Setelah selesai makan malam, ternyata Naren berubah pikiran. Dia tidak jadi pulang karena dia berpikir akan tidak akan tega kalau harus meninggalkan Ayunda sendirian di tempat baru yang pasti terasa masih sangat asing bagi gadis cantik itu.
"Belum pulang? Katanya mau pulang." Tanya Ayunda, dia baru saja selesai mencuci piring di belakang.
"Gak jadi pulang, kasian sama kamu. Aku gak bakalan setega itu buat ninggalin kamu disini sendirian."
Ayunda tersenyum kecil, ternyata Narendra begitu peduli pada nya. Padahal, dia tidak keberatan kalau seandai nya Naren pulang, tapi ternyata Naren tidak akan tega untuk meninggalkan dirinya sendirian.
"Baiklah, terserah kamu saja."
"Sayang.." Panggil Naren, membuat Ayunda yang akan ke kamar langsung berbalik.
"Iya, kenapa?"
"Bisakah kamu membuatkan aku kopi? Sambil belajar menggunakan kompor." Pinta Naren, Ayunda menganggukan kepala nya. Dia pun kembali ke dapur untuk membuatkan kopi.
Meskipun masih sedikit kebingungan dengan cara memakai nya, tapi ternyata akhirnya dia bisa juga membuat kopi.
"Bisa?"
"Bisa kok." Jawab Ayunda sambil tersenyum kecil, begitu juga dengan Naren.
"Baguslah, kamu sudah pandai menggunakan kompor listrik ya." Puji Narendra sambil mengacak rambut Ayunda dengan gemas.
"Hmm, iya."
"Kemarilah, duduk temani aku." Pinta Naren sambil menepuk sofa kosong di samping nya. Ayunda menurut dan duduk di samping Naren dengan canggung. Jujur saja, sampai saat ini Ayunda masih canggung jika berdekatan dengan Naren. Itu wajar bukan? Karena mereka masih asing saat ini.
"Sini, gak usah canggung. Duduk nya jauh banget." Ucap Naren, dia menarik Ayunda hingga gadis itu berada lebih dekat nya.
"Maaf, aku masih merasa canggung karena kita masih asing."
"Tidak apa-apa, nanti kamu akan terbiasa kok. Apalagi setelah kita menikah nanti." Jawab Naren sambil mengusap rambut Ayunda. Perlakuan yang manis di tunjukkan oleh Naren benar-benar tulus, dia tidak melakukan hal ini karena semata-mata dia merasa bersalah pada Ayunda. Ini benar-benar berasal dari hati nya, dia akan membuat Ayunda luluh dan bisa mencintai nya. Sama juga seperti yang akan dia lakukan.
"Mari sama-sama berjuang." Ajak Narendra. Ayunda menatap wajah pria tampan di samping nya.
"Baiklah, kalau kamu ingin aku berjuang bersama, mari kita lakukan." Jawab Ayunda, membuat Naren tersenyum. Dia merangkul pundak Ayunda dan menyandarkan kepala gadis itu di dada nya.
"Kau mengantuk?"
"Sedikit, aku tidak terbiasa tidur larut malam. Itu akan membuat kepala ku sakit, Naren." Jawab Ayunda membuat Naren terkekeh.
"Baiklah, ayo kita tidur."
"Kita?" Tanya Ayunda, dia terlihat terkejut saat mendengar ucapan Naren.
"Iya, kita. Kenapa kamu terlihat terkejut begitu sih?" Tanya Naren sambil terkekeh pelan.
"Tapi, kita kan belum menikah. Masa tidur bersama."
"Sleep only, sayang. Hanya tidur saja, tidak lebih atau kamu berharap kita melakukan sesuatu, hmm?" Tanya Naren, pria berwajah tampan dan bermata sipit itu tersenyum menggoda.
Sontak saja, wajah Ayunda merona mendengar ucapan Naren. Pria itu tertawa melihat wajah Ayunda yang memerah karena malu seperti nya.
"Sudah, ayo kita tidur, sayang." Ajak Naren. Dia menarik tangan Ayunda ke kamar, pria tampan itu tersenyum saat melihat kamar yang biasa nya terlihat suram itu lebih berwarna sekarang karena Ayunda menambahkan beberapa hiasan di kamar ini.
"Maaf, aku menambahkan beberapa hiasan. Karena aku pikir, kamar ini terlalu sepi." Ucap Ayunda, dia paham benar arti tatapan Naren saat masuk ke kamar ini.
"Ini rumah mu, kamu bisa menghias nya sesuka mu."
"Tapi.."
