Licik Dan Menghanyutkan.

"Bagaimana apa kau sudah menanyakannya kepada Kyara?" Tanya Bara yang sudah tak sabar lagi mendengar jawaban dari Rania, karena sedari tadi istrinya itu hanya diam saja sepanjang perjalanan menuju ke rumah Bara.

"Soal itu aku minta maaf, Kya menolaknya," jawab Rania lirih, sangat takut jika Bara akan marah.

Chit …

Benar saja, Bara yang sangat murka mendengar jawaban itu, langsung mengerem mobilnya secara mendadak, yang membuat Rania begitu terkejut dan serasa jantungnya ingin copot.

"Apa? Kau tidak berhasil membujuk Adikmu untuk tinggal bersama kita? Kenapa kau sama sekali tidak berguna Rania. Bukankah Kakekku mengatakan jika kau adalah wanita yang pintar, tapi masalah seperti ini saja kau tidak bisa diandalkan!" Bentak Bara yang menatap Rania dengan tajam.

"Tapi aku sudah membujuknya Bara. Aku juga tidak bisa memaksa Kya untuk tinggal bersama kita. Kya beralasan tidak mau mengganggu, karena kita adalah pasangan yang baru saja menikah. Sudah seharusnya kita tinggal berdua agar terjalin chemistry dalam rumah tangga kita dan aku rasa apa yang dikatakan oleh Kya itu benar. Kita menikah karena dijodohkan, kita belum saling mengenal sebelumnya dan aku harap kita bisa membangun chemistry itu Bara," ucap Rania yang sebenarnya sangat ingin hubungannya dengan Bara bisa selayaknya pasangan suami istri pada umumnya.

"Ck, chemistry apa maksudmu? Sudah aku katakan jika aku sama sekali tidak menginginkanmu Rania. Aku hanya ingin Adikmu tinggal bersama kita. Kenapa kau tidak mengerti juga," kata Bara yang rasanya ingin menelan Rania saat itu juga.

"Tapi kenapa Bara? Kenapa kau sangat ingin Kya tinggal bersama kita dan waktu itu kau mengatakan jika kau menginginkan Kya, apakah kau menikahiku hanya karena untuk dekat dengan Adikku," ujar Rania yang membuat Bara pun terdiam.

Meskipun tebakan istrinya itu benar, tetapi bagi Bara belum saatnya untuk Rania tahu yang sebenarnya.

"Omong kosong apa itu? Apa kau pikir aku segila itu menginginkan wanita yang menjadi adik iparku sendiri? Terkadang pikiranmu terlalu naif, aku meminta Adikmu tinggal bersama kita karena aku tahu kuliahnya dekat dengan rumah kita. Aku hanya ingin membuatnya mudah saat berkuliah, kenapa kau malah menuduhku yang tidak-tidak?" Bara langsung mengelak dengan mengeluarkan seribu kata-kata palsu yang membuat Rania langsung bungkam.

Wanita polos seperti Rania tentu merasa tersentuh akan ucapan Bara, apalagi terdengar dari kata-kata Bara kalau pria itu memang hanya menginginkan yang terbaik Adiknya.

"Maafkan aku Bara, lain kali aku akan membujuk Kyara untuk tinggal bersama kita," tutur Rania dengan nada bersalahnya.

"Sudahlah lupakan, sepertinya diotakmu aku ini hanya pria yang buruk," ketus Bara, sengaja melakukan itu agar Rania merasa bersalah dan mau menuruti keinginannya tanpa rasa curiga sedikitpun.

Lalu ia pun kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tak peduli jika di saat itu Rania merasa ketakutan dan berteriak meminta Bara untuk menghentikannya.

Hingga tidak membutuhkan waktu lama, mereka telah tiba di sebuah bangunan mewah bak istana dengan halaman yang luas, juga terdapat taman di halamannya, yaitu rumah milik Bara.

Akan tetapi meskipun rumah tersebut sangat luas, terlihat sepi karena hanya terdapat 1 satpam dan 1 asisten Rumah Tangga di dalam rumah tersebut. Karena Bara memang tidak suka jika kehidupan pribadinya itu diketahui oleh orang lain.

Bahkan, ART yang berada di rumah itu pun hanya bertugas untuk membersihkan rumah dan memasak saja, setelah itu dia akan ditempatkan pada paviliun sebelah khusus untuk ART dan juga satpam yang merupakan suami ART itu sendiri. Sedangkan yang mengurus taman datang setiap hari dan juga langsung kembali ke kediamannya.

******

Kyara mengguling-gulingkan tubuhnya di atas kasur, meskipun saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 23.30, tetapi ia belum juga bisa memejamkan matanya.

