka menikah tanpa rasa cinta sedikitpun, tetapi bagaimanapun juga mereka telah sah menjadi pasangan suami istri.
"Kita memang suami istri, tapi kau jangan merasa senang dulu Rania, apalagi bermimpi untuk melakukan malam pertama bersamaku. Karena aku sama sekali tidak tertarik denganmu," ucap Bara yang rasanya begitu menyakitkan bagi Rania.
Ia tak menyangka jika sifat asli suaminya yang sangat buruk akan langsung terlihat di malam yang seharusnya menjadi malam pertama dan malam bahagia untuk mereka. Dengan menahan kesedihan di dalam hati, Rania pun langsung mengganti pakaiannya dengan setelan piyama lengan panjang.
"Sekarang kau sudah puas bukan? Sebenarnya apa yang kau inginkan? Bukankah kita sudah sepakat untuk menikah, tetapi kenapa kau terlihat begitu marah dan membenciku?" Tanya Rania yang rasanya sudah tidak sabar lagi untuk menghadapi sikap Bara.
"Pertanyaan yang bagus, sudah jelas aku menikahimu karena terpaksa. Semua hanya demi kakekku. Aku sama sekali tidak menginginkanmu apalagi pernikahan ini," ungkap Bara.
"Kenapa baru sekarang kau mengatakannya. Apa kau pikir ini juga keinginanku? Ini juga bukan keinginanku Bara, aku juga menikah karena keinginan orang tuaku. Kita berdua sama-sama dijodohkan," kata Rania yang membela diri.
"Baguslah jika seperti itu, jadi kau jangan pernah berharap jika hubungan kita akan menjadi seperti suami istri pada umumnya. Kita hanya perlu bersandiwara untuk membahagiakan Kakekku dan juga orang tuamu," ucap Bara tanpa perasaan sama sekali.
"Kenapa kita tidak mencoba mengembangkan hubungan ini Bara?" Rania masih tidak menyerah, meksipun hubungannya dengan Bara hanya dilandasi dengan rasa terpaksa, tapi tidak ada salahnya jika mereka mengembangkan hubungan itu.
Bara mendengus kecil, ia mendekati Rania dengan langkahnya yang lebar. "Aku rasa kau sudah cukup paham sampai disini dan aku tidak perlu menjelaskannya. Jika kau tidak menuruti keinginanku atau kau mengatakan hal ini kepada orang tuamu, maka kau harus siap untuk melihat hidup keluargamu akan hancur di tanganku. Kau sudah tahu bukan siapa aku? Akan sangat mudah bagiku, seperti membalikkan telapak tangan untuk menghancurkan bisnis keluargamu itu!" Ancam Bara, sehingga membuat Rania langsung saja menangis, hatinya begitu sedih mendapatkan kata-kata kasar dan ancaman dari suaminya sendiri.
"Kau tidak perlu mengeluarkan air mata itu, membuatku semakin muak melihatmu!" Kata Bara yang langsung saja keluar dari kamar dan menutup pintu secara kasar.
Rania menjatuhkan dirinya kelantai dan menangis sejadi-jadinya, sama sekali tidak menyangka jika malam pernikahannya dengan Bara, ia justru akan menerima kenyataan yang sangat menyakitkan.
Happy reading.
TBC.
Cast Visual_
Radeya Bara Prakasa_
Kyara Valencia_
Rania Veronica_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Hartaty
knp jg bara setuju menikah dgn Rania mesti nya langsung aja bilang mau dgn adiknya aja
2023-09-22
1
Tiwik Firdaus
sama2 cantik sih sebenarnya tapi masih cantik adiknya kyara
2023-09-18
1
Ibelmizzel
kyra kayak udah tua,Rania masih muda dan cantik.
2023-08-20
1