"Aku bantuin kamu beresin barang-barang kamu ya?" Ucap Safira, Ayunda pun mengangguk dan mereka langsung membereskan barang-barang milik Ayunda.
"Kalo masalah kerjaan, kamu bakalan tetap kerja di resto kan?" Tanya Fira di sela membereskan barang Ayunda.
"Gak tahu, tapi Naren ngelarang kalau aku kerja disana lagi." Jawab Ayunda.
"Yaudah, kamu nurut aja sama dia. Kamu harus yakin kalau apa yang dia lakuin ke kamu itu yang terbaik, percaya sama dia." Ucap Safira, membuat Ayunda mendongak dan menatap wajah sahabat nya.
"Entahlah, Fir. Jujur saja aku masih ragu, apakah aku bakalan bisa yakin dengan Naren atau tidak. Kita baru bertemu sekali kan? Aku tidak tahu bagaimana sifat nya." Jelas Ayunda lirih.
"Aku bilang juga apa, kamu percaya aja sama Naren."
"Hmm, semoga aja aku bisa ya."
"Iya, semangat ya. Besok, aku bakalan tungguin sampai kamu berangkat." Safira tersenyum menyemangati sahabat nya, begitu juga dengan Ayunda. Dia menganggukan kepala nya mengiyakan, meskipun sesungguh nya dia belum benar-benar bisa percaya sepenuh nya pada Naren.
Setelah selesai beberes, mereka pun memutuskan untuk keluar yang terakhir kali nya.
"Beli makan malem yuk? Aku yang traktir sekarang." Ucap Ayunda.
"Beneran nih ya?"
"Bener dong, ayoo.." Ajak Ayunda, dia pun menarik tangan sahabat nya ke luar kost an. Menu makan malam hari ini adalah kwetiaw goreng pedas. Tentu nya, memakan mie itu pakai nasi biar kenyang. Nama nya juga anak kost ya kan. Apapun, pasti pake nasi.
"Ini kwetiaw nya enak banget, padahal biasa nya kalo beli gak pernah seenak ini." Celetuk Safira membuat Ayunda terkekeh.
"Kwetiaw nya terasa lebih enak karena gratis, Fira."
"Eehh, hehe.. Iya kali ya, karena gratis."
"Aku juga suka gratisan, rasa nya jadi jauh lebih enak kalau makanan nya gratis." Jawab Ayunda sambil tergelak, begitu juga dengan Fira.
Begitulah mereka melewati malam terakhir kebersamaan di kost an ini, karena besok pagi Ayunda akan pergi mengikuti Naren, pria yang katanya ingin mempertanggung jawabkan perbuatan nya.
Keesokan hari nya, Ayunda sudah bersiap-siap. Dia sudah mandi pagi-pagi sekali, tapi ternyata Safira tidak bisa menunggu sampai Ayunda berangkat, karena dia harus berangkat kerja. Ada yang tidak masuk, jadi dia harus menggantikan nya.
"Maafin aku ya, Yu. Gak bisa nemenin kamu sampai berangkat."
"Gapapa kok, kamu hati-hati dan semangat kerja nya ya." Ucap Ayunda, Safira menghambur memeluk tubuh Ayunda, dia benar-benar merasa banyak salah pada Ayunda. Kalau saja dia tidak tunduk akan ancaman Roy, mungkin Ayunda akan tinggal disini selama beberapa lama.
"Ingat, jangan jadi asing ya? Kita tetep temenan kan?"
"Kita bakalan tetep temenan kok, sesekali aku bakalan datang ke restoran buat ketemu kamu." Ucap Ayunda sambil tersenyum.
"Iya, aku bakalan tunggu kamu datang berkunjung ya."
"Hmm.." Ayunda menjawab dengan deheman, dia tersenyum ke arah Safira. Lagi-lagi, gadis itu menghambur memeluk Ayunda. Dia senang karena gadis itu masih mau berteman dengan nya.
Ayunda pun melambaikan tangan sang sahabat yang mulai pergi untuk bekerja.
"Semangat, Fir.." Safira menganggukan kepala nya. Dia pun memakai helm nya dan melajukan sepeda motor nya menjauhi kost an. Ayunda kembali masuk sambil menunggu Naren menjemput nya.
Tok.. tok.. tok..
Baru saja Ayunda mendudukan pantaat nya di kursi kecil di ruang tamu, pintu kost an nya sudah di ketuk dari luar. Jujur saja, Ayunda takut saat ini. Dengan perlahan, gadis itu beranjak dari duduknya dan mengintip dari celah pintu.
Dia membulatkan kedua mata nya saat melihat siapa yang mengetuk pintu rumah nya. Danu, ya itu Danu. Dia merasa ketakutan, memang nya mau apa pria itu kemari?