Ia masih tak percaya dengan apa yang telah dialami dalam hidupnya saat ini, dirinya yang masih belia tetapi sudah merasakan hancurnya kehidupan karena diperkosa oleh kakak iparnya sendiri. Rasanya sudah tidak sanggup lagi untuk menjalani hidup ini, tetapi ia harus tetap kuat demi orang-orang yang menyayanginya.

Akan tetapi bukan hanya itu saja yang ada di dalama pikiran Kyara, melainkan tentang kakaknya. Ia tidak tahu bagaimana kehidupan Rania saat ini karena memiliki suami seperti Bara yang sudah tega mengkhianatinya di malam pengantin. Bagaimana jika Rania tahu? Pastinya kakaknya itu juga akan sangat hancur dan merasa kecewa terhadapnya. Dalam hatinya selalu berdoa, semoga Bara akan berubah dan mencintai Rania nantinya.

Ting …

Tiba-tiba ada sebuah pesan masuk pada ponsel Kyara. Ia pun langsung saja meraih ponsel yang diletakkannya di atas nakas dan langsung saja membaca pesan dari nomor yang tak dikenal.

"Temui aku besok jam 09.00 pagi di cafe X. Jika kau tidak datang, maka kau akan menyesal dengan apa yang akan aku lakukan terhadap kakakmu."

Kyara membelalakkan matanya, ia sangat terkejut mendapatkan pesan tersebut yang sudah pasti Bara lah pengirim pesan tersebut.

"Mau apalagi sih pria itu, jika aku tidak mengikutinya pasti Kak Nia yang akan menjadi korbannya," gumam Kyara yang merasa sangat khawatir.

******

Meskipun sangat enggan, tetapi demi keselamatan kakak yang sangat dicintainya, pada akhirnya Kyara pun pergi menuju ke cafe yang sudah ditentukan oleh Bara.

Setibanya di sana, ia melihat Bara yang saat itu sudah menunggunya di salah satu tempat yang yang sudah ia beritahu sebelumnya. Dengan langkah ragu Kyara berjalan mendekati Bara hingga kini ia telah berada di depan pria tersebut.

"Hai Sayang, akhirnya kau datang juga. Aku pikir kau sudah tidak menyayangi kakakmu itu lagi," ucap Bara tersenyum smirk.

"Apa maumu Bara? Kau tidak bisa mengancamku terus-menerus seperti ini. Kau sudah menghancurkan hidupku dan sekarang kau mau apa lagi, hah?" Tanya Kyara yang menatap penuh emosi.

"Hust … jangan berisik. Apa kau tidak malu jika orang di sekitar akan mendengar dan mengetahui tentang hubungan kita," kata Bara. sembari menghisap rokok yang menjadi kebiasaannya.

Kyara mengeratkan giginya karena menahan emosi, lalu ia pun duduk meskipun rasanya sangat enggan berhadapan langsung dengan pria ba ji ngan yang sudah merenggut kesuciannya.

"Cepat katakan, aku tidak mempunyai banyak waktu untukmu!" Ucap Kyara ketus.

"Wow, aku sangat menyukai gadis pembangkang sepertimu Kya. Selama aku mengenal wanita, hanya kaulah satu-satunya wanita yang berani menciumku terlebih dulu, yang berani menamparku dan kau jugalah satu-satunya wanita yang berani melawanku seperti ini. Kau semakin membuatku tertarik dan tergila-gila," ungkap Bara mengulas senyum tipis.

"Ck, omong kosong. Cepat katakan atau aku akan pergi sekarang dari sini," ucap Kyara, rasanya sudah sangat muak untuk bermain-main dengan Bara.

"Oke, aku juga tidak suka berbasa-basi. Aku hanya ingin kau tinggal bersamaku dan Rania," ucap Bara sehingga membuat Kyara sangat terkejut, tak menyangka jika keinginan kakak iparnya itu sama halnya dengan yang kakaknya sampaikan kemarin.

"Apa? Kau memintaku untuk tinggal bersamamu? Atau jangan-jangan Kak Nia juga mengatakan hal ini itu kemarin karena perintahmu," tebak Kyara.

"Ya kau benar, itu memang permintaanku. Jadi bagaimana apakah kau bersedia?" Jawab Bara dan bertanya.

"Bara, kau sudah tahu jawabannya, sudah pasti aku tidak akan sudi tinggal seatap denganmu," jawab Kyara yang menatap tajam, ia bahkan langsung pergi dari tempat itu tanpa mempedulikan Bara yang terang-terangan menatapnya penuh amarah.

Bara tentu sangat marah sekali karena mendapatkan penolakan dari wanita yang sudah membuatnya sangat penasaran.

"Rupanya kau anggap ancamanku ini main-main Kyara, baiklah sekarang akan aku tunjukkan padamu siapa aku yang sebenernya," desis Bara menatap bayangan Kyara dengan tatapan sulit diartikan.

Happy Reading.

TBC.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***