"Tunggu, apa dia masih virgin?" Gumam Naren. Pantas saja, rasa nya benar-benar ketat di dalam sana, senjata nya bahkan terasa di pijat-pijat.
"Jadi, seperti inikah rasa nya merenggut kesucian seorang gadis?" Dia melirik ke arah Ayunda yang masih memejamkan mata nya, dengan air mata yang terus mengalir. Jelas terlihat kalau dia tengah menahan rasa sakit.
Naren kembali menindih tubuh Ayunda, lalu mengusap wajah cantik gadis itu, lalu mengecup kening nya. Merasakan hal itu, Ayunda membuka kedua mata nya dengan perasaan takut. Tapi, begitu melihat wajah tampan Naren, dada nya langsung berdebar tak karuan.
"Maaf sudah menyakiti mu, Nona." Lirih Naren, dia tidak ingin melanjutkan sebenarnya, apalagi saat melihat wajah Ayunda yang terlihat menahan sakit, dia tidak tega. Tapi, sialnya tubuh nya kembali memanas.
'Aaahh sial, berapa banyak obat perangsaang yang di bubuhkan oleh Arta?' Batin Naren, efek obat itu begitu luar biasa.
"Maafkan aku, tapi aku harus menyelesaikan nya, Nona." Ucap Pria itu, dia kembali memasukkan senjata nya ke dalam lubang sempit milik Ayunda sekaligus. Tentu saja, itu membuat Ayunda memekik kesakitan.
"Aaaahhh, sakit.."
Saat ini Naren kembali di kuasai oleh pengaruh obat sialan itu, dia pun menggagahi Ayunda dengan brutal dan beringas. Membuat Ayunda terus berteriak kesakitan, karena miliknya yang belum sepenuhnya terbiasa, tapi Naren langsung melakukan nya dengan cepat dan liar.
"Tuan, to-long sudah. Ini sangat menyakitkan.." Pinta Ayunda, tapi Naren tidak mendengarkan. Dia benar-benar kehilangan akal karena pengaruh obat dan milik Ayunda yang masih sangat sempit, nikmat sekali.
Beberapa saat kemudian, Naren mengerang tertahan. Dia mendapatkan pelepasan nya, dia menekan senjata nya sedalam mungkin hingga membuat Ayunda menjerit kesakitan hingga akhirnya tak sadarkan diri.
Naren ambruk di atas tubuh Ayunda, akhirnya tubuh nya kembali sejuk. Dia menikmati permainan yang terkesan di paksakan ini, karena sedari tadi Ayunda berontak karena tak menginginkan hal ini.
Setelah menuntaskan hasraat nya, Naren pun tertidur dengan masih berada di atas tubuh Ayunda yang polos. Bahkan inti mereka masih menyatu.
Keesokan pagi nya, Ayunda terbangun lebih dulu. Dia merasakan berat di atas tubuh nya, juga hembusan nafas hangat yang menerpa wajah nya. Dia membuka kedua mata nya yang masih terasa berat, dia terkejut saat mendapati ada seorang pria tampan yang tertidur di atas tubuh nya.
"Aaaaa.." Refleks, Ayunda mendorong tubuh Naren hingga membuat pria itu terjatuh dari atas ranjang.
"Aasshh.." Naren meringis, pantaat nya terasa sangat sakit setelah mencium lantai barusan.
Ayunda menarik selimut untuk menutupi tubuh polos nya, tapi saat dia menatap Naren, mata nya malah salah fokus dengan sosis keriput di antara selangkangaan pria tampan itu.
Sontak saja itu membuat wajah Ayunda memerah, dia pun memekik pelan karena tak sengaja melihat benda yang baru pertama kali dia lihat. Meskipun dia lebih dulu merasakan nya dari pada melihat nya.
"Aaaaaa, tutupi tubuh mu, Tuan."
Naren menatap ke bawah, seketika itu juga dia membulatkan mata nya lalu mengambil bantal untuk menutupi si junior yang terlihat keriput di bawah sana.
"Kenapa kau ada disini?" Tanya Narendra.
"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa anda bisa di sini?" Balik tanya Ayunda. Seperti nya Naren melupakan kalau mereka baru saja melewati satu malam bersama karena jebakan Rudolf dan Arta.
"Kau.."
"Jangan menyalahkan aku, harusnya aku yang marah karena kau sudah menjamah tubuh ku tanpa izin. Bahkan merenggut sesuatu yang bukan hak mu!" Ucap Ayunda, dia menatap Naren dengan sayu. Sedetik kemudian air mata nya jatuh membasahi pipi nya yang mulus.
"Siapa nama mu?"
"Ayunda." Jawab gadis itu pelan. Naren beranjak dari duduknya, lalu mengambil celana boxer yang semalam dia lempar ke sembarang tempat.
"Jangan menangis, Ayu. Aku akan mempertanggung jawabkan perbuatan ku." Ucap Naren, dia duduk di pinggir ranjang, dekat dengan Ayunda yang menundukan kepala nya. Tapi, dari bahu nya yang bergetar hebat, Naren tahu kalau gadis itu tengah menangis saat ini.
Dia juga sangat menyesal akan perbuatan nya, tapi semua ini sudah terjadi dan dia sudah merusak seorang gadis baik-baik.
"Bagaimana bisa aku percaya, sedangkan aku tidak tahu anda siapa dan dari mana Anda berasal."
