"Apa yang kau tambahkan di minuman ku?" Tanya Naren pada Arta yang sudah menyunggingkan senyum jahat nya. Dia bukan dendam pada Naren, tapi lebih tepatnya pada Mark, asisten Naren. Selama ini dia merasa tersaingi dengan kemampuan Mark, dia juga merasa lemah karena selalu kalah dari nya.
Begitu melihat Narendra sendirian tanpa di dampingi oleh Mark, dia bisa membuat Naren kalah dan menunjukkan kalau dia juga profesional dalam bekerja.
"Hanya taburan sedikit obat perangsang, Tuan."
"Brengseek!"
"Aku hanya menjalankan tugas ku, itu saja." Jawab Arta, dia tersenyum jahat membuat Naren marah. Dia ingin menghajar wajah pria itu, tapi sekarang keadaan nya tidak memungkinkan. Tubuh nya terasa sangat panas, bahkan keringat mulai mengucur deras dari pori-pori kulit nya.
"Anda sudah tidak kuat? Mari, ikut dengan saya." Naren pun pasrah saja saat Arta membopong tubuh nya ke suatu tempat, tanpa rasa curiga kalau ini adalah jebakan yang memang sudah di rencanakan oleh Rudolf.
Arta mengantarkan Naren ke sebuah kamar yang cukup luas, di dalam nya ada seorang gadis yang tergeletak lemah, dia adalah Ayunda. Gadis itu pingsan setelah Rudolf memukul belakang leher nya, karena dia berontak dan berteriak meminta pertolongan.
Tapi, Rudolf sama sekali tidak menyentuh Ayunda, karena itu bukanlah bagian dari rencana nya untuk menjebak Naren. Tujuan nya adalah membuat Naren mau tak mau harus meniduri Ayunda karena pengaruh obat perangsaang.
"Beres?"
"Sudah, tuan." Jawab Arta, dia baru saja menempatkan Naren di atas ranjang berdampingan dengan Ayunda yang masih belum sadarkan diri juga. Sedangkan Naren tengah menggeliat kesana kemari karena tubuh nya yang panas.
"Bagus, pastikan dia tidak keluar dari kamar ini."
"Baik, tuan." Jawab Arta lagi. Kedua nya bicara lewat telepon, karena Rudolf sudah pergi ke tempat lain untuk bermain dengan wanita juga. Alasan kenapa dia tidak ingin menyentuh Ayunda, hanya karena ini adalah bagian dari rencana yang sudah dia susun serapih mungkin. Dia ingin membuat citra seorang Narendra hancur karena hal itu.
Arta pun menghubungi teman nya agar menjaga pintu itu, maksimal hingga pagi hari agar dia bisa yakin kalau rencana mereka tidak sia-sia.
"Aaahhh sialan, Arta sialan!" Pekik Naren, dia membuka pakaian nya satu persatu, dia juga berlari ke arah pintu, namun sayang pintu nya di kunci dari luar. Sialan, ini benar-benar jebakan yang sangat rapih, membuat Naren tak berkutik.
Narendra melirik ke arah ranjang, dimana ada gadis yang tak sadarkan diri di atas kasur itu. Gadis cantik dan manis, jelas-jelas Naren mengenali kalau gadis itu adalah gadis yang tadi di bawa oleh Rudolf.
"Aarghh, sialan. Jadi mereka sudah merencanakan semua ini?" Gumam Naren. Dia pun mendekat ke arah kasur, saat ini akal sehat nya tidak berguna sama sekali. Yang dia inginkan saat ini hanyalah mendinginkan tubuh nya.
Dengan kasar, Naren membuat Ayunda berbaring terlentang, dengan tangan besar nya dia membuka satu persatu kancing blouse yang di kenakan oleh Ayunda. Saking tak sabar nya, Naren bahkan merobek nya karena sudah tidak tahan lagi.
Naren juga membuka cup berwarna merah muda yang membungkus bukitan kenyal yang menyembul itu, lalu dengan cepat melahap puncak nya.
Naren juga membuka kancing celana jeans yang dia kenakan dan membuka nya, setelah membuka nya dia pun melempar nya ke sembarang arah. Begitu juga dengan Ayunda, dia melakukan hal yang sama. Dia melempar celana bahan yang di kenakan oleh gadis itu dan melemparnya. Kedua nya hampir polos saat ini, hanya segitiga tipis yang melindungi milik Ayunda.
Merasakan ada yang dengan lancang menyentuh tubuh nya, Ayunda pun terbangun dari pingsan nya. Dia melihat ada seseorang yang tengah bermain di dada nya, dia terkejut bukan main.
"Siapa kamu?"
Naren mendongak, wajah polos itu tengah menatap nya. Tapi saat ini bukanlah saat nya untuk mengasihani, karena sekarang yang lebih penting adalah menyelesaikan ini dan setelah itu tubuh nya akan dingin.