"Kamu terlalu banyak tapi, sayang. Sudah, ayo cepat tidur. Ganti pakaian mu."
"Kenapa harus ganti pakaian? Kan cuma mau tidur." Tanya Ayunda.
"Astaga, ganti pakai piyama."
"Ohh, sebentar." Ayunda pun mengangguk patuh dan masuk ke dalam ruang ganti, dia terlihat celingukan karena ternyata ada beberapa setel piyama perempuan disini, seperti nya khusus Naren sediakan untuk nya.
"Astaga, Ayunda. Jangan terlalu kepedean, bisa saja kan Naren membeku nya untuk kekasih nya." Ayunda menepuk kepala nya sendiri, bisa-bisa nya disaat seperti ini dia berpikir seperti itu. Ingat, hidup itu jangan terlalu percaya diri, agar tidak terlalu nyelekit saat tahu kebenaran nya.
"Kok lama?" Tanya Naren, tanpa pikir panjang dia membuka pintu ruangan ganti dan tak sengaja melihat Ayunda yang sedang berganti pakaian.
"Aaaaa.." Ayunda memekik, membuat Naren segera menutup pintu nya kembali. Bisa-bisa dia ileran kalau terus melihat tubuh Ayunda di dalam sana.
Tak lama kemudian, Ayunda keluar dengan wajah yang masih merah padam karena malu. Lagian, kenapa sih kok Naren tiba-tiba masuk? Tapi, ini juga bukan sepenuh nya salah Naren kan, dia sendiri yang lupa mengunci pintu nya. Kalau saja dia mengunci pintu, pasti Naren takan bisa masuk ke ruang ganti.
Naren juga terlihat salah tingkah, setelah Ayunda keluar, kini giliran dia yang masuk ke ruang ganti untuk berganti pakaian. Tak mungkin jika dia tidur dengan menggunakan setelan jas bukan?
Ayunda berbaring duluan di atas ranjang, dia juga menarik selimut dan menutupi hampir seluruh tubuh nya dengan selimut. Dia berbaring miring, hingga Naren keluar dan ikut menyusul berbaring.
Dia melirik ke samping, Naren paham benar kalau Ayunda pasti masih merasa malu karena kejadian tadi, makanya dia memilih menutup seluruh tubuh nya dengan selimut, hanya menyisakan kepala nya saja. Gadis itu juga berbaring miring membelakangi nya.
"Sayang.." panggil Naren.
"Emmm, apa?" Tanya gadis itu lirih, bahkan nyaris tak terdengar.
"Kemarilah, jangan membelakangi aku." Pinta Naren, dia merasa tidak suka saat Ayunda membelakangi nya.
Ayunda pun berbalik, sekarang posisi mereka saling berhadapan. Naren menatap wajah cantik Ayunda dengan intens, begitu juga Ayunda yang menatap nya dengan takut-takut. Tangan besar Naren mengusap wajah Ayunda, dia juga menyelipkan rambut gadis itu ke belakang telinga nya.
"Kamu cantik, Ayu." Puji Naren sambil tersenyum kecil, membuat wajah Ayunda merona karena malu.
"Jangan membuat aku malu."
"Lho, siapa yang bikin kamu malu? Aku?"
"Iya kamu, memang nya siapa lagi?" Balik tanya Ayunda membuat Naren tersenyum.
"Aku tidak mempermalukan dirimu, sayang. Aku memuji kecantikan mu."
"Tapi, itu membuat aku malu.."
"Haha, baiklah." Jawab Naren, dia pun memeluk Ayunda dan menyandarkan gadis itu di dada nya sambil mengusap-usap kepala gadis itu dengan lembut.
"Selamat tidur, Ayu.."
"Iya, selamat tidur juga untukmu." Balas Ayunda, Naren mengecup singkat kening Ayunda lalu kembali memeluk gadis itu. Kedua nya pun tidur dengan lelap, tidur bersama. Benar-benar hanya tidur saja, tidak terjadi apapun, hanya tidur sambil berpelukan saja, tidak lebih.
Ayunda merasakan kenyamanan yang luar biasa saat berada di dalam pelukan Naren, selain itu aroma tubuh nya juga membuat nya lebih nyaman untuk berlama-lama memeluk tubuh besar pria tampan itu.
.......
🌻🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Hari Saktiawan
/Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
2024-05-18
1
beybi T.Halim
aku kasi bunga deh .,ceritanya bagus gak bertele-tele dan ngedrama.,suka karakter Ayunda dan naren.,sendi tetap terbaik membangun karakter yg beragam👍semangat terus
2023-08-16
1
Yani
Ayo cepetan nikahinn Ayu Naren 🤭
2023-07-18
1