"Maafkan aku, Ayu. Semua itu ada di luar kendali ku." Lirih Naren.
"Brengseek!"
"Ya, anggap saja aku pria demikian. Aku memang pria seperti yang kau ucapkan, tapi izinkan aku untuk mempertanggung jawabkan perbuatan ku ini." Tegas Naren.
Ya, dia akan mempertanggung jawabkan apa yang sudah di perbuat. Dia akan menikahi Ayunda, itu adalah pilihan yang sulit bagi Naren. Terlebih dia belum selesai dengan masa lalu, tapi apa yang dia perbuat pada Ayunda, benar-benar tidak bisa di benarkan. Apalagi Ayunda sudah kehilangan sesuatu yang sangat berharga yang selama ini dia jaga dengan baik.
"Ayu.." Panggil Naren dengan sabar, tapi gadis itu malah memalingkan wajah nya ke samping, tak ingin menatap nya.
Naren meraih dagu gadis itu dan membuat nya menatap ke arah nya, gadis yang sungguh cantik, manis, dengan bola mata yang bulat berwarna hitam. Gadis itu menatap nya dengan polos.
Tangan besar pria itu mengusap sudut mata Ayunda yang berlinang air mata, lalu dia menatap bibir gadis cantik itu. Bibir mungil berwarna kemerahan alami, tanpa pewarna bibir. Namun, terlihat ada luka kecil disana.
"Awwhss.."
"Maaf, aku menyakiti mu semalam." Lirih Naren.
"Pergilah, aku tidak apa-apa."
"Tidak, aku tidak akan pergi." Tegas Naren membuat Ayunda merasa serba salah saat ini.
"Pakai ini, lalu bersihkan tubuh mu. Setelah itu kita keluar dari sini."
Ayunda mengangguk pelan, Naren beranjak dari duduknya, lalu memungut pakaian milik gadis itu.
"Robek? Apa aku seliar itu?" Gumam Naren sambil meneliti pakaian yang dia pegang, sobek di beberapa tempat juga kancing nya yang hilang.
"Aahss.." Ayunda jatuh terjerembab saat akan turun dari ranjang, inti nya terasa sangat sakit hingga membuat lutut nya gemetaran. Ternyata, rasa nya pecah perawaan itu sesakit ini?
Naren langsung berlari ke arah Ayunda, pria itu begitu terkejut saat melihat banyak sekali tanda kemerahan di area leher hingga ke area dada gadis itu.
'Whaat the fuuck? Aku sebrutal itu?' Naren menatap tidak percaya dengan apa yang dia lihat, rasanya dia tidak bermain sekasar itu, tapi tidak mungkin kalau Ayunda membuat tanda kemerahan itu sendiri bukan? Jadi, siapa yang membuat nya? Tentu saja dirinya.
"Siapa yang membuat tanda kepemilikan sebanyak ini?"
"Penting kah bertanya? Apa kamu melupakan semua yang terjadi, Tuan? Anda bahkan bermain dengan sangat kasar hingga membuat milik saya bengkak, anda tahu?" Sewot Ayunda.
"Maaf, tapi.."
"Terserahlah, aku ingin mandi."
"Aku bantu." Putus Naren. Tapi Ayunda menghempaskan tangan pria itu dan memilih berusaha sendiri. Tapi, baru saja dia berdiri, hampir saja dia limbung lagi. Kalau saja Naren tidak cepat menangkap gadis itu.
"Nah kan limbung, gak usah ngeyel makanya."
"Isshh lepasin, aku bisa sendiri."
"Astaga, kamu ini keras kepala sekali, Nona. Silahkan saja kalau begitu." Naren pun melepaskan tangan nya dari Ayunda dan ingin melihat, apakah gadis itu bisa berjalan sendiri.
Ayunda berjalan dengan sangat pelan sambil berpegangan di tembok, setiap langkah nya dia selalu meringis karena inti nya yang terasa sangat sakit.
Naren gemas sendiri, dia pun langsung menggendong Ayunda ala bridal style dan membawa nya ke kamar mandi.
"Lepasin, isshhh. Apa-apaan sih?"
"Lambat, aku gemes liat nya." Jawab Naren, dia pun meletakan Ayunda di pinggiran bath up dan mengisi nya dengan air hangat.
"Sudah, silahkan mandi."
"T-terimakasih." Lirih Ayunda sambil menundukkan kepala nya.
"Hmm, sama-sama. Jangan lama-lama mandi nya." Peringat Narendra, dia pun keluar dari kamar mandi dan membiarkan Ayunda membersihkan tubuh nya. Dia menghubungi Mark untuk membelikan beberapa setel pakaian, lengkap dengan dalaaaman nya nya juga.
Awalnya Mark terkejut, tapi dia tidak bisa membantah perintah sang tuan. Jadi, mau tak mau pun dia harus membelikan barang keramat itu sebelum Naren mengamuk.
"Astaga, malu-maluin aja Tuan Naren. Masa pagi-pagi begini udah di suruh beli dalamaan perempuan sih?" Rutuk Mark, tapi dia tetap mengendarakan kendaraan roda empat nya ke pasar untuk membeli barang pesanan Narendra. Dia harus menyiapkan mental sekuat baja untuk membeli barang-barang itu.
.......
🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Yani
Naren baru ngerasain Virjin
2023-07-17
1
nuna jimin🧸🧸
cie naren gemes y Sma ayu...lnjut
2023-05-10
1