Naren tidak menjawab sama sekali, dia kembali melanjutkan permainan nya. Dia juga meraba gundukan di bawah sana dan dengan tak sopan nya dia menyusupkan salah satu jari nya di antara irisan daging miliknya.
Ayunda membulatkan kedua mata nya, dia tidak percaya ada pria yang berani menyentuh area terlarang nya.
"Aaaawwhhss, jangan..
"Tak usah sok jual mahal, Nona. Ini bukan pertama kali nya kau di sentuh pria, kan?" Tanya Narendra, membuat tubuh Ayunda bergetar hebat. Dia ketakutan saat melihat tatapan pria itu yang menyalak tajam.
Ayunda terdiam, tubuh nya kembali terasa sangat panas. Tapi aneh nya, setiap kali pria itu menyentuh nya, tubuh nya merespon dengan baik. Otak dan tubuh nya benar-benar tidak bisa di ajak kerja sama.
Di dalam pikiran nya, Ayunda ingin menolak semua perbuatan lancang pria itu. Tapi tubuh nya malah mengiyakan, seolah menerima semua perbuatan yang di lakukan oleh Narendra.
"Aaahhh.." Satu desahaan lolos begitu saja tanpa Ayunda sadari. Dia segera menutup mulut nya dengan tangan, dia mencoba berontak tapi kekuatan Naren terlalu kuat, hingga membuat nya tak bisa apa-apa.
"Nikmat bukan?" Tanya Naren dengan senyuman smirk nya. Dia menundukan kepala nya, lalu mencium bibir Ayunda dengan beringas. Bahkan beberapa kali Ayunda meringis karena pria itu menggigit bibir nya hingga terluka dan meninggalkan rasa perih.
'Ciuman pertama ku.' Batin Ayunda. Ya, ini adalah hari yang hu ciuman pertama nya dengan lelaki asing yang entah siapa nama nya.
Naren sudah tak tahan, dia pun merobek segitiga milik Ayunda lalu menindih gadis itu. Pria itu menggigit leher Ayunda hingga meninggalkan bekas kemerahan disana.
"Aawwhhsss, sakit.." Ayunda meringis, dia meraba permukaan kulit nya yang baru saja di gigit oleh Naren. Terasa sedikit perih, belum lagi saat ini ada benda yang keras menyentuh permukaan inti nya.
"Jangan.."
"Shut up, baby!"
Narendra pun berusaha untuk memasuki Ayunda, tapi setelah beberapa kali mencoba dia tetap kesulitan.
"Kenapa susah sekali? Tak mungkin kemampuan ku hilang hanya karena jomblo kan?" Gumam Narendra. Dia pun kembali mencoba dan berhasil masuk ujung nya, tapi Ayunda sudah meringis kesakitan.
"Aaaaa, sakit.." Ayunda berontak, namun Naren menahan pundak gadis itu hingga membuat nya tidak bisa kemana-mana.
"Tuan, tolong jangan lakukan ini. Saya mohon.." Pinta Ayunda dengan air mata yang berderai. Gadis itu menangis, kedua mata bulat nya menatap Naren dengan sendu.
Naren terpana melihat nya, tatapan yang terlihat sangat tulus. Dia berhenti, tapi lagi-lagi rasa panas di tubuh nya membuat dia tidak merasa iba setalah melihat tatapan sendu gadis di bawah nya.
Pria itu kembali menekan senjata nya untuk memasuki lubang kecil milik Ayunda, dia mendorong nya dengan kuat hingga dengan sekali sentakan saja senjata nya berhasil masuk sepenuh nya.
"Aaaaaaaa.. sakit …" Ayunda menjerit kesakitan, dia mencakar punggung Naren dengan kuat hingga meninggalkan bekas luka karena kuku Ayunda cukup panjang.
Naren memejamkan mata nya, milik nya terasa di pijat-pijat di dalam sana. Sangat nikmat, membuat nya malah ingin keluar dengan cepat. Sungguh, ini adalah pengalaman yang mengesankan bagi Narendra.
"Ini terlalu sempit, bahkan saat bersama Trisa saja aku tidak merasakan yang senikmat ini." Gumam Naren, dia mengabaikan Ayunda yang menangis terisak-isak.
Naren menarik diri, betapa terkejut nya dia saat melihat senjata milik nya berlumuran daraah. Dia juga melihat ada bercak darah segar di atas seprai, seketika otak nya kembali bekerja.
"Tunggu, apa dia masih virgin?"
........
🌻🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
shadowone
pantas naren susa moveon dari mantannya rupanya mereka uda kenal luar dalam.
2023-10-04
2
Yani
Dua insan yang kena jebakan
2023-07-17
1
Uneh Wee
yah. bobol deh samma naren kasiian ayu
2023-05-11
1