Naren pun menghentikan laju kendaraan nya di sebuah kost-kostan yang nampak ramai. Dia mengernyitkan kening nya saat melihat ada beberapa laki-laki dan perempuan yang bebas keluar masuk ruangan, dari situ saja Naren tahu kalau ini adalah kost an campuran.
"Mau mampir dulu?" Tanya Ayunda.
"Hmmm, kemasi barang-barang mu. Besok aku akan menjemput mu." Ucap Naren dengan wajah datar nya. Berbeda sekali dengan Ayunda yang terlihat terkejut.
"Maksud anda?"
"Kemasi barang-barang mu, apa itu kurang jelas?"
"Tapi untuk apa?" Tanya Ayunda lirih.
"Ikut dengan ku, kau tak boleh tinggal di tempat bebas seperti ini." Jawab Naren membuat Ayunda terhenyak. Memang nya apa yang salah dengan kost an campur seperti ini?
"Memang nya kenapa?"
"Bisa gak banyak tanya?" Tanya Narendra, dia menatap tajam sang gadis yang masih berdiri di depan nya dengan memilin pakaian yang dia kenakan, mungkin karena gugup.
"Hmm, baiklah. Tapi ikut kemana?"
"Tinggal di apartemen ku, disana fasilitas nya lebih lengkap. Aku akan datang mengunjungi mu setiap hari." Jelas Narendra, membuat Ayunda tersentak kaget. Apartemen? Yang benar saja.
"Tapi.."
"Jangan membantah, nurut sama calon suami. Apa susah nya sih?" Tegas Naren, gadis di depan nya terlalu banyak bicara. Tapi, lucu juga saat melihat bagaimana ekspresi gadis itu saat dia berbicara tegas. Terlihat seperti ketakutan dan itu terlihat sangat menggemaskan bagi Naren.
"Baiklah."
"Good girl." Ucap Naren sambil menepuk-nepuk puncak kepala sang gadis dengan lembut. Lagi-lagi, itu membuat Ayunda membeku seketika. Bahkan wajah nya memerah karena malu. Perlakuan pria ini begitu manis, tapi apakah ini wajar? Dia takut kalau dia terlalu bawa perasaan tapi ternyata Naren melakukan ini hanya semata-mata karena dia merasa bersalah saja. Ayunda tidak menginginkan itu, sebisa mungkin dia tidak boleh jatuh cinta pada sikap manis Naren.
"Mau mampir dulu?"
"Tidak perlu, besok aku akan menjemput mu pagi-pagi. Sekitar jam sembilan, jangan pergi bekerja." Ucap Narendra, Ayunda menganggukan kepala nya.
"Punya uang untuk makan malam?"
"A-ada kok." Jawab Ayunda gugup, tapi Naren merogoh saku celana nya dan mengambil beberapa lembar uang dari dompet nya.
"Ini untuk mu, beli makanan yang sehat dan bergizi. Tubuh mu terlalu kurus."
"Tapi.."
"Ambillah, jangan memancing kemarahan ku, Ayu. Aku sangat menakutkan kalau sedang marah." Tegas Naren, akhirnya mau tak mau pun Ayunda menerima uang yang di ulurkan oleh Naren dan melipat nya, lalu menyimpan nya ke dalam saku.
"Aku pergi dulu, jangan lupa besok."
"Iya, Naren." Ayunda berdiri di samping mobil, bahkan hingga Narendra masuk ke dalam mobil nya. Dia melambaikan tangan ke arah mobil Naren yang perlahan mulai melaju dan menjauh dari posisi dia berdiri saat ini.
Ayunda berbalik, dia menahan rasa sakit di area bawah nya, hingga membuat nya hanya mampu berjalan dengan perlahan. Beberapa kali, Ayunda meringis. Rasa sakit dan perih di bagian sensitif nya terasa sangat menyiksa nya, hingga dia tidak bisa bergerak dengan bebas.
"Uhhh, sakit sekali.." Gumam Ayunda sambil berjalan dengan perlahan. Dia bersiap membuka pintu kost an nya, tapi dia melihat ada sepatu yang nampak asing. Jadi, Ayunda pikir kalau Fira sedang kedatangan tamu. Dia pun memilih menunggu di luar, karena takut mengganggu.
Di seberang kost an, Danu juga baru saja keluar dari kost an miliknya, sudah biasa kalau pria itu sering nongkrong di teras sambil bermain gitar. Dia tersenyum saat melihat ada Ayunda yang duduk sendirian di luar.
"Hai, Ayu.."
"E-eemm, hai.." Jawab Ayunda dengan senyum canggung yang terlihat sangat di paksakan.
"Kesini main.."
"Kapan-kapan aja, kak." Jawab Ayunda. Jujur saja, dia merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Dia tidak suka saat Danu menatap nya seperti itu, tapi dia tidak masalah saat Naren yang menatap nya seperti itu. Aneh bukan?
"Ayo sini, mumpung sepi.." ajak Danu memaksa, dia malah bersiap untuk mendekat ke arah nya. Tapi, untung saja seseorang dengan pakaian rapih keluar dari kost an Fira dan gadis itu juga keluar untuk mengantarkan sang tamu.