Suara ketukan pintu nya semakin keras, membuat Ayunda langsung pergi ke kamar dan mengunci pintu nya dari dalam. Dia yakin pasti pria itu memiliki niat yang buruk, maka dari itu dia tidak membukakan pintu nya untuk berjaga-jaga.
Braakk..
Suara pintu yang di buka paksa dari luar, Ayunda bersembunyi dengan menutup seluruh tubuh dengan selimut. Tubuh nya menggigil ketakutan, hingga akhirnya pria itu mendobrak pintu kamar juga.
"Ayu, sayang. Kamu dimana?" Tanya nya, Ayunda menutup mulut nya dengan kedua tangan. Dia tidak boleh bersuara sama sekali agar Danu tidak menemukan nya, tapi sialnya dia alergi debu dan akhirnya bersin.
"Hahaha, kau tidak bisa bersembunyi dari ku, sayang!" Danu menarik rambut Ayunda yang di kuncir kuda, lalu melempar gadis itu di atas ranjang.
"Lepaskan aku, aku mohon.."
"Tidak, setelah sekian lama aku menahan hasraat untuk merasakan tubuh mu, sekarang aku memiliki kesempatan dan aku menyia-nyiakan nya? Jangan bercanda, sayang." Ucap Danu, pria itu tersenyum menyeringai membuat nyali Ayunda menciut seketika.
Sedangkan di lain sisi, Naren tengah dalam perjalanan untuk menjemput Ayunda. Tapi seketika hati nya merasa tidak enak, tiba-tiba saja dia khawatir dengan keadaan Ayunda.
"Ada apa dengan Ayunda? Kenapa tiba-tiba saja aku mengkhawatirkan nya?" Gumam Naren, tanpa pikir panjang lagi dia menginjak gas dan mempercepat laju kendaraan roda empat nya itu. Dia ingin segera sampai di kost-kostan tempat gadis itu tinggal untuk memastikan keadaan nya.
Pria itu mengemudikan kendaraan nya dengan kecepatan tinggi, dia tidak mempedulikan apapun lagi saat ini. Hingga akhirnya, dia pun sampai di kost an yang di tinggali oleh Ayunda.
"Ayu.." Panggil Naren sambil mengetuk-ngetuk pintu kost an, tapi sama sekali tidak ada jawaban.
"Tolong.. tolong.." Teriak Ayunda dari dalam, tapi dengan cepat Danu membekap mulut Ayunda.
Perasaan Naren semakin tidak karuan, dia pun mendobrak pintu kost an Ayunda. Dia pun celingukan mencari gadis cantik itu, ruangan ini masih rapih tapi gadis itu tidak terlihat sama sekali.
"Ayu.."
Ayunda yang mendengar itu langsung menendang meja, hingga vas bunga yang ada di atas meja itu jatuh dan pecah. Naren mendengar nya langsung berlari ke arah kamar, dia menendang pintu hingga hampir roboh. Tenaga pria itu sangat kuat, hingga membuat engsel pintu nya sebagian terlepas dari tempat nya.
Kedua mata pria itu membeliak, dia mengepalkan tangan nya dan langsung menarik kerah pakaian yang di kenakan oleh Danu.
"Brengseek!"
Bughh.. bughh..
Naren memukul wajah Danu dengan membabi buta, dia terus memukuli wajah pria itu. Sedangkan Ayu, dia menangis sambil menarik selimut. Pakaian nya cumpang camping karena di tarik paksa oleh Danu. Melihat Naren yang seperti kesetanan, membuat dirinya takut.
"Mati kau, sialan!" Ucap Naren, dia membiarkan pria yang sudah tidak berdaya karena habis di pukuli itu tergeletak di lantai.
"Ayu.." Naren langsung mendekat dan meraih gadis itu ke dalam pelukan nya.
"Kamu tidak apa-apa kan?" Pria itu menatap wajah cantik Ayunda yang berlinangan air mata, membuat Naren mengusap ujung mata nya dengan ibu jari nya.
"Ada yang sakit? Apa pria itu sudah menyentuh mu hmm?" Tanya Naren lagi. Ayunda menggeleng, dia sangat bersyukur karena Naren datang di waktu yang sangat tepat.
"Syukurlah, sayang.."
'Pantas saja hati ku merasa tidak enak, ternyata Ayunda memang sedang dalam bahaya. Dia membutuhkan aku.' Batin Naren. Aneh saja, kenapa dia seolah memiliki keterikatan batin dengan Ayunda. Naren merasakan perasaan aneh di hati nya, dan benar saja dia menemukan Ayunda tengah dalam bahaya dia membutuhkan dirinya.
........
🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Yani
Syukur banget Narrn datang tepat waktu
2023-07-17
1
Uneh Wee
lanjut ka
2023-05-14
1