"Terimakasih ya, Om."
"Sama-sama, baby." Jawab pria itu, dia mengecup kening Fira dan pergi dari kost an gadis itu.
"Fir, itu siapa?" Tanya Ayunda, membuat Fira yang sedari tadi belum menyadari kehadiran sahabat nya itu terkejut bukan main.
"Lho, sejak kapan kamu disini, Yu?"
"Setengah jam yang lalu, lama amat main nya." Celetuk Ayunda membuat wajah Fira memerah karena malu.
"Yaudah, yuk masuk ada yang mau aku bicarakan." Ajak Fira, dia pun menarik tangan Ayunda membawa nya ke dalam kost an.
"Huuhhh, untung aja Om-om itu keluar. Kalau enggak, aku takut sama Danu."
"Maafin aku ya, harus nya aku gak nerima tamu di kost an. Besok-besok, aku gak bakalan gini lagi kok, janji." Ucap Safira sambil menggenggam tangan Ayunda dengan erat.
"Gapapa, kok."
"Ayu.." Panggil Safira, dia menatap Ayunda dengan tatapan sendu.
"Hmm, kenapa?"
"Aku mau minta maaf untuk hari itu, aku pengen ngasih tahu kamu, tapi aku di ancam sama pak Roy."
"Gapapa kok, Fir. Ini bukan sepenuh nya kesalahan kamu, tapi aku bener-bener gak nyangka ternyata kamu.."
"Iya, aku pegawai restoran yang nyambi jadi wanita panggilan, Yu." Jawab Safira yang membuat Ayunda menatap lekat gadis di depan nya. Gadis yang dia anggap sangat baik, ternyata dia memiliki sisi kelam juga. Tapi, itu bukanlah masalah bagi Ayunda.
Berteman itu bukanlah tentang kekurangan dan kelebihan bukan? Tapi bisa saling melengkapi satu sama lain, sama seperti pasangan yang harus saling melengkapi satu sama lain.
"Kenapa kamu memilih pekerjaan sampingan itu, Fir?"
"Karena di tuntut oleh kebutuhan, gaji ku tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Belum lagi untuk menunjang kehidupan di kota besar yang serba harus beli, lagi pula saat aku merantau ke kota ini, aku sudah tidak virgin lagi. Jadi aku pikir kenapa tidak, selama bermain sehat." Jelas Fira, membuat Ayunda menganggukan kepala nya.
"Aku ngerti kok."
"Kamu gak marah, Yu? Aku ikut andil dalam hal itu, apa pria itu berhasil mendapatkan sesuatu dari mu?" Tanya Safira lirih.
"Hmmm ya, dia berhasil mendapatkan nya, Fir. Kamu lihatkan bagaimana cara aku berjalan? Atau kamu malah tidak menyadari nya?" Tanya Ayunda, Safira menggeleng sambil tersenyum kecil. Dia juga menggaruk tengkuk nya yang tak gatal sama sekali.
"Jadi, sekarang kamu sudah tidak perawaan lagi?" Ayunda menganggukan kepala nya pelan, membuat Safira kembali di rundung rasa bersalah pada Ayunda.
"Hmm, tapi tidak apa-apa kok. Jangan merasa bersalah sama aku ya."
"Tapi Ayu.."
"Sudah, jangan di bahas lagi. Besok aku pindahan."
"Kok pindahan sih? Jangan gitu dong, Yu. Baru aja kita sama-sama disini, masa kamu udah mau pindah aja sih?" Tanya Safira.
"Aku di suruh sama Narendra."
"Naren? Siapa itu?"
"Pria yang sudah merenggut kesucian ku, Fir." Jawab Ayunda.
"Nama nya terdengar tidak asing, aku seperti pernah mendengar nya, tapi entah dimana."
"Hmm, dia akan mempertanggung jawabkan perbuatan nya, Fir. Jadi besok, aku di minta untuk membereskan barang-barang ku dan dia akan menjemput mu besok pagi-pagi."
"Hmmm, Ayu.."
"Jangan khawatir, aku baik-baik saja." Ucap Ayunda, dia mengulas senyum kecil di sudut bibir nya.
"Tapi, menikah dengan orang asing? Bahkan kamu hanya baru bertemu dengan nya sekali, Ayu. Apa kamu yakin?"
"Sebenarnya tidak, tapi aku harus bagaimana lagi? Ini adalah jalan yang terbaik, bukan?" Tanya Ayunda. Fira menganggukan kepala nya pelan.
Safira pun memeluk Ayunda dengan erat, dia meneteskan air mata nya. Mereka memang baru bertemu beberapa hari saja, tapi rasa persahabatan mereka benar-benar terjalin dengan kuat.
"Aku doakan, semoga kamu bahagia selalu, Ayu. Maafkan aku.."
......
🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Yani
Semoga tidak ada gangguwan
2023-07-17
1
Uneh Wee
semoga ayu bahagia g
2023-05-13
1
nuna jimin🧸🧸
smoga smua brjln lancar ya yu....pnjut
2023-05-13
2